Keluarga Besar Masyarakat Sumba Gelar Musyawarah Sikapi Polemik Gubernur dan Umbu Maramba Hawu

oleh -118 Dilihat

Suara-ntt.com, Waingapu-Keluarga besar masyarakat Sumba yang melibatkan tokoh adat dan tokoh masyarakat menggelar musyawarah untuk menyikapi polemik dan perdebatan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat dengan salah satu Tokoh Adat di Kabupaten Sumba Timur (Sumtim), Umbu Maramba Hawu karena melontarkan kata monyet.
Pernyataan itu dinilai telah melukai hati keluarga besar masyarakat Sumba.

Menyikapi hal tersebut Umbu Maramba Hau menyampaikan bahwa persoalan ini bukan saja persoalan tentang dirinya tetapi juga menyangkut keluarga besar masyarakat Sumba.

Atas dasar itu maka dilaksanakan musyawarah keluarga se-daratan Sumba (Kalembi Welli Lama Pakiku Njarangu Lupa la Katiku Njara) di Kampung Raja Prailiu Kelurahan Prailiu Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur Provinsi NTT pada Selasa, 7 Desember 2021.

Umbu Maramba Hau kepada segenap keluarga besar yang hadir menyampaikan persoalan itu jika dilihat bukanlah persoalan yang rumit namun karena yang dilanggar adalah masalah etika Li Patembi (saling menghargai) yang dianut orang Sumba.

“Kedatangan beliau sebagai keluarga kami sikapi dengan baik tetapi kami tidak dianggap dan disebut monyet dan mau ditangkap dan dipenjarakan. Inilah yang membuat kami berkecil hati karena kami bukanlah kriminal,” kata Umbu Maramba Hawu.

Menurutnya, sebenarnya itu adalah hal baik yang bisa didiskusikan dan dikomunikasikan sehingga dari itu keluarga besar berkumpul untuk mendengarkan dan mengetahui pokok persoalannya. Karena ini bukan saja mengenai dirinya tetapi juga semua terkait keluarga besar didalamnya.

Tentu ini yang membuatnya dan keluarga merasa tidak nyaman karena memikirkan hal itu. Karena saat itu dirinya bicara mewakili keluarga besar sehingga menyampaikan persoalan ini untuk didiskusikannya dengan baik dan mencarikan solusi terbaik.

Bupati Sumba Timur, Khristofel Praing menyampaikan dirinya sebagai pemerintah dan keluarga merasa prihatin atas kejadian yang terjadi dan bersama-sama harus mengupayakan hal ini tidak semakin panjang serta terus berdoa agar Tuhan Yang Maha Esa memberikan memberikan kebijaksanaan karena  bagi orang Sumba tetap ada Anda Ngiapa Li, Luku Ngiapa Pala (pasti ada solusi-tidak ada jalan buntu).

“Kita tidak sedang dalam posisi mencari siapa salah-siapa benar atau siapa kalah siapa menang tetapi kita bermusyawarah untuk mencarikan solusi terbaik demi memajukan Sumba Timur.

Acara musyawarah keluarga besar itu dipandu Ketua Adat Kampung Prailiu, David Panjara. Hadir dan bicara dalam acara tersebut antara Mantan Bupati Sumba Tengah, Mantan Bupati Sumba Tengah, Umbu Samapati Pateduk, Mantan Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapalowe, Mantan Ketua DPRD Kabupaten Sumba Timur, drh. Palulu Pabundu Ndima dan dua keluarga lainnya yakni Umbu Taratau Ng. Awang dan Umbu Tembang yang menyampaikan pokok pikiran bahwa meskipun dirinya dihina dan direndahkan oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat namun semua persoalan itu diserahkan kepada keluarga besar terkait didalamnya termasuk Bupati Sumba Timur.
 
“Memang kita keluarga besar merasa kecewa bahkan martabat kita sebagai orang Sumba Timur. Tapi intinya kita sebagai orang Sumba Timur dalam filasofi hidup kita tidak ada jalan untuk menyelesaikan masalah karena semua pasti ada jalan keluarnya dengan istilah Ningu Anda Li, Ningu Luku Pala yang artinya ada jalan yang dilalui ada sungai yang dilewati. Dimana ada persoalan pasti ada jalan keluarnya,” beber mereka.

Namun semua inti dari persoalan itu adalah mencari jalan keluar yang terbaik bagi kedua belah pihak untuk Sumba Timur dan Sumba secara keseluruhan.

Untuk diketahui akan diadakan musyawarah kedua bersama tokoh adat dan keluarga besar pada hari Sabtu mendatang bersama keluarga besar di Timur Sumba Timur untuk mendiskusikan hal ini.(Hiro Tuames)