Ketarang FOTO : Fransiscus Go saat roadshow di daratan Flores dan diterima di sebuah kampung adat di Nagekeo. (Foto Robert Kadang)
Suara-ntt.com, Kupang-Selama sepekan, mulai Sabtu 23 Maret 2024 lalu, Fransiscus Go jelajah ke daratan Flores dan Lembata. Kegiatan roadshow CEO GMT Institute, yang juga Direktur Yayasan Felix Maria Go ini diawali dari Kabupaten Lembata, dan berakhir di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, pada Kamis 28 Maret 2024 lalu.
Yang menarik, walau roadshow dilakukan untuk memperkenalkan atau sosialisasi diri, namun Fransiscus Go sudah langsung mendapat sambutan hangat dan dukungan warga dan para tokoh adat, untuk bersedia maju sebagai Calon Gubernur NTT di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur NTT tahun 2024.
Saat melakukan kegiatan roadshow di daratan Flores dan Lembata, Fransiscus Go yang yang akrab disapa Frans Go, didampingi timnya yang terdiri dari Gus Deny Gunawan, Ari Huma, Herry dari Denpasar Bali, dan Robert Kadang selaku Ketua Tim Media Frans Go.
Perihal kegiatan roadshow Fransiscus Go di daratan Pulau Flores dan Lembata ini dijelaskan Robert Kadang selaku Ketua Tim Media Frans Go, saat ditemui di Kupang, Senin (1/4/2024).
“Kegiatan roadshow pak Frans Go di daratan Flores dan Lembata diawali dari Lewoleba-Kabupaten Lembata. Ada tiga titik kegiatan pak Frans Go di sana, yakni di Kota Lewoleba, kemudian di Lamalera-Kecamatan Wulandoni dan di Desa Duli Tukan, Kecamatan Ile Ape,” kata Robert Kadang.
Dari Lewoleba, jelas Robert Kadang, Fransiscus Go melanjutkan perjalanan di Kota Larantuka-Kabupaten Flores Timur. Di Kota Renya ini, Frans Go hanya melakukan pertemuan di satu titik yakni bertemu Raja Larantuka, Don Martinus DVG (diaz viera degodinho), di Istana Raja Larantuka pada Minggu (24/3/2024)..
“Sejak sampai di Kota Larantuka ini, pak Frans Go dan timnya, langsung diantar oleh Relawan Frans Go yang ada dan sudah terbentuk di semua kabupaten di daratan Flores. Setelah bertemu Raja Larantuka, Frans Go langsung diantar relawan ke Kota Maumere-Kabupaten Sikka,” cerita Robert Kadang.
Di Kabupaten Sikka ini, Fransiscus Go bertemu dengan komunitas nelayan di sebuah restaurant di dekat pantai Kota Maumere. Kepada komunitas nelayan, Fransiskus Go memperkenalkan diri dan menceritakan siapa dirinya.
Keterangan FOTO : Fransiscus Go saat bertemu pastor di Seminari Tinggi St Paulus Ledalero Maumere. (Foto Robert Kadang)
“Intinya, dalam setiap pertemuan dengan komunitas masyarakat dan tokoh adat, juga Raja Larantuka, Pak Frans Go memperkenalkan dirinya. Beliau mengatakan, saya bukan siapa-siapa, keluarga saya juga bukan siapa-siapa. Saya roadshow ke Flores ini untuk mencari saudara dan teman. Kalau pun ada rencana, atau seperti apa selanjutnya, saya mohon didukung,” cerita Robert Kadang.
Menurut Robert Kadang, dalam setiap pertemuan dengan komunitas masyarakat dan tokoh adat serta tokoh agama di setiap titik kegiatan, Fransiscus Go tidak mengatakan tentang kemungkinan dirinya maju sebagai Calon Gubernur NTT pada Pilkada Gubernur NTT tahun 2024. Fransiscus Go hanya memperkenalkan atau sosialisasi diri kepada masyarakat.
“Meski demikian, masyarakat dan tokoh adat serta tokoh agama yang ditemui sudah mengatakan, mereka siap mendukung pak Frans Go maju sebagai Calon Gubernur NTT tahun 2024,” kata Robert Kadang.
