Grace Natalie bersama Pengurus DPW PSI NTT Kunjungi Petani Rumput Laut di Tablolong

oleh -188 Dilihat

Suara-ntt.com, Oelamasi-Wakil Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie bersama Pengurus DPW PSI Provinsi NTT mengunjungi petani rumput laut di Desa Tablolong Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu, 28 September 2022.

Dalam kunjungan itu Grace Natalie didampingi Sekertaris Jenderal (Sekjen) DPP PSI, Dea Tunggaesti, Ketua Dewan Pembina DPW PSI NTT, Jane Natalia Suryanto, Ketua DPW PSI NTT, dr. Christian Widodo, Sekertaris DPW PSI NTT, Junaidin, Wakil Ketua, Kanisius To, Wakil Ketua, Lorens Mila Dadi, Wakil Sekertaris, Aurum Titu Eki, Bendahara, Elisabet R. Kapa, Wakil Bendahara, Lindawati Mamo dan Pengurus DPW PSI NTT lainnya.

Kunjungan itu dilakukan untuk melihat secara langsung kegiatan dan aktivitas petani rumput laut di daerah tersebut.

Seperti yang disaksikan media ini, Grace Natalie begitu terpukau dengan hasil rumput laut yang dijemur dan dipajang sekitar perumahan warga dekat pantai Tablolong itu.

Karena penasaran dan ingin mengetahui lebih dalam soal budidaya rumpat akhirnya mantan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia itu berdiskusi dengan salah satu Ketua Kelompok Rumput Laut Cahaya Mandiri, Yefta Lay.

Dalam dialog itu, Yefta Lay menjelaskan secara detail soal budidaya rumput yang digeluti bersama anggota kelompoknya sejak tahun 2000 lalu.

Dirinya menceritakan suka duka ketika menggeluti usaha rumput laut selama puluhan tahun mulai dari budidaya, panen hingga memasarkan hasilnya kepada pengusaha.

Awalnya mereka merasa senang dan bersemangat karena hasil rumput sangat menjanjikan dan mencukupi kebutuhan dalam rumah tangga. Dimana harga rumput laut kering itu Rp 45 ribu/kilogram. Dan satu orang dalam satu kali panen itu mencapai 1 ton rumput laut kering. “Biasanya kita kumpul kalau sampai satu ton baru timbang,”ungkap Yefta.

Namun semua usaha itu pupus setelah ada Peraturan Gubernur (Pergub) dimana mengharuskan para petani agar hasil rumput laut yang ada tidak boleh dijual ke luar NTT yaitu ke Surabaya dan Jakarta.

“Mereka (Pemerintah Provinsi, red) larang kita tidak boleh jual ke luar daerah. Selain itu mereka juga patok harga hanya Rp 30 ribu/kilogram. Padahal kalau kita jual ke pengusaha lain itu harganya Rp 45 ribu per kilogram,”ucapnya.

Dikatakan, waktu itu Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT yang melakukan sosialisasi Pergub itu. “Dan waktu itu kita tantang mereka tapi mau bilang apa. Mereka juga hanya menjalankan tugas untuk mensosialisasikan itu.  Dan sebagai petani rumput kita merasa kecewa dengan hal itu,”terangnya.

“Saat itu saya mempertanyakan aturan itu. Apakah itu bisa mensejahterakan warga atau tidak,”balik bertanya.

Dia mengutarakan, selama ini mereka mendapat pelatihan budidaya rumput laut dari Laktamal VII Angkatan Laut dan ada sekitar 200 lebih petani rumput laut yang ada di Desa Tablolong.

“Kita dapat pelatihan dari Laktamal VII Angkatan Laut ada sekitar 100 orang karena kita ini merupakan kelompok binaan mereka. Waktu Seroja hasil rumput laut hilang semua dan kita tidak kerja lagi. Dan kita lima kelompok dapat dana CSR dari BI berkat usaha dari  Laktamal VII Angkatan Laut,”bebernya.

Lebih lanjut kata dia, saat ini di Desa Tablolong ada lima kelompok petani rumput laut dan satu kelompok ada 20 orang. Kemudian ada tambahan dua kelompok lagi dan semuanya adalah binaan dari Laktamal VII Angkatan Laut.

Dari tujuh kelompok itu ada satu kelompok rumput laut yang mengolah menjadi setengah jadi. Namun kapasitasnya masih sangat kecil. Dari Hasil olahan itu bisa menjadi dodol, kue, bakso dan lain sebagainya.

Sementara untuk pabrik sendiri kata dia ada tiga pabrik untuk pengolahan rumput laut kering dan satu pabrik timbang mentah.

Dia menambahkan, kualitas rumpat laut di NTT termasuk yang terbaik di dunia. Dengan demikian, biasa pengusaha yang datang beli itu dari Surabaya dan Jakarta.

Setelah melakukan kunjungan dan dialog bersama, Wakil Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie bersama Pengurus DPW PSI Provinsi NTT membagikan sembako  kepada warga setempat. (Hiro Tuames)