Diduga Perjalanan Dinas Dirut Bank NTT dan Kadiv Rencorsec Melebihi Jumlah Hari Kerja di Tahun 2022

oleh -169 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Patut diduga dalam setahun perjalanan dinas Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dan Kepala Divisi (Kadiv) Perencanaan dan Coorporate Secretary (Rencorsec), Endry Wardono melebihi (lebih dari, red) jumlah hari kerja di tahun 2022.

Pemegang Saham Seri B Bank NTT, Amos Corputy ketika dimintai tanggapannya terkait dana perjalanan dinas Dirut Alex sekitar Rp 913 juta dan Kadiv Endry sekitar Rp 2,7 miliar (termasuk staf, red). Jumlah tersebut sangat fantastis bila dibandingkan dengan Direktur dan Kadiv lain di Bank NTT.

Amos menduga biaya perjalanan Dirut Bank NTT dan Kadiv Rencorsec melampaui/lebih dari jumlah hari kerja dalam setahun. “Coba saja adik hitung nilai perjalanan dinas tersebut dibandingkan dengan lunsum per hari, mungkin dalam setahun Pak Dirut tidak pernah ada di kantor karena perjalanan dinasnya bisa saja melebihi jumlah hari kerja dalam setahun,” ungkap Amos yang juga mantan Dirut Bank NTT di Era Gubernur Piet A. Tallo.

Begitu pula, lanjut Amos, realisasi biaya perjalanan dinas Kadiv Rencorsec yang nilainya sangat fantastis. “Dimana ada Dirut disitu ada Kadiv Rencorsec. Tidak mengherankan jika dana perjalanan dinas Divisi Rencorsec bisa mencapai Rp 2,7 miliar. Ini jumlah yang sangat fantastis” tandasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun tim media ini, biaya/lunsum perjalanan dinas Dirut Bank NTT sekitar Rp 3.250.000/hari. Sementara jumlah hari kerja dalam sebulan sebanyak 22 hari kerja. Atau setahun sekitar 264 hari kerja. Jika dikurangi hari libur nasional dan cuti bersama maka jumlah hari kerja dalam setahun sekitar 250 hari kerja.

Jika nilai perjalanan dinas Dirut ARK pada tahun 2022 sebesar Rp 913.545.391 dibagi dengan jumlah biaya/lunsum perhari (sekitar Rp 3.250.000), maka diperoleh jumlah hari perjalanan dinas Dirut Alex dalam tahun 2022 sebanyak 281 hari. Padahal jumlah hari kerja normal dalam setahun hanya sekitar 250 hari kerja. Dengan demikian ada kelebihan jumlah hari perjalanan dinas Dirut sekitar 31 hari dari jumlah hari kerja normal dalam tahun 2022.

Dirut Bank NTT dan Kadiv Rencorsec yang dikonfirmasi tim media ini melalui pesan WhatsApp/WA sejak Sabtu (21/1/23) pagi tidak memberikan respon hingga berita ini ditayangkan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Kepala Divisi serta karyawan Bank NTT menghabiskan anggaran Perjalanan Dinas tahun 2022 hingga Rp 17.427.682.634 atau sekitar Rp 17,4 miliar. Bahkan terjadi pembengkakan realisasi anggaran melampaui pagu anggaran perjalanan dinas tahun 2022 sebesar Rp 2.567.482.634 atau sekitar Rp 2,5 miliar. Penggunaan dana tersebut dinilai sebagai pemborosan.

Berdasarkan data yang dihimpun Tim Media ini dari Laporan Bank NTT Tahun 2022, bank plat merah ini mengalokasikan pagu anggaran perjalanan dinas sebesar Rp 14.860.200.000 atau sekitar Rp 14,9 Milyar. Dana tersebut dialokasikan untuk perjalanan dinas Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Rp 3.455.100.000; Pejabat & Karyawan Rp 10.290.600.000; dan Pihak Lain Rp 1.114.500.000.

Dari pagu anggaran tersebut, para Komisaris, Direksi, Kepala Divisi dan karyawan Bank NTT hingga Desember 2022 menghabiskan anggaran hingga Rp 17.427.682.634 (Rp 17,4 miliar) atau melampaui pagu anggaran sebesar Rp 2.567.482.634 atau sekitar Rp 2,5 miliar.

Di kalangan Komisaris dan Direksi, anggaran perjalanan dinas terbesar digunakan oleh Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Aleks Riwu Kaho, yakni sebesar Rp 913.545.391. Padahal pagu anggaran perjalanan dinas Dirut hanya sebesar Rp 668.700.000. Dengan demikian, terjadi ‘pembengkakan’ realisasi melampaui pagu dana perjalanan dinas Dirut sebesar 130 persen.

Sementara di jajaran Pejabat (Kadiv, red) dan karyawan Bank NTT, Divisi Rencorsec (Perencanaan & Coorporate Secretary) menggunakan dana perjalanan dinas paling besar, yakni mencapai Rp 2.717.690.012 atau sekitar Rp 2,7 miliar.

