Site icon Suara NTT

Hasil Survei Indikator Politik Indonesia, Basis Pendukung Paslon Melki-Johni dan SPK-AG Beralih ke Paket Ansy-Jane

Suara-ntt.com, Kupang-Pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur NTT  periode 2024-2029 nomor urut 1, Yohanis Fransiskus Lema atau Ansy Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) meraih dukungan dari basis partai pendukung paket Melki-Johni maupun paket Siaga.

Ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Lembaga survei Indikator Politik Indonesia pimpinan Prof. Burhanudin Muhtadi yang dirilis, pada Rabu (9/10/25) siang. Dari data yang dipaparkan, terlihat basis pendukung parpol pengusung Melki-Johni maupun Siaga justru beralih mendukung Ansy-Jane.

Data menunjukkan ada 7 parpol yang basis pendukungnya justru memilih pasangan Ansy-Jane, yakni Partai Nasdem, Demokrat, PAN, PSI, PKB, PKS dan Partai Perindo. Untuk diketahui, Partai Demokrat, PAN, PSI dan Perindo adalah pendukung Melki-Johni sementara Nasdem, PKS dan PKB adalah pengusung Siaga.

Berdasarkan data survey yang dipaparkan, sebanyak 33,1 persen pendukung Partai Nasdem memilih Ansy Lema. Padahal Nasdem adalah parpol pengusung paket Siaga. Paket Siaga hanya didukung 31,6 persen dan 26,8 persen memilih Melki-Johni. Sisanya 8,5 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

Parpol pengusung Paket Siaga lainnya, yakni PKB juga menyumbang dukungan untuk Ansy-Jane sebesar 35,6 persen. Hanya 29,6 persen yang segaris dengan partai mendukung paket Siaga. Kemudian sebanyak 19,2 persen memilih Melki-Johni. Masih ada 15,9 persen yang tidak tahun atau tidak menjawab.

Demikian juga dengan PKS. Basis pendukung parpol pengusung paket Siaga ini mayoritas memilih Ansy-Jane. Angkanya mencapai 63 persen. Sisanya 18,3 persen memilih Siaga dan 9,2 persen mendukung Melki-Johni.

Selanjutnya, basis pendukung 4 parpol pengusung Melki-Johni juga beralih mendukung Ansy-Jane. PSI misalnya, walaupun mengusung Melki-Johni, sebanyak 56,8 persen pendukungnya memilih Ansy-Jane. Kemudian 19,3 persen memilih Siaga dan hanya 16,3 persen yang memilih Melki-Johni. Masih ada 7,6 persen yang belum menentukan pilihan.

Selain itu, pendukung Partai Demokrat juga mayoritas mendukung Ansy-Jane. Angkanya mencapai 44,7 persen. Sisanya 24,4 persen mendukung Siaga dan hanya 21,3 persen mendukung Melki-Johni. Sisa 9,5 persen belum menentukan pilihannya.

Hal yang sama juga terjadi pada pendukung PAN. Sebanyak 42 persen pendukungnya memilih Ansy-Jane dibanding 28,5 persen memilih Melki-Johni dan 25,9 persen memilih Siaga. Hanya 3,6 persen yang belum menentukan pilihan.

Sementara Partai Perindo, sebanyak 41,2 persen pendukungnya memilih Ansy-Jane, 27,3 persen memilih Siaga dan hanya 17,4 persen yang ada di kubu Melki-Johni. Masih ada 14,1 persen yang belum menentukan pilihan.

Hal menarik juga terjadi pada Partai Gerindra. Gerindra yang mendukung Melki-Johni, justru mayoritas pendukungnya memilih Siaga. Angkanya mencapai 37,8 persen. Kemudian 30,4 persen memilih Melki-Johni dan sebanyak 25,4 persen memilih Ansy-Jane. Masih ada 6,4 persen belum menentukan pilihan.

