Site icon Suara NTT

Ketua Tim PKK Maria Nahak Paparkan 27 Jenis Motif Tenun Ikat Malaka

Suara-ntt.com, Kupang-Sebanyak 27 jenis motif tenun ikat terdapat di Kabupaten Malaka Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Ke-27 jenis motif tenun tersebut sangat bervariasi sesuai dengan daerahnya masing-masing seperti Fehan, Foho dan Dawan R.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Malaka, drg. Maria Martina Nahak, M. Biomed memaparkan ke-27 jenis motif tenun Malaka yakni Motif Fehan ada 14 motif yakni lafaek (buaya), tekiraik (cicak), toko (tokek), surik ulun, kakait, kikit (elang), bereliku knuk (sarung burung murai), we nain, ikan lumba-lumba, bria fuan (buah pare) ro hai (pesawat), be liku, be dahu, mata angin. Sementara Motif Foho belum ada. Kemudian Motif Dawan R ada 13 motif yang terdiri dari kakait, maun, maun kabas, beabtana, kakiun no’ok, iki, atoin, lenuk, kimno, sarmat, be’i, bolas dan oebikus.

Ibu Maria Nahak mengatakan, penenun Malaka terdapat di tiga wilayah besar yakni Fehan (Dataran Rendah), Foho (Dataran Tinggi) Dawan R (Daerah Pegunungan). Dan sebagian besar penenun Malaka adalah wanita baik itu wanita muda, paruh baya sampai usia lanjut. Dan biasanya dilakukan oleh ibu rumah tangga.

Dikatakan, dahulu menenun hanya sebagai pengisi waktu senggang atau menyalurkan hobi. Namun hingga saat ini menenun sebagai mata pencaharian untuk meningkatkan ekonomi keluarga.

“Mama-mama kita tidak bisa membaca dan menulis tapi bisa menyalurkan hobi mereka lewat menenun sehingga kain tenun itu kita pakai hingga saat ini,”kata drg. Maria Nahak ketika memaparkan materi soal pemberdayaan perempuan penenun Malaka dalam pelestarian tenun Malaka di aula Serba Guna UPTD Museum, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT pada 5 September 2023.

Dalam kesempatan dia menguraikan jenis-jenis tenunan Malaka yakni bereneke/neolalek, tilumutik, fafiot, knun rua, futus dan selendang.

Dijelaskan, pemberdayaan perempuan dalam menenun adalah upaya untuk membangun kemampuan masyarakat penenun dengan memotivasi membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi tersebut menjadi tindakan nyata.  Tujuannya untuk mewujudkan kemampuan dan kemandirian penenun agar lebih sejahtera serta pelestarian tenun Malaka.

Bentuk-bentuk pemberdayaan kepada para penenun yakni pendampingan dan pembinaan kelompok tenun, pelatihan dan workshop bagi pemula (PKW), permodalan, bantuan alat produksi dan pengembangan produk tenun.

Lebih lanjut kata dia, pelestarian tenun Malaka dapat dilakukan dengan pameran/ekspo, memakai pakaian adat pada acara adat, hari besar agama dan nasional serta regenerasi penenun melalui kurikulum muatan lokal.

“Dengan demikian tenun Malaka menjadi kebanggaan masyarakat Malaka hingga kini dan terus dilestarikan melalui berbagai cara diantaranya adalah melalui pemberdayaan perempuan penenun ‘Tais’ Malaka,”ungkapnya.

Untuk diketahui bahwa Seminar Kajian Tenun Malaka dengan topik ‘Tenunan Malaka, Mengungkap Makna Di Balik Motif”‘ berlangsung selama satu hari dan dihadiri oleh ratusan peserta baik akademisi, pemerhati budaya, PNS, mahasiswa, masyarakat dan lain sebagainya, (Hiro Tuames)

Exit mobile version