Suara-ntt.com, Kupang-Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) kembali menyerukan agar Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan tetap menjalankan fungsinya dengan baik di lapangan. Hal ini dikatakan Gubernur Laiskodat saat memimpin rapat dengan seluruh pimpinan OPD lingkup Pemerintah Provinsi NTT, yang berlangsung di Ruang Rapat Gubernur, Jumat (08/05/2020).
“Memang saat ini kita sedang terkapar dengan adanya covid-19 ini. Tetapi saya tidak mau hal ini menjadi alasan untuk kita tidak bekerja. Selagi kita menggunakan masker dan tetap menjaga jarak saat berada di lapangan, maka virus ini tidak akan tertular ke orang lain. Oleh karena itu sekali lagi saya mengharapkan agar ketiga dinas kemakmuran ini tetap Action di lapangan,” pinta Gubernur.
“Khusus Dinas Pertanian saya minta agar program TJPS yang tersebar di 17 Kabupaten di NTT ini agar secepat mungkin dilaksanakan. Dinas harus mendesain secara baik seluruh persiapan secara terperinci, agar program ini bisa berhasil. Lahannya dimana, luasnya berapa, berapa tenaga kerja yang akan terlibat, semuanya harus di data sehingga kerjanya terarah secara baik, dan harus segera laporkan bulan apa, tanggal berapa, hari apa dan jam berapa akan mulai tanam,” kata Gubernur.
Gubernur yang pada kesempatan ini didampingi oleh Wakil Gubernur NTT, meminta agar Dinas Pertanian juga selalu melakukan koordinasi dengan Dinas terkait.
“Jika ada lahan yang lokasinya jauh dari sumber air, maka segera komunikasi dengan Dinas Pertambangan agar dibuatkan sumur bor. Bisa juga berkoordinasi dengan Dinas PUPR untuk memastikan ketersediaan embung. Dinas Perindustrian dan Perdagangan juga harus terlibat. Koordinasi dengan Bank NTT dan buatkan Bumdes – Bumdes untuk menampung hasil panen. Cara ini agar para petani bisa terhindar dari para rentenir. Dinas Komunikasi dan Informatika siapkan aplikasi tekhnologi yang dapat menghubungkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten, bahkan sampai ke tingkat Desa sehingga setiap orang bisa memberikan informasi apabila ada kendala di lapangan. Sedangkan yang tidak kalah penting adalah Dinas Peternakan dalam menyiapkan sapi berkualitas, sehingga ketika hasil panennya dijual, uangnya dapat dipakai untuk membeli sapi. Dinas ini harus mendesain biomassa dari daun jagung dan batang jagung, sehingga tidak terbuang percuma. Dan khusus di pulau Sumba saya mau agar terpusat di Sumba Tengah, karena di sana lahannya masih sangat luas,” urai Laiskodat.
Orang nomor satu di NTT ini minta agar para pendamping mampu memberikan bimbingan secara baik kepada para petani.
“Saya minta agar para pendamping dapat menciptakan petani yang rajin dan bertanggung jawab. Harus bisa merubah budaya para petani. Jadikan mereka sebagai pengusaha pertanian,” tantang Gubernur.
“Saya juga minta agar kita semua bekerja secara serius dan bekerja dengan hati. Tugas kita adalah melayani rakyat agar mereka bisa sejahtera. Dan sebagai Gubernur saya juga minta agar seluruh rapat atau pertemuan yang berkaitan dengan program ini agar langsung dilakukan di lapangan, sehingga bisa langsung diikuti dengan pekerjaan,” kata Gubernur kepada seluruh peserta rapat.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Yohanis Oktovianus menjelaskan bahwa Program Tanam Jagung Panen Sapi ini tersebar di 17 Kabupaten di NTT selain Kota Kupang, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor, Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Nagekeo, dengan total lahan yang akan digarap sebesar 10.000 hektar.
Masih menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bahwa untuk program TJPS ini tersebar di 330 Desa dengan jumlah Kelompok Tani sebanyak 495 Kelompok, dan melibatkan 20.000 Petani. (Sam Babys/Staf Biro Humas dan Protokol NTT)