Diantar Tim Pemenangan, Paket SPK-AG Tutup dan Kunci Pintu Pendaftaran di PSI

oleh -310 Dilihat

Keterangan Foto: Balon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi -Andrianus Garu Daftar di Kantor DPW PSI NTT pada Selasa, 2 Juni 2024. (Foto Hiro Tuames)

Suara-ntt.com, Kupang-Bakal calon (balon) Gubernur Provinsi NTT, Simon Petrus Kamlasi (SPK) dan Wakil Gubernur Provinsi NTT, Andrianus Garu (AG) dengan tagline ‘Siaga’ resmi mendaftar di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi NTT pada Selasa, 2 Juni 2024.

Bakal calon Wakil Gubernur NTT, Adrianus Garu bersama rombongan diterima langsung oleh Ketua DPW PSI Provinsi NTT, dr. Christian Widodo didampingi Sekertaris DPW PSI Provinsi NTT, Jainudin, Wakil Ketua sekaligus Ketua Desk Pilkada DPW PSI NTT, Kanisius To dan Ketua DPD PSI Kota Kupang, Filmon Loasana.

Untuk diketahui bahwa paket SPK-AG menjadi bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT terakhir yang mendaftar di PSI NTT.

Ketua DPW PSI NTT, dr. Christian Widodo mengatakan, mekanisme di PSI adalah menutup pendaftaran baru dilakukan survey. Karena sejauh ini sudah ada beberapa bakal calon baik sebagai Gubernur maupun Wakil Gubernur NTT yang sudah mendaftar di PSI NTT.

“Mungkin pak Simon Petrus Lakamnasi dan pak Andre Garu menjadi bakal calon terakhir yang mendaftar. Memang dalam jadwal pendaftaran bakal calon di tutup pada akhir bulan Juli 2024. Namun jika tidak ada calon yang mendaftar lagi maka kita tutup dan kunci pendaftaran karena akan dilakukan survey yang ditentukan oleh DPP PSI,”kata Christian Widodo kepada wartawan.

Dia menyebut Simon Petrus Lakamnasi dan Andre Garu sebagai orang muda. “Kami bangga bahwa NTT punya putra-putri terbaik yang mau mengorbankan segalanya untuk kebaikan daerah ini. Hal ini juga sama seperti saya melepaskan jabatan anggota DPRD Provinsi NTT untuk maju sebagai bakal calon Wali Kota Kupang,”ungkap anggota DPRD Provinsi NTT ini.

“Kalau kita mau hidup enak saya dengan pak Andre mungkin di Jakarta sana sudah menjadi lawyer (pengacara, red) dan penghasilannya jauh lebih baik. Namun kami ada sesuatu yang ingin dibangun sehingga kami bersedia mengorbankan segala hal. Dan saya selalu sampaikan dimana-mana bahwa hidup yang tanpa pernah dipertaruhkan sesungguhnya tidak pernah dimenangkan. Jadi kalau kita tidak pernah pertaruhkan apa-apa dalam hidup mau santai saja dan berada dalam zona nyaman maka kita tidak pernah menang apa-apa dalam hidup. Saya percaya bahwa pak Andre punya semangat yang sama sehingga mau turun ke bawah untuk membangun daerah ini,”ucapnya.

“Komitmen pak SPK dan pak Andre saya percaya karena akan diikuti dengan konsistensi. Karena tanpa komitmen anda tidak pernah memulai sebuah pekerjaan dan tanpa konsistensi anda tidak bisa mengakhiri sebuah pekerjaaan,”tambahnya.

Lebih lanjut kata dia, PSI menerapkan budaya buttem up bukan top down artinya selalu berproses dari bawah ke atas. Bukan dari atas ke bawah.

Ia menambahkan, bakal calon yang biasa mendaftar terakhir biasanya tersimpan dengan baik.
“Ya…Biasanya simpan yang terbaik untuk yang terakhir. Safe the best for the last,”disambut dengan penuh tawa.

Sementara itu bakal calon Wakil Gubernur NTT, Andrianus Garu mengatakan, dirinya bersama pak Simon Petrus Kamlasi mendaftar di PSI NTT sebagai rumah sendiri. Karena dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029, Partai Gerindra dan PSI berkoalisi dengan Partai Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora, Garuda serta partai lainnya.

“Hari ini saya datang daftar di PSI sebagai rumah sendiri. Karena dalam pilpres juga kita sama-sama partai koalisi berjuang menangkan pak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka,”kata Andre.

“Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus DPW PSI NTT yang telah menerima kami,”ungkap anggota DPD RI periode 2014-2019 ini.

Dia menjelaskan alasan mereka maju sebagai bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT karena ingin berbuat dan mempersembahkan yang terbaik untuk kemajuan daerah NTT dengan berbagai persoalan yang dihadapi saat ini.

“Kita harus bangun bersama-sama jangan ada polarisasi dalam kelompok tertentu. Tapi sekarang kita berjalan dan bekerja bersama dengan melibatkan semua stakeholder yang ada,”jelasnya.

Dikatakan, sudah saatnya untuk merubah paradigma berpikir agar maju ke depan. “Walaupun itu nanti empat sampai lima paket kita harus duduk satu meja untuk membahas dan berdiskusi hal ini. Kalau pemimpinnya damai pasti daerah ini bisa berubah tergantung dari pola pikir pemimpinnya sehingga kita hadir disini untuk kerja,”ucapnya.

Ia mengaku sejauh ini pihaknya telah melakukan komunikasi-komunikasi politik dengan beberapa pimpinan partai politik di NTT. ***