Site icon Suara NTT

Kasus Stunting di Sumba Tengah Turun jadi 9 Persen

Suara-ntt.com, Waibakul-Berdasarkan data yang ada kasus stunting di Kabupaten Sumba Tengah per bulan Agustus 2021 sudah turun menjadi 9 persen. Ini merupakan kerja keras semua pihak bukan saja paramedis.

“Diharapkan pada tahun depan (2022, red) bisa turun hingga 5 persen. Untuk itu dibutuhkan terus kerja keras dengan para Bapak/Ibu asuh, Kepala Desa, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama di semua desa untuk bisa menurunkan kasus stunting di Sumba Tengah mengingat kabupaten ini tercatat sebagai daerah penyumbang stunting tertinggi di NTT pada tahun 2020 lalu,”kata Bupati Sumba Tengah Paulus K. Limu beberapa waktu lalu.

Bupati Limu mengatakan, sesuai instruksi presiden kasus stunting sudah nol atau tidak terdapat kasus lagi pada tahun 2024. “Dan itu menjadi target kita bersama,”ungkapnya.

Dalam kesempatan itu dirinya menyampaikan berbagai capaian dan prestasi yang diraih oleh Kabupaten Sumba Tengah selama pandemi COVID-19 berlangsung diantaranya; Kabupaten Sumba Tengah berhasil meraih predikat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan tahun anggaran 2020 untuk pertama kalinya sejak 12 tahun mekar. Ini merupakan kerja keras dari semua pihak mulai dari Sekda hingga pimpinan OPD. Selain itu meraih Juara I Nasional dan menerima penghargaan dari BKKBN tentang pelayanan KB sejuta akseptor.

Dijelaskan, pengolahan lahan food estate agar dipercepat penyelesaian olah lahan sawah harus terselesaikan di bulan Desember mengingat waktu terus berjalan sehingga tidak ada lahan yang tidak terolah. Dengan demikian, dibutuhkan kerja keras untuk menyelesaikan target pengolahan lahan food estate hingga bulan akhir bulan Desember mencapai 70-80 persen dan sisanya harus selesai pertengahan bulan Januari tahun depan (2022).

Dia meminta para Asisten harus saling berkoordinasi dengan para Bapak/Ibu Asuh dan para Penyuluh untuk mengintensifkan dalam mengawal dan memantau serta melaporkan progres pengerjaan pengolahan lahan setiap saat. Dan ada 35 unit traktor besar bantuan Presiden Jokowi melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang saat ini sedang dikerahkan untuk mengolah lahan yang telah dimulai pada awal bulan November.

Kemudian kata dia, harus dibuatkan kalender kerja kaitan pengolahan lahan food estate dan harus benar-benar diikuti dan diimplementasikan dilapangan. Dan mengoptimalkan pemanfatan dan penggunaan alsintan yang ada secara baik dan benar agar semua lahan dapat terolah.

Lebih lanjut kata dia, menurut hasil BPS berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi di NTT, Kabupaten Sumba Tengah telah berkontribusi melalui hortikultura dan mendapat apresiasi dari Provinsi NTT.

“Diharapkan hortikultura terus didorong agar pertumbuhan ekonomi semakin meningkat sehingga menolong para petani dan masyarakat untuk keluar dari kemiskinan,” pungkasnya. (HT/Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Sumba Tengah)

Exit mobile version