Cagub Ansy Lema Sebut Masyarakat Sudah Cerdas Memilih Figur di Pilgub NTT

oleh -162 Dilihat

Suara-NTT com, Kupang-Calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu Yohanis Fransiskus Lema atau yang akrab disapa Ansy Lema mengatakan bahwa masyarakat NTT hari ini telah menjadi pemilih cerdas yang berfokus pada kualitas personal, penilaian visi-misi dan rekam jejak para calon pemimpin di NTT.

Ungkapan tersebut disampaikan Ansy Lema pasca pemamparan hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indikator Politik pada Rabu (9/10/24). Survei tersebut dilakukan dari tanggal 28 September-5 Oktober 2024 dengan 2.720 responden. Tingkat toleransi kesalahan atau margin of error plus minus 2,6 pereen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei lembaga yang dipimpin oleh Prof. Burhanuddin Muhtadi ini memberikan data terbaru bahwa dalam simulasi tiga pasangan calon, pasangan Ansy-Jane menempati urutan pertama dengan persentase suara 36,6 persen. Lalu, pasangan Melki Laka Lena-Johni Asadoma pada posisi kedua dengan 27,4 persen, dan pasangan Simon Petrus Kamlasi-Andrianus Garu dengan persentase 23,9 persen.

“Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Burhanuddin Muhtadi. Dari hasil survei ini, saya melihat bahwa masyarakat NTT adalah para pemilih yang cerdas. Betul-betul melihat pada kualitas tiap pasangan yang maju, rekam jejak, berikut visi misi yang diusung,” ujar Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tersebut pada Kamis (10/10/24).

Dari hasil survei, terlihat bahwa mayoritas responden yang tersebar di seluruh wilayah NTT tidak lagi terpengaruh dengan sentimen-sentimen primordial. Misalnya, data survei menunjukkan bahwa sebesar 76,4 persen masyarakat NTT mengaku tidak masalah jika Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) memiliki etnis yang berbeda dengan dirinya.

Terdapat pula sebesar 82,1 persen masyarakat NTT yang tidak mempersoalkan latar belakang agama dari Cagub-Cawagub NTT. Kemudian, sebanyak 57,1 persen responden menyampaikan tidak masalah dengan jenis kelamin atau gender cagub-cawagub NTT.

Mantan Juru Bicara Ahok ini mengungkapkan, dalam survei terbaru Indikator ini, terdapat fakta menarik. Bahwa, konstituen partai pengusung Melki-Johni dan Simon-Adrianus ternyata mendukung dirinya.

Data menunjukkan empat (4) dari 11 parpol yang masuk dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Melki-Johni, namun pemilih partai tersebut justru menjadi pendukung terbesar pasangan Ansy-Jane. Pertama, Partai Demokrat. Sebanyak 44,7 persen konstituen Partai Demokrat mendukung pasangan dengan tagline Manyala Kaka, sementara hanya 21,3 persen mendukung Melki-Johni
Kedua, Partai Amanat Nasional (PAN). Partai dengan Ketua Umum Zulkifli Hasan ini memilih Ansy-Jane dengan persentase 42 persen. Persentase ini mengungguli pasangan Melki-Johni yang tercatat 28,5 persen.

Ketiga, Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai yang dulunya merupakan identitas dari Jane Natalia Suryanto ini, dalam survei terbaru Indikator mencatat sebanyak 56,8 persen konstituen PSI mendukung Ansy-Jane. Sementara, dukungan terhadap Melki-Johni hanya 16,3 persen.

Keempat, Partai Perindo. Basis pemilih milik Hary Tanoesoedibjo ini mendukung Ansy-Jane dengan perolehan 41,2 persen. Sedangkan, sebesar 17,4 persen memilih Melki-Johni.

Fakta menarik lainnya adalah Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan pengusung paket Siaga, ternyata menjadi basis dengan konstituen terbesar yang mendukung Ansy-Jane sebesar 33,1 persen. Sedangkan, sebanyak 31,6 persen mendukung Simon-Adrianus dan 26,8 persen mendukung Melki-Johni.

Kemudian, PKB. Sebanyak 35,6 persen konstituen PKB mendukung Ansy-Jane, lalu 29,4 persen mendukung Simon-Adrianus, dan sebesar 19,2 persen mendukung Melki-Johni.

Selanjutnya, sebesar 63,0 persen konstituen PKS mendukung Ansy-Jane, 18,3 persen mendukung paket Siaga, dan 9,2 persen mendukung Melki-Johni.

“Ini menunjukkan bahwa pemilih di NTT, meskipun berasal dari konstituen partai tertentu, ternyata memiliki preferensi yang berbeda mengenai sosok pemimpin yang akan mereka pilih secara langsung. Hal ini berarti mereka melihat pada figur. Tidak terpengaruh dengan partai pengusung. Juga, pada sentimen etnis, agama ataupun gender,” terang Ansy Lema.

Lebih lanjut, pria berdarah Ende-Belu ini melihat bahwa basis suara dirinya memang berasal dari para nelayan, petani, dan peternak. Kondisi ini terlihat dari data survei yang mencatat sebanyak 38 persen pemilih yang berprofesi sebagai petani/peternak/nelayan memilih Ansy-Jane.

“Data ini adalah awal yang baik bagi saya dan Jane. Ini adalah survei pertama setelah ada kepastian siapa calon gubernur dan wakil gubernur yang bertarung. Kita bekerja selama kurang lebih satu bulan setelah pendaftaran dan ternyata mendapatkan hasil yang baik. Ingatlah bahwa tidak ada jalan pintas menuju kesuksesan. Kesuksesan dapat dicapai melalui kristalisasi keringat dan perjuangan,” tutupnya.***