Gubernur Bakal Ambil Alih dan Pantau Empat Sekolah secara Khusus

oleh -275 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat merasa kecewa karena tak satupun SMA/SMK di NTT masuk kategori 200 sekolah unggulan atau terbaik di Indonesia.

Dengan melihat situasi dan kondisi yang ada maka dirinya bertekad untuk mengambil alih, memantau dan memutuskan empat sekolah untuk disupervisi secara khusus.

“Karena itu, saya sudah putuskan harus ada dua SMA dan SMK nanti kalian pilih sendiri empat sekolah itu yang nantinya langsung saya ambil alih untuk disupervisi dan dipantau secara khusus,” tegasnya saat melakukan kunjungan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Kamis, 23 Februari 2023.

Dia memberi sinyal dan ancaman kepada kepala sekolah dan guru-guru yang tidak becus jika mendengar informasi dan laporan.

“Saya akan berhentikan mendadak baik kepala sekolah maupun guru-gurunya jika tidak becus bekerja. Kalau masalahnya itu datang dari kepala sekolah maka diberhentikan. Begitu juga untuk guru-guru maupun kepala bidang yang bermasalah,”pintanya.

Ia meminta agar empat sekolah yang diambil alih dan dipantau secara khusus olehnya silahkan dipilih sendiri.

“Kalian pilih sendiri sekolahnya. Tapi kalau SMA sudah ada, yaitu SMA Negeri 1 Kupang dan SMA Negeri 6 Kupang. Tinggal dua nama SMK yang belum ada keputusan. Dalam dua hari ini saya sudah dapat keputusannya sekolah mana saja yang saya ambil alih langsung untuk menjadi sekolah berkualitas,”ungkapnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, keempat sekolah ini harus jadi sekolah berkualitas terbaik.

“Ini akan menjadi sekolah dalam sisa perjalanan saya sampai September 2023. Kita mau membuat model sekolah itu betul-betul berkualitas. Dan saya yakin yang hadir disini adalah kepala sekolah semua dan kita harus punya mimpi yang sama. Tapi ini tidak berarti, saya sudah ambil alih ini empat sekolah lalu sekolah yang lain malah mati. Jangan seperti itu, bukan begitu maksudnya. Karena saya hanya mau tahu, apa sih masalahnya? Uangnya kita punya, orang kita punya, sumber dayanya kita punya, programnya kita punya, kriteria semua ada. Kita bisa memahami kalau sekolah itu berada di pedalaman sana, kita mengertilah. Tetapi ini didalam Kota Kupang, ibukota Provinsi, masa kita tidak bisa masuk dalam 200 sekolah terbaik Indonesia,”ujarnya.

“Jadi saya empat sekolah, nanti saya minta Wakil Gubernur empat sekolah, Kepala Dinas dua sekolah, kita lihat perubahan dan perkembangannya. Untuk itu kalian kasih nama-nama sekolahnya untuk diawasi secara khusus oleh Gubernur, Wakil Gubernur dan Kepala Dinas,” tambahhya.

Dia menegaskan komitmennya untuk mengawasi langsung empat sekolah yang akan dijadikan sekolah berkualitas dan masuk dalam jajaran 200 sekolah terbaik Indonesia.

“Berikan saya kebanggaan. Saya tahu pasti ada yang tidak suka dengan cara saya ini. Tetapi yang penting hasil kerjanya bagus, itu saya suka. Karakter saya beda. Karena dinas ini adalah dinas yang betul-betul strategis, untuk itu harus mampu melahirkan manusia-manusia unggul. Kita harus bisa mengkreasikan karakter-karakter hebat dari guru dan juga kepala sekolah. Kualitasnya harus dapat ditunjukkan dan harus dapat diukur secara nasional karena di luar sana orang tidak pernah anggap Nusa Tenggara Timur,”pungkasnya.

“Saya minta Prof. DR. Willi Toisuta, untuk yang empat sekolah ini didampingi secara serius. Nanti saya juga turun secara pribadi. Karena itu programnya tolong dijelaskan ke saya, supaya saat turun ke lapangan saya tidak salah. Untuk itu saya juga minta pak kadis, satu atau dua orang yang bisa memberikan gambaran kepada saya dalam satu dua minggu ini. Saya tidak ada pilihan, mesti saya ambil alih supaya kita bisa cepat mengejar ketertinggalan kita, walaupun terlambat tapi ya lebih baik mulai dari pada tidak sama sekali,”tandasnya.

Dalam kesempatan itu dirinya memaparkan soal perkembangan angka stunting yang mengalami penurunan dari 42 persen menjadi 17 persen. Namun data itu membuat pemerintah pusat tidak percaya dan yakin sehingga terjadilah adu argumen.

“Mereka tidak percaya dengan data stunting yang kita paparkan. Itu menunjukan bahwa mereka tidak pernah yakini bahwa NTT itu bisa kerja bagus, sehingga meskipun kita kerja bagus mereka tidak percaya,”bebernya. (HT)