Ada perbedaan yang sangat mencolok jika realisasi belanja perjalanan dinas Divisi Rencorsec tersebut dibandingkan dengan 14 divisi lainnya. Ada 10 divisi yang dana perjalan dinasnya sangat kecil, yakni berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 800 juta. Sedangkan 4 divisi lainnya, yakni Divisi Riset dan Pengembangan, Umum, Kredit Mikro dan Divisi Dana menghabiskan anggaran perjalanan dinas berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 1,4 miliar.

Dirut Bank NTT, Aleks Riwu Kaho yang dikonfirmasi Tim Media ini melalui pesan WA sejak Senin (16/1/24) sekitar Pukul 08.00 WITA, tidak memberikan respon hingga berita ini ditayang walaupun pesan itu telah dibacanya. Alex malah mengirim berita klarifikasi dari BI tentang Mobile Banking dan STN Banking yang tak berizin pada pada Pukul 17:23 WITA

Sementara Kepala Divisi Rencorsec Bank NTT, Endry Wardono yang dikonfirmasi terkait dana perjalanan dinas tersebut via pesan WhatsApp/WA pada Jumat (13/1/23), tidak memberikan respon. Endry kembali dikonfirmasi pada Sabtu (14)1/23), namun Endry berpura-pura tak tahu. “Klasifikasi (maksudnya klarifikasi, red) apa om?” tulisnya.

Namun setelah dikonfirmasi ulang, Endry enggan memberikan penjelasan. “Itu bukan ranah beta,” tulisnya.

Bahkan Endry mengatakan bahwa data yang diperoleh media ini hanya sekedar prank. “Pak dapat dari siapa? Prank itu,” elaknya.

Endry terus dikonfirmasi terkait penggunaan dana perjalanan dinas oleh dirinya, namun Ia terus mengelak. “Sorry eee bta ada kerja banyak,” tulis Endry.

Pemegang saham seri B Bank NTT, Amos Corputy (juga mantan Dirut Bank NTT, red) yang dimintai tanggapannya, Sabtu (15/1/23) menilai penggunaan dana perjalanan dinas hingga Rp 17,4 miliar

Suara-ntt.com, Kupang-Patut diduga dalam setahun perjalanan dinas Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dan Kepala Divisi (Kadiv) Perencanaan dan Coorporate Secretary (Rencorsec), Endry Wardono melebihi (lebih dari, red) jumlah hari kerja di tahun 2022.

Pemegang Saham Seri B Bank NTT, Amos Corputy ketika dimintai tanggapannya terkait dana perjalanan dinas Dirut Alex sekitar Rp 913 juta dan Kadiv Endry sekitar Rp 2,7 miliar (termasuk staf, red). Jumlah tersebut sangat fantastis bila dibandingkan dengan Direktur dan Kadiv lain di Bank NTT.

Amos menduga biaya perjalanan Dirut Bank NTT dan Kadiv Rencorsec melampaui/lebih dari jumlah hari kerja dalam setahun. “Coba saja adik hitung nilai perjalanan dinas tersebut dibandingkan dengan lunsum per hari, mungkin dalam setahun Pak Dirut tidak pernah ada di kantor karena perjalanan dinasnya bisa saja melebihi jumlah hari kerja dalam setahun,” ungkap Amos yang juga mantan Dirut Bank NTT di Era Gubernur Piet A. Tallo.

Begitu pula, lanjut Amos, realisasi biaya perjalanan dinas Kadiv Rencorsec yang nilainya sangat fantastis. “Dimana ada Dirut disitu ada Kadiv Rencorsec. Tidak mengherankan jika dana perjalanan dinas Divisi Rencorsec bisa mencapai Rp 2,7 M. Ini jumlah yang sangat fantastis” tandasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun tim media ini, biaya/lunsum perjalanan dinas Dirut Bank NTT sekitar Rp 3.250.000/hari. Sementara jumlah hari kerja dalam sebulan sebanyak 22 hari kerja. Atau setahun sekitar 264 hari kerja. Jika dikurangi hari libur nasional dan cuti bersama maka jumlah hari kerja dalam setahun sekitar 250 hari kerja.

Jika nilai perjalanan dinas Dirut ARK pada tahun 2022 sebesar Rp 913.545.391 dibagi dengan jumlah biaya/lunsum perhari (sekitar Rp 3.250.000), maka diperoleh jumlah hari perjalanan dinas Dirut Alex dalam tahun 2022 sebanyak 281 hari. Padahal jumlah hari kerja normal dalam setahun hanya sekitar 250 hari kerja. Dengan demikian ada kelebihan jumlah hari perjalanan dinas Dirut sekitar 31 hari dari jumlah hari kerja normal dalam tahun 2022.

