Dalam Kurun Waktu 50 Tahun Terakhir, AKB di NTT Turun dari 80 Persen

oleh -254 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Berdasarkan data Badan Pusat Statustik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)dalam Rentang waktu 50 Tahun terakhir (Periode 1971-2022) terjadi penurunan angka kematian bayi (AKB)di NTT lebih dari 80 persen.

AKB mengalami penurunan secara signifikan dari 154 per 1.000 kelahiran hidup pada SP1971 menjadi 25,67 per 1.000 kelahiran hidup pada Long Form Sensus Penduduk 2022 (LF SP2020).

“Peningkatan persentase bayi yang mendapat imunisasi lengkap, serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI membuat bayi semakin mampu bertahan hidup,”papar Statistik Ahli Madya BPS Provinsi NTT, Yezua H.F.H. Abel saat jumpa pers secara virtual pada Senin, 30 Januari 2023.

Menurut hasil LF SP2020, kata Abel, AKB NTT paling tinggi adalah sebesar 44,37 per 1.000 kelahiran hidup yang berada di Kabupaten Sabu Raijua. Sedangkan angka paling rendah berada di Kota Kupang sebesar 15,21 per 1.000 kelahiran hidup.

Dijelaskan, berdasarkan hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 (LF SP200) tercatat mencapai 5,05 dari Angka Kematian Anak (AKA).

“Ini artinya terdapat sekitar 5-6 kematian anak berumur 1-4 tahun, selama periode satu tahun diantara 1.000 kelahiran hidup,” terangnya.

Sementara untuk Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi NTT sebesar 316. Artinya terdapat 316 kematian perempuan pada saat hamil, saat melahirkan atau saat masa nifas per 100.000 kelahiran hidup.

“Terkait angka kematian penduduk usia dini, hasil LF SP2020 menghasilkan tiga indikator angka kematian yaitu Angka Kematian Bayi (AKB) untuk kematian bayi berumur 0-11 bulan (Infant Mortality Rate), Angka Kematian Anak untuk usia 1-4 Tahun (Child Mortality Rate) dan Angka Kematian Balita untuk semua kematian anak dibawah usia tepat 5 tahun (Under 5 Mortality Rate),” urainya.

Dia menerangkan, angka migrasi seumur hidup hasil LF SP2020 naik lebih dari enam kali lipat dari hasil SP197. Dimana selama lima dekade angka migrasi risen cenderung berfluktuasi, dengan capaian tertinggi sebesar 2,23 persen pada hasil LF SP2020

Dikatakan, ada sekitar 5-6 orang per 1.000 penduduk NTT yang berusia 5 tahun ke atas beraktivitas di luar kabupaten/kota tempat tinggalnya dan pergi-pulang secara rutin pada hari yang sama. Dan jenis kesulitan/gangguan yang paling banyak dialami penduduk NTT adalah gangguan berjalan/naik tangga

“Hanya ada sekitar setengah dari penduduk generasi Post Gen Z  yang memiliki kemampuan berbahasa daerah baik di keluarga maupun di tetangga atau kerabat,”ujarnya.

Dia menambahkan, persentase rumah tangga di NTT yang menempati rumah yang memenuhi syarat ketahanan bangunan sebesar 61,11 persen. (Hiro Tuames)