Sama halnya dengan Partai Hanura. Partai yang mendukung Ansy-Jane ini justru mayoritas pemilihnya mendukung Siaga. Total 35,3 persen pendukung Hanura memilih Siaga dan 33,7 persen memilih Ansy-Jane. sebanyak 18,9 persen memilih Melki-Johni dan 12,1 persen belum menentukan pilihan.

Pengamat Politik Universitas Nusa Cendana Yohanes Jimmy Nami mengatakan pergeseran persentase elektabilitas terjadi karena irisan dari konstituen yang selama ini sudah di-hire oleh Melki-Johni tereduksi oleh kerja-kerja politik yang dilakukan Simon Petrus Kamlasi dan Andre Garu (Siaga).

“Misalnya basis-basis referensi kepartaian, basis Golkar yang ada di TTS dan Kabupaten Kupang, cukup memberikan aksentuasi tersendiri ketika Siaga menyisir peta atau kantong-kantong partai pendukung Melki-Johni dengan isu-isu tertentu ditambah dengan isu putra daerah. Di sini Siaga cukup memberikan potret sebagai seorang yang memberikan rasa patriotisme misalnya. Ada sense of pride. Ini memberikan tekanan tersendiri,” jelas Jimmy.

Pakar Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana Rudi Rohi mengatakan ada temuan menarik, yakni para pendukung PSI tetap bersama Jane walaupun Jane sudah keluar dari PSI. PSI sendiri saat ini mendukung Melki-Johni. Sebaliknya, Partai Hanura yang mendukung Ansy-Jane justru pendukung terbesarnya mendukung Paket Siaga.

“Ini menunjukkan fenomena yang menarik. Kendati begitu, partai pengusung utama seperti PDIP dan Golkar, pendukungnya sebagian besar mendukung calon yang diusung partainya,” kata Rudi.

Hal berbeda ada di Nasdem. Nasdem mengusung Siaga, tapi berdasarkan hasil survei pendukung terbesar justru mendukung Ansy-Jane. Oleh karena itu, walaupun Ansy-Jane kehilangan sedikit pendukung Hanura ,tapi mereka berhasil mencuri dukungan dari pendukung PSI yang ada di koalisi Melki-Johni dan juga mencuri suara Nasdem yang mendukung Siaga.

“Bisa jadi ini suatu variabel penting yang membuat progresifitas elektabilitas Ansy-Jane meningkat dan leading saat ini,” kata Rudi.

Untuk diketahui, di Pilgub NTT 2024, pasangan nomor urut 1, Ansy-Jane didukung 4 parpol, yakni PDIP, Hanura, Partai Buruh dan PBB. Sementara paslon Melki-Johni didukung 11 parpol, yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN, PSI, Perindo, Gelora, PPP, Garuda, PKN dan Prima. Sedangkan paket Siaga didukung 3 parpol, yakni Nasdem, PKB dan PKS.

Untuk diketahui, secara umum dalam survei ini, pasangan Ansy-Jane berada di posisi teratas dengan 36,6 persen, disusul Melki-Johni 27,4 persen dan Siaga 23,9 persen.

“Pada simulasi tiga pasangan calon, pasangan Ansy-Jane menempati urutan pertama dengan persentase suara 36,6 persen. Lalu, pasangan Emanuel Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma (Melki-Johni) pada posisi kedua dengan 27,4 persen, dan pasangan Simon Petrus Kamlasi-Andrianus Garu (Siaga) dengan 23,9 persen,” ucap Pendiri dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Prof. Burhanuddin Muhtadi, M.A., Ph.D.

Burhanuddin mengatakan perbedaan suara Ansy-Jane dan Melki-Johni sebesar 9,2 persen. Sementara, perbedaan suara Melki-Johni dan Kamlasi-Garu tergolong tipis, yaitu 3,5 persen. Sisanya, sebanyak 12,1 persen adalah responden yang masih mengambang karena belum menentukan pilihan. ***

Exit mobile version