Selanjutnya dijelaskan Robert Kadang, setelah bertemu dengan komunitas nelayan di Maumere, Fransiscus Go yang merupakan sosok yang brilian dalam dunia akademis dan bisnis ini, kemudian melanjutkan kegiatan roadshow-nya ke Seminasi Tinggi St Paulus Ledalero. Di seminari tinggi ini, Fransiscus Go bertemu dengan dua orang pastor yakni, Pater Fransiskus Ceunfin, SVD (Wakil Provinsial SVD Ende), dan Pater Yanus Lobo, SVD (Wakil Rektor Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero).
“Dan ternyata, dengan hampir semua pastor dan Uskup di Pulau Flores, pak Fransiscus Go sudah membangun hubungan yang intens. Mereka sangat senang dan mendukung Pak Frans Go, karena kalau mereka ke Jakarta, pak Frans selalu mendukung para pastor dan juga Uskup. Jadi mereka mendukung pak Frans Go,” lanjut Robert Kadang.
Bahkan ada beberapa pastor, kata Robert Kadang, juga menelpon pak Frans Go supaya bisa singgah di tempat mereka atau di gereja mereka. Hanya saja pak Frans Go belum sempat. Jadi pastor-pastor ini sudah memiliki hubungan yang intens dengan Pak Frans Go.
“Setelah berkomunikasi di Seminari Tinggi Ledalero, Pak Frans Go bersama kami lalu menuju ke Kota Ende. Di Ende ini, lagi-lagi Pak Frans Go bertemu komunitas nelayan, tepatnya di Kelurahan Paupanda, di Kecamatan Ende Selatan. Di tempat ini, komunitas nelayan juga menyatakan mendukung pak Frans Go, dan bila nanti maju sebagai Calon Gubernur NTT, mereka siap untuk all out. Dan ternyata, di temapt ini juga ada teman sekolahnya pak Frans Go, namanya pak Sudrasman Arifin Nuh. Pertemuan dengan komunitas nelayan ini juga difasilitasi oleh pak Sudrasman Arifin Nuh,” kata Robert Kadang.
Bahkan, kata Robert Kadang, teman sekolah bernama Sudrasman Arifin Nuh itulah, yang sudah menceritakan terlebih dahulu tentang siapa itu pak Frans Go, dan tentang apa yang telah dibuat Pak Frans Go untuk NTT sejak 15 tahun yang lalu. Baik itu di bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, maupun di bidang pendidikan dan kesehatan.
Dan dari Ende, kegiatan roadshow pak Fransiscus Go dilanjutkan menuju Kabupaten Nagekeo. Di sana ada dua titik pertemuan yaitu Kampung Adat Tutubhada, di Desa Langedhawe, Kecamatan Aesesa Selatan, dan di Tanah Kering, Kelurahan Danga, Kota Mbay.
“Di kampung adat Tutubhada, Desa Langedhawe ini, warga dan tokoh adatnya mengatakan, baru pak Frans Go, Calon Gubernur NTT pertama yang datang ke kampung adat tersebut. Sebelumnya tidak ada, sehingga mereka sangat bangga, dan senang bisa dikunjungi. Intinya mereka siap mendukung pak Frans Go,” jelas Robert Kadang,
Seperti halnya ketika bertemu komunitas warga di Lembata, Maumere dan Ende, serta saat bertemu Raja Larantuka, Fransiscus Go tetap menyampaikan hal yang sama, yakni bahwa dirinya hanya bersilaturahmi, memperkenalkan diri dan mencari saudara dan teman. Bahwa nantinya akan berproses seperti apa selanjutnya, Fransiscus Go mengatakan, dirinya berharap dan memohon dukungan.
“Ketika bertemu komunitas warga di Tanah Kering, Kelurahan Danga, juga seperti itu. Pak Frans Go mengatakan kalau dirinya datang memperkenalkan diri atau mensosialisasikan dirinya. Semuanya masih berproses,” kata Robert Kadang
Dari Kabupaten Nagekeo, Fransiscus Go lalu melanjutkan perjalannya ke Kabupaten Ngada. Di sana ada dua titik pertemuan yakni bertemu tokoh masyarakat di Mataloko, dan selanjutnya bertemu pastor di Paroki Santo Yosep Kota Bajawa. Pak Frans Go berterima kasih kepada Pastor di Paroki Santo Yosep Kota Bajawa yang telah menerima kedatangannya.** Bersambung**