Jelajah Timur, Plan Indonesia Resmikan Infrastruktur Air Bersih untuk Cegah Stunting di Lembata

oleh -183 Dilihat

Suara-ntt.com, Lewoleba-Hingga saat ini masalah krisis air bersih di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih menjadi isu utama (krusial) yang berdampak terhadap terjadinya stunting.

Untuk mengantisipasi pemenuhan hak-hak anak, terutama anak perempuan agar terhindar dari stunting di NTT maka salah satu solusi yang dilakukan adalah pemenuhan air bersih.

Dalam menjalankan misi pemenuhan akses air bersih, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meresmikan serta menyerahkan infrastruktur air bersih kepada pemerintah dan warga masyarakat Desa Mahal dan Mahal II di Kabupaten Lembata, NTT.

Pembangunan infrastruktur ini merupakan realisasi dari charity run Jelajah Timur Plan Indonesia yang berlangsung Lembata pada tahun 2021.

Menurut riset Kementerian Kesehatan tahun 2022 sekitar 60 persen kasus stunting disebabkan oleh kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang layak.

Anggota Dewan Penasihat Plan Indonesia sekaligus salah satu pelari Jelajah Timur, Adita Irawati mengungkapkan bahwa melalui Jelajah Timur pihaknya menggalang dana untuk memastikan akses terhadap air bersih bagi anak-anak serta komunitasnya di bawah 30 menit sehingga mereka dapat belajar dan bermain serta terlindungi dari kekerasan.

“Upaya ini juga sebagai langkah dalam mencegah stunting dengan memastikan biaya air dapat dialokasikan untuk makanan sehat dan bergizi,”kata Adita.

Influencing and Programme Implementation Director Plan Indonesia, Nazla Mariza, yang menghadiri serah terima sistem air bersih di Lembata menyatakan akses air bersih adalah hak dasar setiap orang. Akses ini menjadi salah satu dari lima fokus pemenuhan hak dasar anak-anak sponsor Plan Indonesia di NTT.

“Hingga hari ini, Plan Indonesia di Kabupaten Lembata telah membangun sistem air bersih di 6 Desa yang telah memberi manfaat bagi 3.567 individu,”ungkap Mariza.

Kepala Desa Mahal II, Yohanes Guido Tua,
mengapresiasi pembangunan infrastruktur air bersih berkelanjutan ini. Selama ini masyarakat di dua desa itu sangat kesulitan mengalirkan air karena sumbernya berada lebih rendah dari pemukiman.

“Selama ini, kami mengandalkan air hujan, mobil tangki air atau berjalan selama 1 jam atau 60 menit untuk mengambil air dari mata air,”kata Kades Guido Tua.

“Dengan adanya sarana air bersih ini, masyarakat desa bisa memangkas pengeluaran rumah tangga yang sebelumnya mencapai dua ratus ribu rupiah per bulan untuk membeli air dari mobil tangki. Dan dengan adanya fasilitas ini mendukung upaya desa dalam menekan angka stunting sesuai dengan roadmap stunting 2023-2024,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Desa Mahal, Fransiskus Beni Orolaleng menyampaikan pada tahun 2021 hingga 2022 jumlah stunting di Desa Mahal masih 20 anak. Namun sejak pendampingan pencegahan stunting oleh Plan Indonesia Desa Mahal sudah berhasil menekan angka stunting hingga 2 anak dengan rentan usia di atas dua tahun. Sedangkan 0 bulan sampai dua empat bulan sudah mencapai zero (nol) stunting.

“Kami akan memaksimalkan sarana air bersih ini untuk menekan angka stunting menjadi zero. Setelah serah terima kami akan menggelar musyawarah lintas dua desa untuk menyepakati iuran swadaya masyarakat sebagai biaya operasional pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan sarana air bersih ini,“jelas Kades Fransiskus.

Infrastruktur air bersih berkelanjutan di Desa Mahal dan Desa Mahal II memungkinkan air dari mata air Wei Lariq mengalir ke pemukiman menggunakan metode antigrafitasi sehingga masyarakat tidak perlu berjalan jauh untuk mengakses air bersih. Tinggal air dipompa ke tandon yang berada 2.000 meter di atas mata air lalu didistribusikan ke tugu-tugu kran yang tersebar di dua desa itu.

Penjabat Bupati Lembata, Paskalis Ola Tapobali mengapreasiasi terhadap seluruh kerja Plan Indonesia di Kabupaten Lembata. Termasuk upaya dalam mendukung pemerintah Kabupaten Lembata dalam meningkatkan akses air bersih bagi masyarakat.

Paskalis juga menghimbau kepada masyarakat di desa-desa dampingan Plan Indonesia, khususnya Desa Mahal dan Desa Mahal II yang telah mendapatkan dukungan sarana prasarana air bersih untuk menjaga dan merawatanya dengan baik.

“Semua manusia sangat merindukan air bersih. Akses terhadap ketersediaan air bersih adalah salah satu bagian penting dalam upaya menurunkan dan mencegah stunting serta mewujudkan PHBS dan STBM. Setelah serah terima dari Plan Indonesia kewenangan pengelolaan air bersih akan sepenuhnya berada dalam tanggung jawab masyarakat. Harapan kami masyarakat menggunakan sarana air bersih ini dengan efektif dan secara sukarela bertanggung jawab untuk pemeliharaan dan pengembangannya,”terang Penjabat Paskalis yang ditemui seusai audiensi dengan Plan Indonesia di rumah jabatan Bupati Lembata pada Rabu, 12 Juni 2024.

Untuk diketahui bahwa Jelajah Timur adalah charity run oleh Plan Indonesia yang telah berlangsung sejak 2019 dan berhasil mengumpulkan Rp 8,1 miliar total pendanaan proyek.

Kampanye ini juga telah memberikan manfaat bagi 17.588 anak dan warga di berbagai daerah dampingan Plan Indonesia, termasuk Kabupaten Lembata.***