Dirut Bank NTT dan Kadiv Rencorsec yang dikonfirmasi tim media ini melalui pesan WhatsApp/WA sejak Sabtu (21/1/23) pagi tidak memberikan respon hingga berita ini ditayangkan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Kepala Divisi serta karyawan Bank NTT menghabiskan anggaran Perjalanan Dinas tahun 2022 hingga Rp 17.427.682.634 atau sekitar Rp 17,4 miliar. Bahkan terjadi pembengkakan realisasi anggaran melampaui pagu anggaran perjalanan dinas tahun 2022 sebesar Rp 2.567.482.634 atau sekitar Rp 2,5 miliar. Penggunaan dana tersebut dinilai sebagai pemborosan.

Berdasarkan data yang dihimpun Tim Media ini dari Laporan Bank NTT Tahun 2022, bank plat merah ini mengalokasikan pagu anggaran perjalanan dinas sebesar Rp 14.860.200.000 atau sekitar Rp 14,9 Milyar. Dana tersebut dialokasikan untuk perjalanan dinas Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Rp 3.455.100.000; Pejabat & Karyawan Rp 10.290.600.000; dan Pihak Lain Rp 1.114.500.000.

Dari pagu anggaran tersebut, para Komisaris, Direksi, Kepala Divisi dan karyawan Bank NTT hingga Desember 2022 menghabiskan anggaran hingga Rp 17.427.682.634 (Rp 17,4 miliar) atau melampaui pagu anggaran sebesar Rp 2.567.482.634 atau sekitar Rp 2,5 miliar.

Di kalangan Komisaris dan Direksi, anggaran perjalanan dinas terbesar digunakan oleh Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Aleks Riwu Kaho, yakni sebesar Rp 913.545.391. Padahal pagu anggaran perjalanan dinas Dirut hanya sebesar Rp 668.700.000. Dengan demikian, terjadi ‘pembengkakan’ realisasi melampaui pagu dana perjalanan dinas Dirut sebesar 130 persen.

Sementara di jajaran Pejabat (Kadiv, red) dan karyawan Bank NTT, Divisi Rencorsec (Perencanaan & Coorporate Secretary) menggunakan dana perjalanan dinas paling besar, yakni mencapai Rp 2.717.690.012 atau sekitar Rp 2,7 miliar.

Ada perbedaan yang sangat mencolok jika realisasi belanja perjalanan dinas Divisi Rencorsec tersebut dibandingkan dengan 14 divisi lainnya. Ada 10 divisi yang dana perjalan dinasnya sangat kecil, yakni berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 800 juta. Sedangkan 4 divisi lainnya, yakni Divisi Riset dan Pengembangan, Umum, Kredit Mikro dan Divisi Dana menghabiskan anggaran perjalanan dinas berkisar antara Rp 1 miliar hingga Rp 1,4 miliar.

Dirut Bank NTT, Aleks Riwu Kaho yang dikonfirmasi Tim Media ini melalui pesan WA sejak Senin (16/1/24) sekitar Pukul 08.00 WITA, tidak memberikan respon hingga berita ini ditayang walaupun pesan itu telah dibacanya. Alex malah mengirim berita klarifikasi dari BI tentang Mobile Banking dan STN Banking yang tak berizin pada pada Pukul 17:23 WITA

Sementara Kepala Divisi Rencorsec Bank NTT, Endry Wardono yang dikonfirmasi terkait dana perjalanan dinas tersebut via pesan WhatsApp/WA pada Jumat (13/1/23), tidak memberikan respon. Endry kembali dikonfirmasi pada Sabtu (14)1/23), namun Endry berpura-pura tak tahu. “Klasifikasi (maksudnya klarifikasi, red) apa om?” tulisnya.

Namun setelah dikonfirmasi ulang, Endry enggan memberikan penjelasan. “Itu bukan ranah beta,” tulisnya.

Bahkan Endry mengatakan bahwa data yang diperoleh media ini hanya sekedar prank. “Pak dapat dari siapa? Prank itu,” elaknya.

Endry terus dikonfirmasi terkait penggunaan dana perjalanan dinas oleh dirinya, namun Ia terus mengelak. “Sorry eee bta ada kerja banyak,” tulis Endry.

Pemegang saham seri B Bank NTT, Amos Corputy (juga mantan Dirut Bank NTT, red) yang dimintai tanggapannya, Sabtu (15/1/23) menilai penggunaan dana perjalanan dinas hingga Rp 17,4 miliar yang sebagian besar oleh pimpinan Bank NTT tersebut merupakan pemborosan dana.

“Bagi saya, penggunaan dana perjalanan dinas sebesar itu, terutama oleh Dirut yang hampir Rp 1 miliar dan Kadiv Rencorsec merupakan pemborosan. Kenapa saya bilang begitu? Karena mereka tidur bangun di hotel untuk urusan yang sebenarnya tidak perlu,” kritiknya. (HT/tim)