Site icon Suara NTT

Kasat Pol PP NTT Ngaku Siap Hadapi Laporan Stafnya

Suara-ntt.com, Kupang-Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Nusa Tenggara Timur (NTT), Cornelis Wadu dipolisikan stafnya Irene Neparasi, karena dinilai arogan.

Seperti dilansir hakrakyat.com, Irene melaporkan Kasat Pol PP ke Polres Kupang Kota pada Selasa, 17 Mei 2022. Hal itu dilakukan setelah Cornelis mengeluarkan kata-kata kotor kepada korban, karena masalah sepele, yakni tidak menutup gorden jendela.

Tindakan arogan Kasat Pol PP ini, menurut Irene, sering dilakukan Cornelis yang meresahkan staf Pol-PP NTT. Bukan baru pertama kali Wadu mengucapkan kata-kata kasar yang tidak bermartabat kepada stafnya.

“Saya dimarahi hanya alasan sepele yakni buka kain gorden. Kain gorden saya buka sedikit, karena dalam ruangan sedikit gelap, namun dia tidak mau kain gorden itu dibuka. Hanya karena alasan ini saya dikata bodoh, gila, bangsat dan melawan,” kisah Irene.

Tindakan arogan Kasat Pol PP juga disampaikan kepala Seksi Latihan dasar dan teknis fungsional bidang Sumber Daya Aparatur Satpol-PP NTT, Eva Baros dan Kepala seksi Latihan dasar dan teknis fungsioal pada bidang Sumber Daya Aparatur Satuan Pol-PP Provinsi NTT serta salah satu Kepala Bidang, John Da Costa.

Keduanya membenarkan tindakan Kasat Pol PP yang arogan terhadap stafnya dengan kata-kata kotor. “Kami sangat sesalkan tindakan pimpinan seperti ini,” kata keduanya.

Sementara itu, Kasat Pol PP, Cornelis Wadu yang dikonfirmasi terkait laporan polisi terhadap dirinya mengaku siap menghadapi laporan itu.

“Saya siap hadapi laporan polisi dari stafnya itu,” tegasnya kepada wartawan pada Rabu, 18 Mei 2022.

Dia mengatakan teguran kepada staf itu dilakukan saat melakukan inspeksi mendadak (Sidak) ke setiap ruangan di Kantor Sat Pol PP, setelah mendapat laporan dari staf lainnya.

“Di ruangan itu ada AC, kipas angin, sehingga ruangan harus tertutup, termasuk gorden,” katanya.

Dia mengaku telah menyiapkan dokumen-dokumen pelanggaran yang dilakukan stafnya dalam menghadapi laporan polisi itu.

“Ada BAP indisipliner yang saya pegang. Ini bukti ketidaktaatan staf kepada pimpinan,” tegasnya.

Dia juga masih berharap adanya niat baik stafnya untuk melakukan upaya damai, karena masalah ini internal Pol PP. “Kalau mau damai. Ya, tergantung mereka saja. Dan saya sebagai bapak har tandasnya. (HT)

Exit mobile version