Diduga Lupa Matikan Kompor, Empat Warung di Kupang Ludes ‘Dilalap’ si Jago Merah

oleh -239 Dilihat

Suara-ntt com, Kupang-Sedikitnya empat rumah semi permanen yang digunakan untuk menjual bahan sembako dan lain sebagainya yang berlokasi di Desa Penfui Timur, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) ludes ‘dilalap’ si jago merah alias api, pada Sabtu, 22 April 2023.

Saat kebakaran terjadi, semua pemilik warung sedang melaksanakan shalat Idulfitri di Masjid Oesapa Kota Kupang.

Empat bangunan semi permanen yang terbakar tersebut antara lain; satu warung berjualan pakaian bekas, dua warung berjualan aneka minuman, sembako, dan cemilan, serta satu bangunan potong rambut.

“Awalnya asap mengepul, saya kira tetangga sedang membakar sampah, tapi selang dua menit begitu, ternyata kebakaran sehingga empat bangunan itu ludes semua,” kata warga setempat bernama Lala.

“Api semakin menyebar saya langsung menghubungi pemilik pangkas rambut untuk memberitahukan kejadiannya, sehingga sesaat kemudian dia datang tapi tidak bisa berbuat apa-apa,”ungkapnya.

Lala mengungkapkan, kebakaran itu dimulai dari warung penjual pakaian rombengan. Kemudian menyebar ke warung sembako milik Budi. Sesaat kemudian semua warung di sekitarnya lokasi ludes terbakar.

“Mulanya kami lihat asap dari dalam warung pakaian rombengan. Kami yang ada di sekitaran lokasi, semua panik karena api semakin menyebar,” ungkapnya.

Untuk diketahui saat kejadian itu salah satu pemilik warung bernama Budi sedang shalat id di Oesapa, Kota Kupang sehingga tidak mengetahui kebakaran yang meludeskan warungnya.

“Kalau Budi punya itu api menyebar dari dalam rumah karena sebelum kejadian, Budi bersama keluarganya pergi shalat sehingga warung tidak ada yang jaga,”ujarnya.

Sedangkan warga lainnya bernama Marten (65) menduga pemilik warung atas nama Budi tidak sempat mematikan kompornya saat hendak pergi shalat id, karena api mulai menyebar dari dalam rumah Budi.

“Tapi ini kita belum tahu jelas penyebab utamanya seperti apa. Yang jelas itu di belakang warung Budi itu sampah plastik dan dedaunan kering cukup banyak,”ungkapnya.

Setelah pulang sholat Budi hanya bisa menangis ketika melihat warung miliknya hangus terbakar bersama uang tabungannya berjumlah Rp 50 juta dalam brankas. Akibat kejadian ini, kerugian ditaksir mencapai Rp100 juta lebih. (HT)