Site icon Suara NTT

Kini NTT Sudah Punya Enam Surveior Akreditasi Puskesmas dan Klinik

Pemberian penghargaan kepada peserta pelatihan surveior akreditasi klinik dan puskesmas. (istimewa)

Suara-ntt.com, Kupang-Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kini mempunyai enam Surveior Akreditasi Puskesmas dan Klinik. Untuk diketahui ke-6 orang tersebut mengikuti kegiatan pelatihan Surveior Akreditasi Puskesmas dan Klinik yang diselenggarakan oleh Hanacaraka Training Center Indonesia (HTCI) di Jogjakarta.

“Jadi kita ada 6 orang yakni dr. Eunike, Sp.M, dr. Jeanette Mambaitfeto, MARS, dr. Andreas Fernandez, Sp.PD, dr, Diana, saya sendiri dr. Widya dan apt. Samuel) dibawah LPA ASKI Klinik Indonesia (ASKIN) mengikuti kegiatan pelatihan surveior akreditasi puskesmas dan klinik,”kata Direktur Klinik Graha Medika Kupang, dr. Widya Cahya yang dihubungi media ini melalui WhatsApp pada Selasa, 22 Agustus 2023.

dr. Widya mengatakan, tujuan dari kegiatan pelatihan surveior tersebut tentunya untuk mengambil bagian dalam percepatan akreditas puskesmas dan klinik di Indonesia khususnya di NTT agar pelayanan fasilitias kesehatan tingkat pertama bisa memberikan pelayanan dan menjaga mutu pelayanan untuk masyarakat Indonesia khususnya NTT.

dr. Widya merupakan salah satu peserta pelatihan surveior teladan dari seluruh Indonesia dan meraih penghargaan tersebut.

“Harapan saya dan teman-teman setelah mengikuti kegiatan ini kita bisa ambil bagian dalam percepatan akreditasi dengan membimbing FKTP di NTT untuk persiapan. Dan FKTP di NTT bisa segera disurvey akreditasi sehingga bisa memberikan pelayanan terbaik sesuai dengan standar mutu untuk masyarakat Indonesia khususnya NTT,”ungkapnya

Direktur Hanacaraka Training Center Indonesia, Halipah S Kep MH Kes mengatakan, demi memberikan standar pelayanan yang prima kepada pasien, setiap klinik kesehatan dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) harus terakreditasi sesuai dengan ketentuan Kementerian Kesehatan RI.

Dikatakan, Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah memberikan target klinik kesehatan dan puskesmas harus selesai terakreditasi pada penghujung 2023.

Untuk memperbanyak jangkauan akreditasi klinik dan puskesmas, Hanacaraka Training Center Indonesia (HTCI) terus mengadakan pelatihan surveior klinik dan puskesmas. Langkah ini juga menjadi upaya percepatan akreditasi klinik dan puskesmas sesuai target.

“Ini sudah angkatan kelima, Alhamdulillah kami dipercaya menjalankan pelatihan ini untuk melahirkan surveior yang kompeten,” kata Halipah dalam keterangannya pada Minggu 20 Agustus 2023.

Program pelatihan kali ini bersama Akreditasi Survey Klinik Indonesia (ASKIN), lanjut Halipah, didukung oleh Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kulonprogo.

Keduanya telah membantu dan memfasilitasi on job training untuk para calon survei akreditasi Puskesmas dan Klinik di dalam melakukan implementasi telusur sebagai seorang surveyor.

“Pelatihan dan akreditasi surveior ini dilakukan secara hybrida, yaitu perpaduan daring dan luring,” lanjutnya.

Beberapa kendala kecil, diakui Halipah, masih terjadi saat pelatihan, terutama saat daring yang membutuhkan kestabilan jaringan ekstra. Selain itu, diperlukan pula pendamping teknis yang mengerti IT selama pelatihan daring berlangsung.

Ya terkait ujian postes yang komprehensif dari Kemenkes ada kendala sedikit. Karena daring, kadang ada kendala di sinyal ngedrop dan untuk kendala lain. Tapi semua teratasi, semua peserta lulus,” kata dia.

Salah seorang peserta, dr Arifatul Qhorida mengapresiasi pelatihan ini. Jauh-jauh dari Aceh, dokter muda ini merasa sangat penting pelatihan surveyor ini dilaksanakan.

“Pelatihan ini sangat-sangat penting ya, karena memang Puskesmas dan klinik itu sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama itu kan langsung berhubungan dengan masyarakat. Itu seharusnya memang terakreditasi agar memberikan pelayanan sesuai dengan standar mutu,” ungkapnya.

Pelatihan ini, lanjut Qhori, guna menyiapkan surveior yang kompeten dan andal untuk bisa melakukan asesmen penilaian pelaksanaan standar akreditasi oleh puskesmas maupun klinik di seluruh Indonesia.

“Secepat mungkin kami harus bisa mengikuti pelatihan ini supaya bisa menjadi asesor untuk di Provinsi Aceh dan penyelenggaraan akreditasi mengikuti Askin,” kata dia.  (Hiro Tuames)

Exit mobile version