Dokter Christian Widodo dan Keluarga Hibahkan Tanah untuk Pembangunan Monumen Flobamora Rumah Pancasila

oleh -284 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Calon Walikota Kupang, Dr. Christian Widodo, bersama keluarganya, menyerahkan hibah tanah seluas 5.000 meter persegi kepada Pemerintah Provinsi NTT pada 3 September 2017.

Hibah tersebut ditujukan untuk pembangunan Monumen Flobamora Rumah Pancasila, simbol persatuan dan cinta tanah air yang berlokasi di dekat Pelabuhan Tenau, Kupang. Prosesi penyerahan dilakukan di ruang kerja Gubernur NTT kala itu, Frans Lebu Raya, disaksikan oleh notaris Alex Djari.

“Kami merasa ini adalah bagian dari tanggung jawab kami untuk memberikan sesuatu yang berharga bagi negara. Tanah ini kami hibahkan untuk pembangunan Monumen Flobamora Rumah Pancasila sebagai simbol nilai-nilai kebangsaan, persatuan, dan semangat cinta tanah air,” ujar Theo Widodo, ayah dari Dr. Christian Widodo, dalam wawancara pada Sabtu (21/09/24).

Menurut Theo, keputusan keluarga untuk memberikan tanah ini muncul setelah diskusi pada 1 Juni 2017, di mana mereka sepakat untuk berkontribusi dalam pembangunan monumen tersebut. Theo juga menyebut bahwa Dr. Christian Widodo, sebagai sosok nasionalis, sangat mendukung proyek ini.

“Anak saya, Christian, mengatakan kepada saya saat itu, ‘Jangan tanyakan apa yang sudah negara berikan pada kita, tapi apa yang bisa kita berikan pada Ibu Pertiwi lebih dulu.’ Ini adalah semangat yang menggerakkan kami,” kenang Theo.

Monumen Flobamora Rumah Pancasila direncanakan berbentuk burung Garuda yang siap terbang, melambangkan Pancasila yang lahir di NTT dan membawa nilai-nilai tersebut ke seluruh Nusantara. Rencana pembangunan monumen ini dimulai sejak 2017 dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya. Monumen ini akan dilengkapi diorama, galeri Bhineka Tunggal Ika, teater, perpustakaan, dan fasilitas untuk pengunjung yang memungkinkan mereka melihat pemandangan Kota Kupang dari puncak kepala Garuda.

Theo berharap agar para pemimpin daerah yang terpilih, termasuk Gubernur dan Walikota Kupang, dapat mendukung kelanjutan pembangunan monumen ini, meskipun sempat terhenti karena masalah hukum.

“Kami ingin memberikan warisan kepada anak cucu kita, agar mereka selalu ingat bahwa Indonesia adalah rumah kita bersama yang harus kita rawat. Ini adalah kontribusi kecil kami untuk bangsa,” ujar Theo menutup wawancara.

Sikap Patriotik yang Langka

Pius Rengka, mantan Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi NTT, mengapresiasi langkah keluarga Widodo yang bersedia menghibahkan tanah strategis tersebut untuk pembangunan monumen. Pius menyebut ini sebagai bentuk nasionalisme yang langka, mengingat letak tanah tersebut yang berada di dekat Pelabuhan Tenau, Kupang.

“Ini adalah langkah yang sangat patriotik. Tidak mudah bagi seseorang untuk memberikan tanah seluas itu, apalagi di lokasi yang sangat strategis. Keluarga Widodo menunjukkan semangat pengorbanan yang patut dicontoh oleh kita semua,” ungkap Pius. I

a juga menjelaskan bahwa gagasan pembangunan monumen ini pertama kali dicetuskan oleh FPK NTT saat dirinya masih menjabat sebagai ketua, dan meskipun sempat mengalami kendala, ia berharap proyek ini dapat segera dilanjutkan.

“Kami berharap monumen ini bisa segera terwujud, karena selain sebagai simbol Pancasila, monumen ini juga akan menjadi tempat yang mendidik generasi muda untuk selalu mencintai tanah air dan mengingat pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tambahnya.

Monumen Flobamora Rumah Pancasila diharapkan menjadi salah satu landmark penting di Kota Kupang dan menarik perhatian wisatawan, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. ***