Kolaborasi Turunkan Stunting secara Terintegrasi

oleh -280 Dilihat

Suara-ntt.com, So’e-Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT melaksanakan Talk Show Radio dengan tema Kolaborasi Bersama Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi pada Rabu, 30 Agustus 2023.

Talk Show Radio ini disiarkan secara langsung melalui Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) RSPD So’E FM 97,1 Mhz dan live streaming Yotube Channel DISKOMINFO Kabupaten TTS.

Adapun kegiatan ini menghadirkan tiga orang narasumber yakni, Bupati TTS, Egusem Pieter Tahun, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten TTS, Relygius L. Usfunan dan Kepala Dinas Kesehatan, Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT diwakili Pengelola Gizi, Scherly Hayer.

Pengelola Gizi, Scherly Hayer mengungkapkan stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang dengan ditandai panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar, dampaknya pada penurunan tingkat kecerdasan anak. Penyebabnya multisektor, karena ibu hamil yang kekurangan gizi dan pola asuh yang salah. Ciri-ciri anak stunting adalah tinggi badan tidak sesuai umur dan daya tahan tubuh yang lemah dan kecerdasan menurun.

“Stunting tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dicegah. Pencegahan melalui kebutuhan gizi anak, harus diberi ASI eksklusif tanpa makanan tambahan pada anak dengan rentang 0-6 bulan, dan konsumsi MPASI atau Makanan Pendamping ASI pada usia 6-8 bulan. Harus diketahui bahwa tinggi badan anak harus bertambah 38 cm pada anak usia 0-2 tahun, laki-laki normalnya 85-87 cm dan Perempuan 82-85 cm. Jika anak usia dibawah 2 tahun mampu dipenuhi gizinya maka otomatis tidak akan terkena stunting,”kata dia.

“Mari kita semua bergandengan tangan mengedukasi semua elemen masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting, melalui pemberian makanan yang mengandung empat bintang atau empat unsur gizi yaitu karbohidrat, protein hewani, protein nabati dan sayuran bagi keluarga,”ungkapnya

Lebih lanjut kata dia, untuk tren penurunan stunting terus menunjukkan angka yang positif. Ditahun 2022 mencapai 17,7 persen dan Februari tahun 2023 adalah 15,2 persen. Pengukuran dan penimbangan untuk target tahunan akan dilakukan hingga 31 agustus tahun ini, target RPJMD adalah 10-12 persen. Adapun kabupaten TTS merupakan salah satu penyumbang penurunan stunting untuk Provinsi NTT.

Sementara itu Bupati TTS Egusem Pieter Tahun yang hadir via telepon dari ruang rapat Kantor Bupati TTS mengungkapkan per bulan Februari 2023 presentase stunting di Kabupaten TTS adalah 24,1 persen.

“Kita akan memprioritaskan penanganan stunting, penurunan stunting ditargetkan untuk turun 14 persen. Barometer NTT ada di Kabupaten TTS sehingga akan terus diawasi, khususnya di wilayah dengan tren angka stunting yang meningkat,”ungkapnya.

Sedangkan Wakil Ketua I DPRD Kabupaten TTS, Relygius L. Usfunan mengatakan kebijakan dan program kegiatan penanganan stunting di Kabupaten TTS yang sudah dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten TTS dengan melaksanakan Gerakan Bunda Berani atau Bumi Cendana Bebas dari Generasi Anak Kerdil sebagai upaya untuk menurunkan angka stunting menjadi 24,1 persen.

“Untuk itu kami memberikan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten TTS yang telah berkerja menurunkan angka stunting di Kabupaten TTS. Perjuangan pemerintah daerah sudah baik. Upaya pengurangan angka stunting melalui Gerakan Bunda Berani tentunya ada hal yang positif karena dari 29 persen dengan kondisi sekarang 24,1 Persen,”ungkapnya.

Dikatakan, sistem kolaborasi dalam upaya penurunan angka stunting membutuhkan evaluasi atas program yang telah dijalankan. DPRD dalam fungsi penganggaran telah mengarahkan untuk instansi terkait mendukung program penanganan stunting.

“Sebagai wakil rakyat semua aspirasi yang telah kami terima siap kami perjuangkan melalui fungsi dan tanggung jawab kami, kami juga sangat berharap ada kolaborasi yang didukung oleh semua pihak untuk membangun TTS lebih baik kedepan,”ungkapnya. (HT)