Suara-ntt.com, Kupang-Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi NTT ‘gandeng’ atau berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi NTT mengembangkan Desa Model di daerah itu.
Ketua Dekranasda Provinsi NTT, Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, program pengembangan Desa Model tersebut sudah rintis bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa sejak tahun 2020 lalu.
“Program ini kita rintis bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa sejak tahun 2020 lalu. Dan pada tahun kedua yakni 2021 ini kita sudah memiliki kurang lebih 44 Desa Model yang tersebar di seluruh wilayah NTT sesuai permintaan harus ada peningkatan sehingga bukan hanya satu desa tetapi bisa sampai lima desa tiap kabupaten,” kata Bunda Julie kepada wartawan usai melakukan pertemuan dan silahturami bersama Komisi II dan Komisi IV DPRD Provinsi NTT pada Rabu, 4 Agustus 2021.
Dikatakan, Pemerintah Provinsi NTT melalui Dekranasda, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Bappelitbangda sepakat mendukung kerja sama yang komprehensif dalam mengembangkan Desa Model di seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur.
Dalam pertemuan tersebut, dirinya menyampaikan tentang upaya pengembangan Desa Model yang ada di NTT. Dan mengenalkan lebih dekat pengembangan Industri kreatif seperti kain tenun dan kerajinan tangan lainnya yang diproduksi masyarakat dengan inovasi baru yang merupakan ciri khas dan jati diri masyarakat NTT.
Dijelaskan, program Desa Model tersebut digagas Dekranasda NTT dan disambut baik Dinas PMD, Disperindag, Bappelitbangda dan direspon Pemerintah Kabupaten.
“Kita berharap dengan hadirnya Desa Model tersebut kedepan semakin berkembang dan dikenal masyarakat luas baik ditingkat Nasional maupun Internasional,” ujar anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem ini.
Menurutnya, saat ini setiap kabupaten di NTT memiliki banyak potensi yang harus didorong dan dikembangkan. Kemudian ditambah lagi infrastruktur penunjangnya terbatas, seperti sumber daya manusia (SDM), permodalan dan pemasaran yang masih bergantung pada dukungan pemerintah daerah.
“Tentunya hal inilah yang mendorong Dekranasda NTT berkolaborasi dengan Komisi II dan Komisi IV yang membidangi program ini, sekaligus berharap dukungan dan petunjuk dari komisi dan dinas teknis,”ungkapnya.
Sementara Ketua Komisi II DPRD Provinsi NTT, Kasimirus Kollo mengapresiasi langkah dan terobosan dari Dekranasda NTT yang luar biasa memberi perhatian serta mendukung Pemerintah dengan spirit NTT Bangkit NTT Sejahtera demi peningkatan ekonomi masyarakat.
“Harapan kita semoga hal ini dapat terus meningkatkan kreativitas baik yang berkaitan dengan Desa Model maupun program-program lainnya. Tentunya hal ini sebagai upaya Dekranasda untuk membantu pemerintah lewat program- program demi kesejahteraan masyarakat di NTT,” kata Kasimirus.
“Dekranasda NTT selanjutnya akan berkolaborasi dengan DPRD, Pemerintah Kabupaten/Kota melalui program kerja yang bersinergi. Hal ini sangat dibutuhkan dalam memberdayakan para pelaku usaha dan kerajinan yang ada di NTT,” tambahnya.
Dikatakan, Dinas PMD, Disperindag dan Bappelitbangda Provinsi NTT sebagai perpanjangan tangan disetiap daerah baik di tingkat kabupaten maupun kota sehingga tentu menjadi dasar dan langkah strategis dalam pelaksanaan program Desa Model di NTT kedepan.
”Melalui kerjasama tersebut, nantinya Tim Dekranasda akan menggali potensi dari setiap kabupaten di NTT yang akan dijadikan sebagai pilot project, edukasi, akses permodalan, pemasaran, dan lain sebagainya,”pungkasnya. (Hiro Tuames)