Jangan Biarkan Surga ini Jadi Milik Orang Lain

oleh -192 Dilihat

Suara-ntt.com, Labuan Bajo-Ketika berkunjung ke Labuan Bajo maka pikiran pertama yang ada dalam benak adalah komodo. Labuan Bajo dan Komodo telah menjadi tranding topic internasional serta menjadi perhatian dari pemerintah pusat sebagai salah satu destinasi super prioritas.

Tak dipungkuri bahwa NTT ini harus lebih banyak lagi dibangun sumber daya manusianya. Kemudian kompetensinya juga ditingkatkan.

“Labuan Bajo dan NTT akan menjadi lebih keren kalau kita punya sumber daya yang berkualitas. Semua orang akan cari surga ini. Tapi kalau orang yang punya surga ini tidak siap, surga ini akan jadi milik orang lain,”kata Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah ketika melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Labuan Bajo, Sabtu (14/11/2020).

Menteri Ida memuji keindahan alam dan budaya NTT namun harus didukung oleh peningkatan sumber daya manusia.

“NTT adalah surga yang diturunkan Tuhan ke dunia. Yang jelas, mau jadi surga atau tidak. Itu tergantung dari kita,”ungkapnya.

Dia mengatakan, Kementerian Tenaga Kerja siap memberikan dukungan penuh untuk pengembangan sumber daya manusia di NTT sesuai dengan tugas dan fungsi. Terutama untuk meningkatkan kompetensi, keterampilan dan kemampuan vokasi masyarakat.

“Kita akan terus membantu dan memfasilitasi pembangunan BLK-BLK Komunitas untuk meningkatkan kompetensi masyarakat. Saat kita bertemu dengan pak gubernur, kami sudah minta agar BLK milik Pemerintah Provinsi dijadikan BLK Pusat atau UPTP Pusat. Kami akan menata dan menyediakan fasilitas yang mumpuni berstandar internasional agar bisa membina dan memberikan pendampingan kepada BLK-BLK kabupaten dan BLK Komunitas yang ada di seluruh NTT,”pintanya.

Lebih lanjut dia meminta masyarakat NTT untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan.

“Kita harus terus meningkatkan awareness dan kompetensi kita agar para wisatawan yang datang ke NTT merasa betah kalau ke NTT. Kemenaker akan terus menfasilitasi berbagai pelatihan berbasis kompetensi,” pungkasnya.

Ketika tiba di Labuan Bajo Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Fauziyah bersama Wakil Gubernur NTT melakukan kunjungan ke Balai Latihan Kerja (BLK) Komodo milik Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, meresmikan BLK Komunitas milik Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo dan melakukan pertemuan dengan para pelaku usaha pariwisata di Plataran Komodo.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTT memberikan apresiasi yang tinggi atas perhatian yang diberikan pemerintah pusat terhadap pembangunan di NTT baik infrastruktur maupun pengembangan sumber daya manusia.

“Terima kasih kepada Presiden Jokowi dan para menteri yang terus memberi perhatian kepada NTT. Dimana NTT harus menjadi surga bagi seluruh masyarakat. Keindahan alam dan budaya NTT harus membawa kesejahteraan buat masyarakat NTT,”ungkapnya.

Nae Soi tegaskan bahwa pemerintah provinsi telah menetapkan pariwisata sebagai prime mover atau penggerak ekonomi masyarakat NTT.

“Untuk pengembangan pariwisata ini ada 5 aspek yang perlu diperhatikan yakni atraksi, aksesibilitas, akomodasi, amenitas dan awareness. Pemerintah Provinsi terus mendorong pengembangan aktraksi yang lebih menarik lewat narasi-narasi yang baik. Juga kita akan selesaikan perbaikan seluruh jalan provinsi. Izin-izin untuk investasi dan usaha semakin dipermudah dan tidak boleh berbelit-belit. Amenitas dan kesadaran masyarakat terus kita bangun dan tingkatkan,”pintanya.

Lebih lanjut kata dia, untuk pengembangan pariwisata yang mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat dibutuhkan kolaborasi pentaheliks. Semua harus terlibat aktif termasuk dalam menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas.

“Kita sedang menyiapkan pergub agar semua hotel dan restoran menggunakan bahan-bahan pangan lokal asal NTT. Kita punya kopi yang berkualitas dunia. Juga beberapa kabupaten di NTT mampu produksi bawang, sayur-sayur yang segar, beras yang berkualitas,daging berkualitas dan sumber pangan lainnya. Kita punya makanan lokal yang sangat bergizi seperti se’i dan jagung bose,”jelasnya.

Dijelaskan, Pemerintah Provinsi terus mendorong agar para pengusaha dan investor dapat memanfaatkan dana CSR-nya untuk kepentingan umum termasuk memberikan pelatihan-pelatihan pengembangan sumber daya manusia.

“Kita terus mendorong agar hotel-hotel yang telah tersertifikasi memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap hotel-hotel berstandar melati, homestay dan tempat penginapan yang dibuat masyarakat. Sehingga mereka juga bisa terapkan standar-standar pelayanan berkualitas,” pungkasnya. (HT)