Suara-ntt.com, Kupang-Keluarga merasa ada kejanggalan dan penuh misteri dengan kematian Yahuda Agalakari (26) yang merupakan salah satu Karyawan Hotel Silvia Kupang pada tanggal 31 Desember 2022 lalu.
Yahuda ditemukan meninggal dunia di ruang restoran lantai I Hotel Sylvia Kupang kemudian jenazah diterbangkan ke Alor, pada Minggu, 1 Januari 2023.
Menurut perwakilan keluarga Zet Agalakari saat jenazah Yahuda tiba di Alor sebelum pemakaman pihak keluarga sempat memeriksa tubuh korban, ternyata ditemukan ada darah yang keluar dari wajah serta bibir bagian atas korban pecah dan terasa lembek disekitar otak kecil korban.
“Saat memeriksa jenazah almarhum, kami menemukan darah keluar dari wajah serta bibir bagian atas pecah dan terasa lembek di sekitar otak kecil,”kata Zet Agalakari kepada wartawan.
Zet juga menjelaskan, keluarga tidak terima dengan kematian Yahuda akibat serangan jantung, sehingga keluarga akan menempuh jalur hukum.
“Keluarga tidak terima jika Yahuda Agalakari meninggal akibat serangan jantung sehingga kami keluarga korban akan menempuh jalur hukum,” jelasnya.
Dikatakan, sesuai keterangan dokter yang dikeluarkan dari rumah sakit menyebutkan bahwa Yahuda alami sakit jantung dan menular.
“Tapi kami di keluarga tidak ada yang pernah menderita dan meninggal akibat serang jantung maupun menular. Dari pihak Rumah Sakit korban mengidap penyakit jantung dan kami keluarga mendapatkan Surat Keterangan juga dari dokter bahwa Almarhum mengidap penyakit menular,” ungkapnya.
“Kami keluarga Agalakari tidak ada yang pernah menderita atau meninggal akibat serangan jantung maupun penyakit menular, sehingga kami menduga saudara kami meninggal ini sangat janggal. Kami minta kepada pihak kepolisian untuk segera melakukan penyelidikan dan menuntut supaya pihak hotel tanggung jawab,”tegasnya.
Sebelumnya Yahuda meninggal diduga karena serangan jantung dan berdasarkan hasil visum yang dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang yang dipimpin Kasubbid Dokpol Bid Dokkes Polda NTT, AKBP dr Edi Syaputra Hasibuan, SpF MHKes, bahwa korban meninggal diduga kuat karena penyakit jantung, karena tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuh korban.
“Ditemukan adanya tanda-tanda pecahnya pembuluh darah di saluran pernafasan dan ditemukan ada nya riwayat penyakit jantung,” kata AKBP dr Edi Syaputra.***