Site icon Suara NTT

Curahan Hati Kepala BI NTT terkait Berita Layanan Mobile dan Internet Banking Bank NTT Tak Berizin

Keterangan Foto: Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT, Stevanus Donny Heatubun Beri Penjelasan kepada Wartawan di Kantor BI Perwakilan NTT pada Selasa, 17 Januari 2022. (Foto Hiro Tuames)

Suara-ntt.com, Kupang-Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan NTT, Stevanus Donny Heatubun ikut merasakan dan prihatin terkait berita layanan mobile banking dan internet banking Bank NTT  yang belum berizin dan memperoleh persetujuan Bank Indonesia.

Donny menerangkan, isu yang berkembang di publik bahwa sejumlah layanan digital di Bank NTT dibekukan BI karena tak berizin. Namun dalam surat klarifikasi itu disebutkan sebagai pembinaan. Bukan pembekuan.

“Surat itu sebetulnya sifatnya pembinaan kepada Bank NTT. Kalau dibekukan semuanya tentu tidak bisa digunakan. Tapi faktanya tidak seperti itu,” ungkap Donny kepada wartawan pada Selasa, 17 Januari 2022.

Dikatakan, hal seperti itu bisa berdampak negatif terhadap image Bank NTT. Selain itu dirinya heran koq bisa surat yang bersifat rahasiapun bisa beredar dan diposting secara utuh.

“Ini sangat berbahaya bagi Bank NTT. Entah kenapa surat kepada Bank NTT yang sifatnya rahasia pun bisa beredar. Diposting secara utuh, itu kan nggak pas juga. Itu akibatnya sangat berbahaya untuk Bank NTT,” keluhnya.

Menurutnya, industri perbankan sangat membutuhkan kepercayaan masyarakat sehingga isu-isu yang bisa mengganggu kenyamanan, baik untuk pihak perbankan maupun terhadap masyarakat sebaiknya dikonfirmasi dengan baik sebelum diberitakan.

Dijelaskan, saat ini Bank NTT diminta untuk melengkapi perizinan yang ada. Dan hanya berlaku untuk layanan digital saja sehingga  tidak boleh menambah usernya.

“Jangan membuat isu untuk membuat Bank NTT susah lagi. Dan isunya tolong jangan disebar ke mana-mana, kasihan Bank NTT,”pintanya.

Lebih lanjut kata dia, nasabah Bank NTT tetap bisa menggunakan aplikasi mobile banking Bank NTT yang ada. Hanya saja, penambahan fitur-fitur yang baru harus mendapat izin dari BI.

Ditegaskan, tugas Bank Indonesia adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter serta mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. Bukan untuk memeriksa dan mengawasi bank-bank yang ada.

“Tugas kita bukan untuk periksa dan awasi semua bank yang ada,”tegasnya.

Dalam kesempatan itu dirinya berkomitmen akan selalu berkolaborasi dengan wartawan guna memberi edukasi terkait perkembangan ekonomi dan keuangan kepada masyarakat. (Hiro Tuames)

Exit mobile version