Kabupaten SBD dan TTU Prosentase Stunting Tertinggi di NTT Capai 30 Persen

oleh -181 Dilihat

Suara-ntt.com, Waingapu-Berdasarkan data Pokja Percepatan Penurunan Stunting, Angka Kelahiran Ibu (AKI) dan Angka Kelahiran Bayi (AKB) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan hasil evalausi operasi timbang bulan Februari tahun 2022, dari 22 kabupaten/kota masih ada 2 kabupaten dengan prosentase stunting diatas 30 persen. Kedua kabupaten itu adalah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dan Timor Tengah Utara (TTU).

Kemudian ada 10 kabupaten/kota dengan prosentase stunting 20-23 persen yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Rote Ndao, Kota Kupang, Sabu Raijua, Kabupaten Kupang, Sumba Barat, Lembata, Sumba Timur, Flores Timur dan Manggarai.

Sedangkan 10 kabupaten dengan prosentase stunting dibawah 20 persen yaitu Kabupaten Malaka, Sikka, Manggarai Barat, Belu, Alor, Ende, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo dan Sumba Tengah.

Untuk diketahui pada tanggal 4-5 Juli 2022 Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) memimpin langsung Rapat Kerja Penurunan Stunting dan dihadiri oleh para Bupati se-NTT di Waingapu, Sumba Timur.

Dalam rapat Kerja tersebut Gubernur NTT mengevaluasi upaya percepatan penurunan stunting di semua kabupaten/kota juga dilakukan upaya penurunan kematian ibu dan bayi yang saling berkaitan. Selain itu Gubernur juga meluncurkan Road Map dan Rencana Aksi Penurunan Stunting, Kematian Ibu dan Bayi serta Program Kakak Angkat yang merupakan pembelajaran dari kabupaten Rote Ndao.

Sejak Agustus 2019 hingga Februari 2022 Trend Prevalensi Stunting di NTT terus mengalami penurunan. Di periode Agustus 2020-Agustus 2021 mengalami penurunan sebesar 3,1 persen. Sedangkan Februari 2021-Februari 2022 mengalami penurunan sebesar 1,4 persen , yaitu prevalensi stunting menjadi 22 persen.

Hasil fasilitasi RKPD Tahun 2023, kabupaten/kota menyepakati target penurunan stunting rata-rata 10 persen. Ada 2 Kabupaten menargetkan di bawah 10 persen (Ngada 9,78 persen dan Manggarai Timur 7,5 persen), Bahkan ada yang menargetkan stunting 0 persen yaitu Kabupaten Sikka.

Dikatakan, saat ini Pemerintah Provinsi NTT sedang berupaya maksimal untuk menurunkan kasus kematian Ibu dan bayi, data tahun 2021 menunjukan terdapat 181 kematian ibu dan 955 kematian bayi. Data terbaru per juni 2022 terdapat 63 kematian ibu dan 426 kematian bayi dengan jumlah Ibu Hamil 40.783 ibu dan Ibu bersalin sebanyak 37.480 ibu.

Kabupaten dengan jumlah kematian ibu tertinggi (selalu muncul dalam 5 tahun terakhir): Timor Tengah Selatan, Kupang, Manggarai Timur, Manggarai, Sumba Barat Daya dan Sumba Timur. Sedangkan Kabupaten dengan jumlah kematian bayi tertinggi (selalu muncul dalam 5 tahun terakhir): Timor Tengah Selatan, Manggarai, Manggarai Barat, Kupang, Sikka, Sumba Barat Daya, Sumba Timur, Timor Tengah Utara.

Roadmap dan Rencana Aksi Daerah disusun atas kerjasama Pemerintah Daerah Provinsi NTT melalui Pokja Percepatan Penurunan Stunting, AKI dan AKB dengan dukungan dari Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui program USAID MOMENTUM dan mitra pembangunan lainnya.

Dirinya menekankan kerjasama multi sektor dan multi pihak secara intensif, Roadmap dan Rencana Aksi Daerah ini merupakan panduan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi NTT dalam merancang kegiatan strategis serta anggaran yang diperlukan dalam upaya penurunan prevalensi stunting serta kematian ibu dan bayi baru lahir di tahun 2023 di NTT sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTT tahun 2018-2023.

Sedangkan program Kakak Angkat lanjutnya, merupakan replikasi dari praktik baik yang telah dilakukan di Kabupaten Rote. Pemerintah Provinsi bersama Pokja Penurunan Stunting, Kematian Ibu dan Bayi mengadopsi praktik baik ini untuk dilakukan disemua kabupaten kota di NTT.

Lebih lanjut kata dia bahwa masalah kemanusiaa untuk mengatasinya perlu dilakukan dengan penuh cinta dan tulus. (Hiro Tuames)