Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) berharap ke depan Provinsi NTT mempunyai rumah sakit jantung dan ginjal dengan perspektif pariwisata. Karena penyakit jantung merupakan jenis penyakit pembunuh nomor satu di dunia.
“Saya berharap ke depan NTT memiliki rumah sakit jantung dan ginjal dengan perspektif pariwisata, dikarenakan penyakit jantung merupakan jenis penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Dan orang NTT banyak mengkonsumsi air kapur sehingga potensi gangguan ginjal pada masyarakat pasti tinggi. Dengan demikian rumah sakit perlu kita siapkan dan kebijakan pemerintah dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat di kabupaten/kota,” kata Gubernur Viktor saat menerima audiens Direktur Utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita bersama tim, terkait dengan penetapan RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang jadi Rumah Sakit Jejaring Rujukan Kardiovaskuler (Gangguan pada jantung dan pembuluh darah) di ruang kerjanya pada Senin, 6 Desember 202.
Gubernur mengapresiasi Kementerian Kesehatan yang telah menetapkan kebijakan standar pelayanan terpadu dalam penanganan kardiovaskuler.
“Atas nama masyarakat dan Pemerintah NTT, kami menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Kesehatan yang telah menetapkan kebijakan standar pelayanan terpadu dalam penanganan Kardiovaskuler. Tentunya segala administrasi yang perlu kami lengkapi, dipastikan hari ini dapat diselesaikan,” ungkapnya.
“Rumah Sakit di NTT, kedepannya kita desain dengan perspektif pariwisata. Sebagaimana di Kota Kupang, setelah Rumah Sakit yang sementara pembangunan sampai pada tahapan finishing dan melakukan pelayanan, maka RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang akan kita desain pembangunannya dengan perspektif pariwisata,”tambahnya.
Dirinya mengungkapkan harapan terkait pemenuhan fasilitas kesehatan di NTT dan makna pelayanan kesehatan sebagaimana yang diungkapkan Mantan Gubernur NTT, Ben Mboi.
“Dalam mengatasi 50 persen kesehatan pasien, saya mengutip apa yang disampaikan alhmarum dr. Ben Mboi kepada saya Viktor, pasien itu bisa 50 persen sembuh manakala dokternya ramah dan rumah sakitnya bagus,”jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Dr. dr. Iwan Da Kota mengungkapkan komitmennya dalam menindaklanjuti kebijakan Kementrian Kesehatan terkait dengan keputusan Menteri Kesehatan RI nomor : HK. 01.07./MENKES/7128/2020 tanggal 24 November 2020 tentang status RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes kupang sebagai Rumah Sakit Jejaring Rujukan Kardiovaskuler.
“Saya bersama teman-teman, merupakan tim pengampu jejaring jantung seluruh Indonesia, terdapat 54 Rumah Sakit di 34 Provinsi se-Indonesia. Kami melakukan pembinaan dan pelayanan, dalam persiapan dua tahun ke depan harus sudah sesuai standar pelayanan pasien Jantung sesuai standar di RS. Harapan Kita,” ungkap Dirut Iwan.
“Kami terima kasih, Pak Gubernur Responnya sangat positif. Estimasi kami pasti NTT bakalan lebih cepat pengembangannya, sehingga masyarakat segera mendapat pelayanan yang baik, baik dari sisi tenaga kesehatanya, fasilitas kesehatan dan pendukung lainnya,”ujarnya
Selanjutnya Direktur RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang, Mindo Sinaga saat diwawancarai, mengungkapkan bahwa direktif dan arahan yang disampaikan oleh bapak Gubernur dalam bentuk penugasan, pastinya kita laksanakan, baik itu secara lisan maupun tertulis.
“Tadi saat audiens, bapak gubernur sudah menugaskan khusus kepada kami, sehingga kami menunggu hasil visitasi dari tim tersebut dalam bentuk rekomendasi. Ini menjadi acuan bagi kami dalam menyiapkan SDMnya, fasilitas kesehatan dan pendukung lainnya di tahun 2022 dan tahun 2023, gedung dan pelayanannya diharapkan sudah bisa beroperasi,” ungkap Mindo. (HT)