Gereja, Gembala, dan Domba

oleh -201 Dilihat

Oleh: Verry Guru (Alumnus Pascasarjana IAKN Kupang)

Suara-ntt.com, Kupang-Artikel yang sederhana ini sesungguhnya tercipta karena kegembiraan yang meluap-luap pasca pengumuman dan penunjukkan Reverendus Dominus (RD) Hironimus Pakaenoni sebagai Uskup Agung Kupang pada Sabtu, 9 Maret 2024 pukul 19.00 WITA atau pukul 12.00 siang waktu Vatikan Roma. Yang menarik adalah pengumuman dan penunjukan tersebut diawali dengan Misa Kudus yang dipimpin Uskup (Emiritus) Petrus Turang. Bahkan Takhta Suci juga menunjuk Petrus Turang sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Agung Kupang (KAK).

Seorang Administrator Apostolik dalam kasus sede vacante memiliki sementara, semi permanen dan permanen. Seorang Administrator Apostolik memiliki karakter sementara apabila ia diberika mandat oleh Takhta Suci untuk memimpin sampai pada waktu pengambil-alihan jabatan secara kanonik oleh uskup terpilih. Seorang Administrator Apostolik sesuai dengan prinsip sede vacante nihil innovetur apabila(takhta lowong tak suatupun boleh diubah) menjalankan kepemimpinan pelayanan yang layak sebagaimana seorang Uskup Keuskupan, yang melekat padanya tugas untuk mengajar, menguduskan, dan memimpin, kecuali hukum menentukan lain.

Jika tak ada aral melintang maka Mgr. Hironimus Pakaenoni akan ditahbiskan menjadi Uskup Agung Kupang pada Kamis, 9 Mei 2024 bertepatan dengan Hari Raya Kenaikan Yesus ke Surga.

Gereja Katolik

Gereja merupakan tempat Allah bertakhta. Gereja adalah keluarga Allah yang dibangun atas landasan batu yang hidup yaitu Yesus Kristus. Karena itu, jika kita berbicara tentang Gereja maka yang dimaksud adalah manusianya; baik secara universal, lokal, maupun individual.

Paling tidak ada tujuh fungsi gereja yakni: kepemimpinan, doa, ibadah, pemuridan, penginjilan, persekutuan dan pelayanan. Tujuh fungsi ini merupakan kunci agar gereja lokal menjadi sehat dan bertumbuh secara Alkitabiah. Ketujuh fungsi ini ditopang dengan panca tugas gereja yakni: koinonia atau persekutuan; diakonia atau pelayanan; kerygma atau pewartaan; liturgy atau perayaan iman; dan marturia atau kesaksian. Lalu apa yang Yesus katakan tentang Gereja? Dapat dibaca dalam Injil Matius 16:18. Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak akan menguasainya.

Gembala dan Domba

Mgr. Hironimus Pakaenoni merupakan Uskup ketiga yang bertakhta di Keuskupan Agung Kupang. Uskup pertama ialah Mgr. Gregorius Monteiro, SVD yang ditunjuk Takhta Suci pada 13 April 1967. Beliau ditahbiskan oleh YM Uskup Agung Ende, Mgr. Gabriel Manek, SVD pada 15 Agustus 1967 di lapangan Frateran Merdeka Kupang dengan motto: Opus Justitiae Pax yang berarti Karya Keadilan adalah Damai. Karena sakit Mgr. Gregorius Monteiro, SVD wafat pada 10 Oktober 1997 diusia ke 73 tahun. Sebelumnya Takhta Suci telah menunjuk Uskup Coajutor KAK, Mgr. Petrus Turang pada 21April 1997 dan pentahbisan Uskup Coajutor pada 27 Juli 1997 oleh YM. Uskup Agung Jakarta Julius Kardinal Darmaatmaja, SJ di arena Fatululi Kupang. Mgr. Petrus Turang mengambil motto tahbisan uskup dari Kisah Para Rasul 10:38 yang berbunyi Petransiit Benefaciendo yang artinya Ia berkeliling sambil berbuat baik. Setelah berjalan, berkeliling dan berbuat baik selama kurang lebih 26-an tahun, Mgr. Petrus Turang terhitung sejak 9 Maret 2024 resmi purna tugas alias emiritus dan diganti dengan Mgr. Hironimus Pakaenoni yang mengusung motto: Pasce Oves Meas yang berarti Gembalakanlah domba-dombaKu. Motto ini terinspirasi dari Injil Yohanes 21:17. Cukup singkat statemen dan perintah Yesus kepada Petrus. Namun perintah ini sifatnya pelimpahan kewenangan yang berbentuk tanggungjawab dan pekerjaan yang cukup berat. Menjadi pertanyaan, mengapa penugasan ini didahului dengan pertanyaan? Hal ini diartikan bahwa Tuhan Yesus merasa kuatir dengan masa depan para pengikutNya. Karena mereka mau menerima penugasan tersebut maka para murid inipun disebut menjadi ‘gembala.” Sedangkan istilah dengan kata ‘Domba’ adalah orang percaya. Kemudian kata ‘gembala’ ditujukan kepada mereka yang diutus untuk menjadi pelayan rohani.
Pemakaian istilah dari dunia pertanian, yaitu kata ‘gembala’ dan ‘domba’ merupakan simbol kerendahan hati. Sedangkan hakekat gembala terhadap domba ingin menekankan karakter pelayanan. Istilah dalam pemberitaan Injil di gereja pun akhirnya mengadopsi pemakaian kata gembala dan domba. Karena hakiki Kerajaan Allah adalah untuk melayani dunia bukan untuk dilayani.

Di tikungan ini saya sangat yakin dan percaya Mgr. Hironimus Pakaenoni sanggup menjadi Gembala yang Baik di KAK. Ada tiga sifat Gembala yang Baik yakni masuk melalui gerbang; Gembala yang Baik mengenal dan memperhatikan domba-dombanya dan nyawa Gembala yang Baik diberikan bagi domba-dombanya. Selain itu, Gembala yang Baik harus memiliki kaki yang mampu untuk mencari sesama yang miskin; yang disisihkan; yang dianggap pendosa, bukan kaki yang hanya mencari keuntungan diri sendiri. Gembala yang Baik harus memiliki hati yang tulus, rendah hati, jujur; bukan hati yang sombong, pendendam, pemarah, dan yang cemburu. Domba sejati adalah mereka yang berbicara dan bertindak seperti Yesus. Yesus memberikan teladan bagaimana menjadi seorang Gembala yang Baik dimana Gembala yang Baik adalah Gembala yang merawat atau memelihara kawanan domba dengan sepenuh hati bahkan rela mengorbankan nyawanya bagi domba-dombanya. Sembari menunggu waktu pentahbisan Uskup pada 9 Mei yang akan datang; kita semua (entah sebagai gembala atau sebagai domba yang baik) senantiasa dan selalu berdoa agar kasih dan kemurahan Tuhan senantiasa menyertai usaha dan karya kita semua di hari-hari yang akan datang.

Sekali lagi apresiasi dan proficiat utk YM Uskup Agung Kupang terpilih, Mgr. Hironimus Pakaenoni; imam ‘sulung” diosesan Keuskupan Agung Kupang. Teruslah belajar dari Sang Gembala yang Baik dalam kerinduan untuk bersatu dengan Allah. ***