Suara-ntt.com, Kupang-Keuskupan Agung Kupang (KAK) mendukung Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam menata lingkungan berwajah ekologis berbasis holtikultura.
“Sebenarnya kita mempunyai intensi (tekad yang kuat) dalam penataan dan pengelolaan lahan dan lingkungan supaya lebih berwajah ekologis dan berbasis holtikultura,”kata Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni melalui Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Agung Kupang, RD. Krispinus Saku, Pr kepada media ini pada Senin, 12 Agustus 2024.
Kris Saku mengatakan, Keuskupan Agung Kupang memiliki lahan yang cukup luas namun tidak ditata dan dikelola dengan baik. Oleh karena itu pihaknya mencoba untuk memulainya setelah mendapat perutusan dari Yang Mulia Bapak Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni untuk membedah dan mengelolanya.
“Tidak ada unsur lain kecuali niat, cita-cita, mimpi dan harapan kami ke depan agar lingkungan ini menjadi hijau karena ada tumbuhan perkebunan, pertanian, tanaman buah dan bunga sehingga menarik untuk dikonsumsi serta membantu mengurangi pemanasan global yang terjadi saat ini,”ungkap Vikjen KAK ini.
“Selain itu untuk mengurangi terjadinya inflasi dan pengeluaran yang sifatnya untuk hal-hal kebutuhan konsumsi,”tambahnya.
Dikatakan, jikalau memang dalam perjalanan ada perhatian dari pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota maka pihaknya menyambut baik karena mereka juga bagian dari masyarakat sebagai kemitraan. Dan hal itu tidak sekedar intervensi dari pemerintah namun ini dalam rangka membangun kemitraan yang benar.
“Kalau kami punya keterbatasan maka dilengkapi oleh pemerintah. Dan jika pemerintah juga punya keterbatasan karena kesulitan mencari lahan maka kami siapkan lahan untuk kemitraan yang dibangun bersama dalam rangka kita mengentaskan yang namanya isu global karena menyangkut kemanusiaan seperti kurang gizi (stunting) maupun kemiskinan yang terjadi saat ini. Karena kepedulian pemerintah sama juga dengan gereja,”ucap Pastor Paroki Gereja Katolik Santo Yoseph Pekerja Penfui Kupang ini.
Dijelaskan, Gereja juga tidak mungkin berjalan sendiri tanpa bergandengan tangan dengan pemerintah dalam membangun manusia jiwa dan raga.
“Kami juga tidak bisa berjalan sendiri dalam membangun masyarakat nota bene manusia atau umat Katolik di daerah ini.”
“Kami kelola jiwa yang sehat dan selamat supaya badan yang sehat selamat itu bisa dilengkapi oleh pemerintah yang mempunyai fasilitas lebih dan kita hanya punya fasilitas seperti ini (lahan, red) yang sudah disiapkan sepenuhnya sehingga kami buka tangan dan siap bekerjasama dengan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota,”jelasnya.
Dia menyampaikan ke depan mereka tidak hanya mengembangkan tanaman hias melainkan tanaman produktif.
“Kedepan kami ingin melengkapinya tidak hanya tanaman hias untuk mengindahkan wilayah ini tapi ada tanaman-tanaman produktif (hortikultura) seperti sayur buah (teron, tomat, pria dan lainnya) sayur bunga (brokoli), sayur daun (pitsai)dan sayur isi (kol, wortel dan lainnya).
Selain itu lanjutnya ada tanaman herbal yang sifatnya membantu kesehatan manusia dengan menggunakan daun-daun, batang atau isi untuk ditanam di lahan tersebut.
“Berbagai tanaman buah kita siapkan untuk ditanam disini. Lalu tanaman kebun untuk bisa menjadi lahan bibit serta lahan hutan dan tanaman hias,”tandasnya.
Dia mengharapkan dengan adanya lima jenis tanaman yang dihadirkan di lahan milik Keuskupan Agung Kupang ini seluas 1. 222 are sesuai dengan data yang diukur oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT siap dikelola dengan baik dan benar.
Lebih lanjut kata dia persiapan yang dilakukan saat ini adalah lahan dan air. Dimana ada dua bak penampung yakni bak penampungan pertama bisa menampung 55 ribu liter air (11 tangki air) dan bak kedua 75 ribu liter air (15 tangki air).
Ia menambahkan saat ini alat berat eksavator sementara membersihkan lahan yang ada. Termasuk gali lubang ukuran satu kali satu meter persegi dengan jarak tanamnya lima sampai enam meter.
“Harapan kita sebelum Bapak Uskup berangkat ke Jakarta dan Roma bisa berkat dan tanam perdana dan setelah kembali di akhir bulan September 2024 bisa lakukan panen perdana,”pungkasnya.
Untuk diketahui bahwa dari lahan seluas 1.222 are yang akan dikelola oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT dan Keuskupan Agung Kupang hanya 88 are ***