Suara-ntt.com, Waingapu-Di tengah dinamika politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang kerap memicu konflik atau perpecahan, Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema, menunjukkan komitmennya sebagai pemimpin yang peduli terhadap kerukunan antar umat beragama di Tanah Flobamora.
Dalam safari politiknya di Kabupaten Sumba Timur pekan lalu, Ansy Lema menyempatkan diri bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumba Timur di Kecamatan Kota Waingapu. Pada kesempatan tersebut, Wakil Ketua MUI Sumba Timur, Haji Iliyas Ismail, menyampaikan bahwa NTT memerlukan sosok pemimpin yang mampu menjaga harmoni antar umat beragama di tengah dinamika politik yang ada.
“NTT membutuhkan calon gubernur yang bisa menjaga kerukunan antar umat beragama. Harus mampu merangkul semua kalangan,” ujar Haji Iliyas di Waingapu.
Menanggapi hal ini, Ansy Lema mengungkapkan bahwa dirinya selalu menjaga silaturahmi dengan tokoh-tokoh keagamaan sebagai bagian dari komitmennya untuk memelihara keutuhan dan kerukunan di provinsi yang dikenal dengan julukan Nusa Terindah Toleransi ini. Ia menegaskan, nilai-nilai keberagaman sudah tertanam dalam dirinya sejak kecil, karena berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi nilai perbedaan dan keberagaman antara agama Nasrani dan Muslim.
“Setiap kali saya berkunjung ke suatu daerah, saya selalu bersilaturahmi dengan tokoh-tokoh agama, baik dari Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), maupun MUI. Ini adalah komitmen yang telah saya pegang sejak lama,” kata alumni Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) itu.
Ansy Lema juga menekankan bahwa Waingapu adalah kota multikultural yang kaya akan adat istiadat dan keindahan alam. Keberagaman yang ada di sana menjadi modal besar yang perlu dijaga agar kerukunan antar umat beragama tetap terpelihara. Selain itu, menurut mantan Anggota DPR RI ini, menjaga kerukunan di NTT, khususnya di Sumba Timur, dapat mendukung pengembangan potensi ekonomi yang ada, terutama di sektor pariwisata.
“Waingapu adalah tempat yang terbuka dan multikultural. Potensi pariwisatanya sangat besar dan membutuhkan kolaborasi dari semua umat beragama untuk berkembang,” ujarnya.
Dengan komitmen ini, Ansy Lema berharap dapat terus merawat harmoni di NTT dan mendukung pembangunan di Pulau Sumba melalui kolaborasi lintas sektoral. ***