Suara-ntt.com, Kupang-Keuskupan Agung Kupang (KAK) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sukses melaksanakan panen perdana di lahan pertanian yang kini menjadi model agroesuwisata di Kota Kupang. Acara ini dihadiri langsung oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, didampingi Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Agung Kupang, RD. Krispinus Saku, Pr, beserta perwakilan staf Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT.
Panen perdana ini menjadi bukti konkret kolaborasi antara gereja dan pemerintah dalam menanggulangi masalah ekonomi dan kesehatan yang mendesak di NTT, seperti inflasi, kekurangan gizi (stunting), dan kemiskinan. Hasil panen berupa sayur-mayur, tanaman hortikultura seperti tomat, serta buah-buahan lainnya diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat dan menjadi inspirasi pemberdayaan umat di wilayah tersebut.
Dalam kesempatan itu, Mgr. Hironimus Pakaenoni melalui Vikjen KAK, RD. Krispinus Saku, Pr, menegaskan komitmen gereja untuk turun tangan langsung dalam mendukung kesejahteraan umat. “Sabda harus menjadi daging,” ujarnya. Ungkapan ini menunjukkan pentingnya tindakan nyata gereja dalam mendukung pendidikan karakter yang selaras dengan pemenuhan gizi dan asupan vitamin yang layak bagi umat.
Selain mendukung ketahanan pangan, model agroeduwisata ini diharapkan mampu mengedukasi masyarakat, mendorong pemanfaatan pekarangan rumah sebagai lahan produktif, dan menurunkan inflasi rumah tangga melalui pola konsumsi pangan bergizi. Masyarakat diajak untuk menjadikan model ini sebagai contoh bagi kesejahteraan keluarga dan keberlanjutan gizi anak-anak.
Agroeduwisata ini juga dirancang menjadi kawasan hijau kota yang menyajikan konsep hutan kota, pertanian kota, kebun, dan taman kota, sehingga menjadi oase atau “Firdaus KAK” di tengah kota metropolitan Kupang. Kawasan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus menjadi wahana edukasi bagi anak-anak usia sekolah dan masyarakat umum tentang pentingnya ketahanan pangan.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT mengelola total lahan seluas 1.222 are, sementara Keuskupan Agung Kupang memanfaatkan 88 are di antaranya untuk proyek ini. Program ini diharapkan menjadi model yang menginspirasi masyarakat Kupang dan NTT pada umumnya untuk memaksimalkan potensi lahan guna memperkuat ketahanan pangan dan perbaikan gizi keluarga.
Program kolaboratif ini adalah langkah positif dalam meningkatkan kesejahteraan, memperkuat ketahanan pangan, dan mendukung kesehatan masyarakat NTT. Diharapkan, ke depannya, model agroeduwisata ini bisa terus berkembang dan berkontribusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat Kupang. ***