Suara-ntt.com, Kupang-Berdasarkan rilis dari BMKG bahwa dalam waktu satu minggu ke depan, hampir seluruh wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) akan berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Dalam menghadapi situasi demikian, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, Ambrosius Kodo menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan tenang dalam menghadapi kondisi sulit itu.
“Hal yang perlu diperhatikan oleh saudara-saudara dalam menghadapi cuaca ekstrem adalah butuh ketenangan dan kesiapsiagaan,”kepada wartawan di Kantor Gubernur NTT pada Kamis, 29 Desember 2022.
Ambros mengatakan, dalam memasuki Hari Raya Natal, 25 Desember 2022 dan Tahun Baru, 01 Januari 2023, NTT berpotensi mengalami cuaca ekstrem dan menyebabkan angin kencang, banjir dan longsor.
“Kita manfaatkan media sosial yang ada baik itu Facebook, WhatsApp, Twitter, Instagram dan lain sebagainya untuk memberikan informasi soal perkiraan cuaca yang akan kita hadapi,”ucapnya.
“Kesiapsiagaan untuk saudara-saudara kita yang tinggal di lereng gunung, di sekitar pinggiran sungai atau dataran rendah di pinggir sungai,”tambahnya.
Dijelaskan, sebelumnya berdasarkan rilis dari BMKG bahwa saat ini semua zona di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah memasuki musim hujan. Dengan demikian, masyarakat dihimbau untuk menjaga keselamatan diri sendiri.
“Kami menghimbau kepada seluruh warga masyarakat untuk peduli terhadap keselamatan diri sendiri. Jika terjadi hujan diatas satu jam dengan insentitas tinggi (hujan lebat) dengan jarak pandang 30 meter tidak terlihat maka segera untuk mengevakuasi diri sendiri,”jelasnya.
“Siapa-siapa yang bisa mengevakuasi diri itu adalah saudara-saudara kita yang tinggal di lereng-lereng gunung atau bukit karena berpotensi longsor atau mereka yang tinggal di daerah aliran sungai karena potensi banjir. Jangan titipkan nyawa kita kepada orang lain tetapi pedulilah nyawa sendiri dengan melakukan mengevakuasi mandiri ke tempat aman,”bebernya.
Dikatakan, pihaknya sudah menindaklanjuti rilis dari BMKG itu dan disampaikan edaran itu ke Bupati/Wali Kota dari Gubernur yang ditandatangani oleh Wakil Gubernur.
“Kita sudah sampaikan kepada Bupati/Wali Kota untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam rangka menghadapi potensi bencana cuaca ekstrim bisa berupa banjir bandang, longsor dan angin kencang,”tandasnya.
“Persiapan itu kita adalah melakukan dan memastikan semua saluran-saluran sungai itu bersih atau bebas dari hambatan sehingga apabila debat air meningkat akibat hujan yang insentitas dan durasinya tinggi bisa melewati jalurnya dengan baik,”pintanya.
Lebih lanjut kata dia, untuk memastikan titik jalur-jalur evakuasi dan daerah-daerah segera membentuk posko siaga darurat potensi bencana akibat giometerlogis ini. Dan selalu melaporkan kepada Gubernur melalui Pusdalops BPBD Provinsi NTT terhadap semua kejadian yang terjadi di Kabupaten/Kota masing-masing.
“Itu kita sudah lakukan dan juga melakukan rapat koordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota serta melalui rapat koordinasi melalui virtual dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan kita menghadapi potensi bencana Meteorologi sebagaimana Menteri Dalam Negeri juga sudah menyampaikan surat kepada Gubernur dan Bupati/Wali Kota. Tapi kita sudah berikan surat dari Pimpinan Daerah (Gubernur) kepada Bupati/Wali Kota sejak kita mendapat rilis BMKG. Karena NTT ini sangat potensial terjadinya bencana Meteorologi
baik itu banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang,”sambungnya.
“Nah tinggal pemerintah Kabupaten/Kota memastikan semua titik-titik rawan itu dan menyiapkan jalur dan titik evakuasi. Karena bencana itu kita tidak bisa cegah tapi bisa dikurangi resikonya dengan strategi-strategi yang tepat. Apapun yang dikerjakan oleh pemerintah hasilnya tidaklah maksimal kalau warganya sendiri tidak peduli dengan keselamatan dirinya sendiri,”pungkasnya. (Hiro Tuames)