Debat Kedua Pilgub NTT: Ansy-Jane Siapkan Strategi Berdayakan Nelayan, Petani, dan Peternak

oleh -185 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Debat kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) NTT akan berlangsung pada Rabu (6/11/24).

Pasangan calon nomor urut satu, Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane), siap menyampaikan visi-misi mereka yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan, petani, dan peternak di NTT.

Ansy Lema mengungkapkan konsep mereka untuk membangun NTT dari desa dan pulau-pulau kecil, di mana banyak masyarakat bekerja sebagai nelayan, petani, dan peternak.

Menurutnya, desa adalah jantung perekonomian NTT yang membutuhkan peningkatan kesejahteraan secara signifikan.

“Kita memiliki konsep membangun NTT dari desa dan pulau-pulau kecil. Desa menjadi sumber kemiskinan NTT yang harus mengalami kemajuan dan kesejahteraan. Desa adalah tempat penghidupan para petani, peternak, dan nelayan,” ujar Ansy kepada media pada Senin, 4 November 2024.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTT menunjukkan bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 28,10 persen terhadap ekonomi daerah, yang mendominasi pendapatan provinsi dengan jumlah penduduk 5,6 juta jiwa ini. Ironisnya, meski menjadi penopang ekonomi, kelompok nelayan, petani, dan peternak justru banyak yang berada di garis kemiskinan ekstrem.

“Jika ingin menyejahterakan masyarakat NTT, maka berdayakan tiga sektor utama ini. Kita harus hadirkan program konkret yang membangun desa, memberdayakan, dan menyejahterakan mereka,” tegas mantan Anggota DPR RI tersebut.

Strategi Terobosan untuk Meningkatkan Kesejahteraan

Ansy menjelaskan bahwa peningkatan kesejahteraan di NTT membutuhkan pemimpin yang inovatif dan kreatif dalam mengatasi keterbatasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Menurut data, pendapatan daerah NTT tahun 2024 tercatat sebesar Rp 5,164 triliun, yang terdiri dari Rp1,773 triliun Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Rp3,388 triliun Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat (PTPP), serta pendapatan hibah sebesar Rp 2,55 miliar. Dari jumlah tersebut, sekitar 67 persen berasal dari pemerintah pusat, sehingga hanya 33 persen yang dihasilkan oleh PAD.

“Dengan keterbatasan fiskal ini, ditambah beban utang pemerintahan sebelumnya yang masih harus dibayar hingga tahun 2029, kita perlu mencari sumber pembiayaan alternatif untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” jelas Ansy.

Sebagai calon gubernur satu-satunya yang berpasangan dengan seorang perempuan, Jane Natalia Suryanto, Ansy juga menyebutkan rencana mencari pendanaan dari pihak ketiga melalui kerja sama dengan organisasi masyarakat sipil (Civil Society Organization/CSO) atau lembaga non-pemerintah (Non-Governmental Organization/NGO), serta skema Kerja Sama Daerah dengan Pihak Ketiga (KSDPK) dan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha Swasta (KPBU).

Di samping itu, Ansy menyatakan komitmennya untuk meningkatkan PAD dengan mengoptimalkan potensi yang ada di NTT. “Realisasi PAD NTT lima tahun terakhir berkisar antara Rp1,1 triliun hingga Rp1,4 triliun. Ini harus kita genjot agar PAD kita meningkat,” pungkasnya.

Debat besok diharapkan menjadi ajang bagi pasangan Ansy-Jane untuk memaparkan program mereka secara lebih mendalam kepada masyarakat NTT, terutama bagi sektor-sektor utama yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Dengan tagline “Manyala Kaka,” pasangan ini optimis mampu membawa perubahan bagi masyarakat NTT. ***