Suara-ntt.com, So’e-Gegara memindahkan jaringan perpipaan air yang melewati halaman rumahnya warga Desa Naip Kecamatan Noebeba, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Nusa Tenggara Timur (NTT) dikeroyok sekelompok anggota Linmas hingga babak belur.
Korban tersebut di ketahui bernama, Edi Kause. Dimana korban bukan saja dipukul dan diinjak wajahnya bahkan diikat bersama istrinya Marta Liunesi oleh seorang anggota linmas, Desa Naip. Kejadian brutal ini diketahui terjadi di Desa Naip, Kecamatan Noebeba, Kabupaten TTS. Aksi arogansi Anggota Linmas dan Sekelompok masyarakat ini sempat direkam oleh warga dan diviralkan di berbagai media sosial (medsos).
Intan Benafa POSPERA TTS Butuh ATENSI PUBLIK UNTUK MEMBANTU USUT KASUS INI Virall ANGGOTA APARAT DESA MENGANIAYA MASYARAKAT. YANG TERJADI DI “DESA NAIP, KECAMATAN: ΝΟΕΒΕΒΑ KAB TTS. Korban atas nama Edi kause dan Marta Liunesi. KEJADIAN BERMULA DARI PIPA AIR MELINTAS KEBUN KORBAN. KORBAN MEMINTA PIHAK UNTUK DI PINDAHKAN NAMUN APARAT DESA TIDAK MERESPON. Lalu korban berinisiatif untuk memindahkan pipa air tersebut. Lalu terjadilah penganiayaan. Postingan video berdurasi 2 menit 21 detik di akun group facebook Flobamora Tabongkar viral dan mendapatkan berbagai ragam komentar
Tampak dalam video tersebut Edi Kause, diikat tangannya dan melilitkan di seluruh tubuhnya dengan sebuah tali nilon putih. Sementara wanita berbaju merah mudah yang diduga istrinya mencoba melerai aksi brutal tersebut dengan memohon belas kasihan kepada anggota Linmas tersebut
Bukannya merasa iba terhadap korban, akan tetapi, anggota Linmas dengan pakaian Linmas lengkap membanting korban dan istrinya hingga menginjak korban tepat di wajahnya. Tampak korban memohon ampun dan meminta aksi brutal tersebut di hentikan, tapi anggota linmas dan sejumlah masyarakat terus menghakimi korban. Sementara di video lain tampak di rumah korban, selain korban diintimidasi, diancam bahkan ada yang melempar rumah korban.
Kepala Desa Naip, Marthen Koa, yang berhasil konfirmasi media, Selasa (26/03) pagi, menjelaskan bahwa kejadian tersebut terjadi pada hari, Selasa (19/3/2024) pagi.
Kejadian tersebut berawal dari proyek pengerjaan jaringan perpipaan yang awalnya melewati halam rumah Edy Kause
“Setelah pasca pemasangan. Tim teknis mencoba melakukan uji coba penyaluran air bersih, akan tetapi selang beberapa minggu yang bersangkutan menolak untuk pemasangan jaringan perpipaan melewati halaman rumahnya. Kemudian yang bersangkutan bongkar jaringan pipa tersebut dan mengeluarkan keluar dari pagar miliknya, lalu pipa tersebut dipotong oleh bersangkutan,” jelas Kepala Desa Naip.
Selanjutnya dijelaskan Marthen Koa, bahwa kepala dusun dua melakukan pendekatan dengan bersangkutan. Tetapi, dalam tahapan pendekatan yang bersangkutan melayangkan pukulan kepada kepala dusun.
Usai mendapat pukulan, Kepala Dusun adukan tindakan ini kepada Kepala Desa. Selanjut Kepala Desa memerintahkan anggota Linmas untuk menjemput bersangkutan.
“Tujuan menjemput bersangkutan untuk datang ke Kantor Desa guna menyelesaikan persoalan pembongkaran jaringan perpipaan tersebut,” katanya.
Dia juga merasa heran awalnya sebelum pemasangan jaringan perpipaan tersebut yang bersangkutan tidak mempersoalkan, tetapi saat uji coba yang bersangkutan lakukan pembongkaran. Saat ditanya media, terkait aksi penganiayaan oleh anggota Linmas terhadap bersangkutan Kepala Desa mengelak dan tidak tahu menahu soal aksi brutal tersebut.
Ia menegaskan bahwa anggota Linmas yang lakukan aksi penganiayaan tersebut, bukan atas perintahnya. “Waktu saya perintahkan mereka bukan untuk melakukan penganiayaan, tetapi menjemput bersangkutan untuk meyelesaikan persoalan pembongkaran pipa,” bebernya.
Dijelaskan bahwa pasca kejadian tersebut antara Linmas dan korban telah berdamai. Dan proses perdamaian tersebut berlangsung di Kantor Desa pada hari, Rabu (20/3/2024) pagi.***