Bupati Limu Minta Masyarakat untuk Menjaga dan Melestarikan Lingkungan

oleh -195 Dilihat

Suara-ntt.com, Waibakul-Lingkungan merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya tugas dan tanggung jawab pimpinan perangkat daerah, sekelompok atau dinas teknis tetapi menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat yang ada.

“Karena ini menjadi kita bersama maka saya minta kepada semua komponen termasuk masyarakat yang ada untuk menjaga dan melestarikan lingkungan alam yang ada,” kata Bupati Sumba Tengah, Paulus K. Limu ketika melakukan penanaman pohon di Lokasi Mata Air Sotu, Desa Mataredi, Kecamatan Katiku Tana, Jumat (24/1/2020).

Limu mengatakan, ekositem antara manusia dan alam itu merupakan satu kesatuan sehingga masyarakat harus sadar akan pentingnya mencintai dan menjaga serta melestarikan alam dan lingkungan.

Dikatakan, revolusi hijau ini merupakan program Gubernur NTT yaitu Revolusi Hijau untuk NTT bangkit dan NTT sejahtera.

“Di Sumba Tengah kita juga melaksanakan Gerakan yang dinamakan Gerakan Revolusi Hijau (GRASIA) dan dilakukan dari bulan Januari hingga bulan Maret 2020.

Gerakan ini mengajak dan menghimbau segenap komponen masyarakat dan pemangku kepentingan di Sumba Tengah serta perangkat daerah untuk menjaga keseimbangan alam lewat penanaman pohon dalam upaya memperbaiki, melestarikan, menjaga dan menyelamatkan lingkungan,” kata mantan Inspektur Provinsi NTT ini.

Lebih lanjut kata dia, Gerakan Revolusi Hijau (GRASIA) pada tahun 2020 ini, difokuskan pada tiga lokasi Sumber Air yaitu Laigoli, Waipallu dan Sotu.
Dengan demikian, gerakan tersebut harus melibatkan segenap komponen masyarakat agar sumber air ini tetap terjaga dengan baik.

Pemda Sumba Tengah Kampanyekan Gerakan ANTIK

Pada kesempatan itu Bupati Limu kembali mengkampanyekan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Tengah dengan gerakan Anti Plastik (ANTIK).

“Sampah plastik merupakan bahaya yang dapat mengancam kita. Untuk itu kita harus nyatakan perang melawan sampah plastik.

Sebagai Kabupaten yang baru mekar dengan keindahan alam yang masih murni jika sampah plastik tidak diperangi bersama maka akan berdampak pada kesehatan tubuh kita dan menimbulkan penyakit,” tuturnya.

Menyadari bahaya sampah plastik tersebut, pemerintah daerah sepakat membuat sebuah gerakan yang dinamakan gerakan Anti Plastik (ANTIK) sehingga kedepan Kabupaten Sumba Tengah bebas dari sampah plastik.

“Jika kita mencintai generasi di Kabupaten ini, marilah kita memberikan edukasi dan pemahaman kepada mereka mulai dari sekarang, jangan kita tunggu kapan mereka sadar,” imbuhnya.

Dikatakan, masyarakat harus diberi pemahaman untuk sadar akan pentingnya mencintai dan menjaga keseimbangan alam dan lingkungan. Betapa pentingnya ekosistem antara manusia dan alam serta Pencipta-Nya sehingga alam Sumba Tengah selalu terlihat indah dan eksotik.

Untuk diketahui bahwa kegiatan penanaman pohon di sumber air Sotu sebanyak 1.500 anakan pohon. Kegiatan tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Sumba Tengah, Daniel Landa, Asisten Tata Pemerintahan dan Kesos, Asisten Tata Perekonomian, Pimpinan Perangkat Daerah bersama seluruh staf dan tenaga kontrak, Danramil Katiku Tana beserta jajarannya, Kapolsek Katiku Tana beserta jajarannya, Camat Katiku Tana, Kepala Desa Mataredi serta masyarakat. (Hiro Tuames/Humas Sumba Tengah).