Suara-ntt.com, Jakarta-Kompetisi politik baik di tingkat pusat maupun daerah pada hakikatnya adalah pertarungan figur. Hal ini diungkapkan Direktur Riset Indonesian Presidential Studies (IPS) Arman Salam melihat dinamika politik menuju Pilpres 2024 mendatang.
“Figur yang elegan dimata publik memiliki potensi terbesar sebagai pemenang, aspek figur yang menjadi sorotan publik biasanya berawal dari track record kinerja positif yang populer atau fenomenal yang mampu menghipnotis publik, ditambah citra yang terus terjaga adalah modal besar kontestan,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (13/5/2021).
Namun begitu, kata Arman, perlu digaris bawahi dalam kontestasi ada syarat administrasi yang harus di penuhi terkait dukukungan partai sebagai syarat wajib pencalonan. Menurutnya, Presiden Jokowi adalah salah satu king maker terhadap bulat lonjongnya hasil pilpres nanti. Selain kekuatan figur, Jokowi juga memiliki kekuatan penuh birokrasi dan sumber sumber finansial yang bisa dikendalikan.
Dari sisi kepertaian Jokowi juga mampu melakukan penetrasi dalam penentuan terhadap calon calon yang direstui partai. “Mengingat posisi Jokowi yang bisa melakukan bergaining jabatan baik menteri atau sejenisnya terhadap partai untuk mendorong calon tertentu sesuai yang di inginkan,” tutur dia.
Lebih lanjut Arman menilai, tentu Jokowi tidak akan gegabah dalam menentukan pilihan dukungan untuk kontestasi nanti. Selain Jokowi sebagai kader PDI Perjuangan, ia terikat dengan kepentingan partai dan kecenderungannya sebagai penguasa dua periode yang membuatnya lebih teliti dalam mengusung pasangan calon.
“Dinamika politik dan potensi kemenangan masih dinamis menuju 2024 namun kalau pilpres dilakukan hari ini potensi pemenang terbesar ada pada para bang jago (Prabowo, Ganjar, Anies dan Ridwan Kamil),” tandasnya. (HT/Sindonews.com)