Site icon Suara NTT

Empat Kabupaten dan Satu Kota di NTT Terapkan Metode CAPI dalam SP2020 Lanjutan

Koordinator Reformasi Birokrasi Satu Data dan Statistisi Madya BPS Provinsi NTT, Indra Achmad S. Sori Memberikan Penjelasan Terkait SP2020 Lanjutan. (Foto Hiro Tuames)

Suara-ntt.com, Kupang-Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini baru empat (4) kabupaten dan satu (1) kota yang menerapkan atau menggunakan metode Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI) dalam kegiatan pendataan Sensus Penduduk 2020 (SP2020) Lanjutan di tahun 2022.

Ke-4 kabupaten dan satu kota itu antara lain Kabupaten Manggarai, Ngada, Lembata, Timor Tengah Selatan (TTS) dan Kota Kupang. Sementara hampir seluruh kabupaten lainnya di NTT menggunakan metode Paper Assisted Personal Interviewing (PAPI).

“Jadi hampir semua kabupaten di NTT pada tahapan wawancara menggunakan kuesioner berbasis kertas dan hanya empat kabupaten dan satu kota yang menggunakan gadget/gawai,” kata Koordinator Reformasi Birokrasi Satu Data dan Statistisi Madya BPS Provinsi NTT, Indra Achmad S. Souri dalam pemaparan materinya pada kegiatan Sosialisasi SP2020 Lanjutan di Aula Kantor BPS Provinsi NTT pada Selasa, 7 Juni 2022.

Dikatakan, kedua metode itu digunakan untuk memperoleh data menghitung parameter demografi baik itu kematian, kelahiran dan lain sebagainya.

“Kami BPS selalu independen dalam menyajikan data yang diperoleh dari masyarakat dengan metodologi yang benar dan obyektif,”ungkapnya.

Dijelaskan, kegiatan sensus penduduk online sudah dilakukan pada tanggal 15 Pebruari sampai bulan Maret 2020 kemudian diperpanjang hingga bulan Mei 2020.

Kemudian dilanjutkan dengan SP2020 September dengan pendekatan door to door untuk memastikan setiap penduduk telah tercatat dalam SP2020 (belum sempat isi SP2020 Online secara mandiri).

Karena adanya pandemi COVID-19 dan refocussing anggaran maka SP2020 (long form) Lanjutan baru dilaksanakan di tahun 2022. Dimana dasarnya adalah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik. Dan itu merupakan dasar pelaksanaan sensus penduduk 2020.

Untuk diketahui bahwa sensus penduduk pertama kali diselenggarakan pada tahun 1961 dan setiap tahun yang berakhiran nol akan dilakukan sensus penduduk. Dan tahun 2020 adalah sensus penduduk ke-7.

Selain sensus penduduk kata dia ada sensus pertanian dan ekonomi. Dan visi besar dari sensus penduduk 2020 adalah bagian indikator untuk mendapatkan data kependudukan.

Di sensus penduduk short form masih mencakup statistik dasar kependudukan yang nota bene belum mencakup rencana pembangunan MDGs atau RPJMN. Itu masih membicarakan komposisi, distribusi dan soft copy. Untuk aspek-aspek yang mengarah kepada stabilitas, perumahan, imigrasi, kelahiran, kematian baru ada dalam SP2020 Lanjutan dalam pertanyaan yang lebih panjang sebanyak 25 halaman dan memiliki kuesioner dengan menggunakan aplikasi gadget dan PAPI (paper berbasis kuesioner kertas).

Saat ini kata dia sedang dilakukan proses pencacahan atau pendataan mulai dari 1 sampai 30 Juni 2022.

“Evaluasi pencapaian pembangunan ini akan kita dapatkan setelah proses ini berlanjut bahwa ada aspek kependudukan yang menjadi bagian dari MDGs dan RPJMN,”ungkapnya.

Lebih lanjut kata dia, dasar kebijakan pembangunan di Indonesia menuju Indonesia Emas tahun 2045. Ini merupakan misinya Presiden Joko Widodo. Dimana Indonesia di tahun 2045 adalah masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

“Ini kita sudah melewati bonus demografi. Penduduk kita pada saat Indonesia Emas itu mencapai empat tujuan karena penguasaan teknologi informasi hampir seluruh masyarakat mengetahui dan menguasainya,”ucapnya.

“Tahun 2021 kita rencana untuk melanjutkan sensus penduduk long form ini namun ditunda karena refocussing anggaran sehingga pada tahun 2022 baru dilaksanakan sensus penduduk 2020 lanjutan,”tambahnya.

Dalam paparan itu Indra Achmad juga mengatakan, SP2020 sifatnya tidak hanya populasi 5 persen dari jumlah penduduk di masing-masing wilayah yang ambil secara sampel. Karena dalam melakukan sensus penduduk itu membutuhkan biaya yang besar, waktu yang cukup lama, tenaga yang banyak dan ketelitian yang luar biasa dengan aspek-aspek yang dirancang untuk mendapatakan jumlah komposisi dan distribusi penduduk melalui pendekatan sampel survey.

Selain itu BPS juga melakukan survey dampak kopi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Dan media adalah bagian keluarga dari BPS dalam menyuarakan kepentingan aspek-aspek yang menyentuh kependudukan, sosial, ekonomi termasuk berita soal BPS itu sendiri. (Hiro Tuames)

Exit mobile version