Suara-ntt.com, Kupang-Kontingen atau Tim dari Provinsi Papua Barat akan berpartisipasi dalam Festival Tenun Nusantara Pesperani II di Kupang yang akan digelar pada bulan Oktober 2020 mendatang.
“Kita akan berpartisipasi mengenakan pakaian adat Papua Barat dalam Festival Tenun Nusantara, Parade Kebhinekaan dan Ekspo. Selain itu kita juga akan bernyanyi Haleluya Handel serta melibatkan OMK Papua Barat dalam forum temu Milenial Orang Muda Katolik Nusantara dan berbagai kegiatan yang dirancang panitia,” kata Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah
(LP3KD) Papua Barat, Dr. Robert K. Hammar, SH,MH,MM ketika menemui Ketua LP3KD Provinsi NTT, Frans Salem, SH, M.Hum dan Panitia Pesparani 2020 yakni Sekretaris Umum Panitia Jacobus Kleden bersama John Dekresano, Karolus Buang Lera Hali Lanan Elias, Elias Djoka, Remus Fernandes, Staf Sekretariat dan Sekretaris Bidang Promosi dan Publikasi, Fidelis Nogor di Gedung FKUB Jalan El Tari Kupang, Rabu, (18/2/202).
Robert memberi apresiasi dan dukungan terhadap Ketua LP3KD NTT dan Panitia Nasional dari Provinsi NTT yang telah bekerja keras menyukseskan event itu.
Baginya datang NTT adalah sebuah sebuah kehormatan karena bertemu sesama saudara serumpun Melanesia dan tentu adalah sebagai sesama saudara dalam Tuhan. Diungkapkan selama ini mereka hanya bisa melihat NTT dalam pemberitaan media namun lewat event Pesparani Nasional 2020 maka sesama saudara dari Papua Barat dan Papua akan datang dengan full tim dan mengikuti semua (13) mata lomba yang dipertandingkan.
Dikatakan meski total peserta yang mengikuti lomba hanya 260 orang namun dipastikan mereka akan datang lengkap dengan panitia pendamping dan kelompok penggembira sekitar 700 orang. Bahkan Rombongan dari Papua Barat akan dipimpin langsung oleh Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan bersama Wakil Gubernur Mohamad Lakotani, Uskup Sorong- Monokwari Mgr. Datus Hilarion Lega, Pr bersama 15 orang pastor, Sekda Papua Barat, Nathaniel Mandacan dan juga lagi berkoordinasi dengan Ketua DPRD Provinsi Papua Barat, Pangdam, Kapolda Papua Barat dan beberapa petinggi lintas agama.
Mengingat jarak dan mempertimbangkan biaya transportasi maka rombongan Pesparani Papua Barat berjumlah 700 orang tersebut berencana mencarter langsung pesawat dari Monokwari, Papua Barat ke Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur pada saat itu.
Pada kesempatan yang sama Ketua LP3K Kabupaten Kaimana, Martinus Furima,SH mengatakan Tim Papua Barat siap hadir full tim dan siap datang berpesta di Kupang.
“Target kita bukan jadi juara, tapi kami 700 orang wakil dari 13 kabupaten di Papua Barat mau hadir di Kupang untuk bertemu saudara kami untuk berpesta menyanyi bergembira bersama,” ujar Martinus
Dia mengatakan, Papua Barat siap menyumbangkan fasilitas bel terbaik untuk peserta lomba yang sudah didesain khusus untuk sebuah perlombaan kelas nasional.
Sementara Pdt. Abraham, S,Th pada kesempatan itu menyampaikan kesan luar biasa bagi NTT yang baru kali ini didatanginya.
“Senang bisa datang ke NTT. Bangga Ketua Flombamora di Kabupaten Kaimana dan Papua pernah memakaikan kami topi khas NTT dan jadi motivasi untuk datang di Kupang. Di Papau Barat katanya antar gereja Katolik dan protestan bersatu membangun persaudaraan sejati melalui event- event rohani dengan membentuk pengurus dan panitia bersama.
Turut hadir dalam Kunjungan Delegasi Pesparani Papua Barat kali ini yakni 2 Putra NTT. Pertama Pembina LP3KD Papua Barat Abia Ulu, seorang putra Alor yang kini menjabat Kepala Badan Keuangan Provinsi Papua Barat dan juga Ketua Peguyuban Flobamora di Papua Barat Clinton Tallo kelahiran Rote Ndao.
Bagi keduanya, sebagai warga Papua kelahiran NTT, mereka siap mendukung terpilihnya NTT sebagai Tuan Rumah pegaleran Pesparani Tingkat Nasional.
Ajang Pesperani Bukan Hanya Milik Umat Katolik Tapi Lintas Agama
Maksud dari kehadiran Tim LP3KD Provinsi Papua Barat untuk berkoordinasi dengan Ketua LP3KD NTT Frans Salem dan Panitia Pesparani 2020 terkait kesiapan NTT sebagai Tuan Rumah Pesparani Tingkat Nasional II tahun 2020.
Kepada Delegasi dari Provinsi Papua Barat, Ketua LP3KD NTT, Frans Salem menjelaskan bahwa sebagaimana daerah dengan mayoritas penduduk Kristen terbesar di Indonesia, Provinsi NTT sangat berterimakasih karena ditunjuk KWI Pusat sebagai Tuan Rumah Pesparani Tingkat Nasional tahun 2020 yang akan digelar di Kupang tanggal 28 Oktober sampai 1 Nopember 2020.
Meski bernuansa rohani gerejawi Katolik kata dia, Pesparani Tingkat Provinsi NTT dan Tingkat Nasional menjadi ajang meningkatkan silaturahmi dan persudaraan nasional. Untuk itulah event Pesparani bukan hanya milik umat Katolik tetapi milik semua umat lintas agama, gereja, pemerintah dan wakil rakyat di DPRD.
Untuk menyukseskan Pesparani Nasional 2020 dengan tema “Mewujudkan Persaudaraan Sejati Untuk Indonesia Maju” tersebut maka sebagai propinsi yang ramah dengan tagline Nusa Terindah Toleransi.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat telah menunjuk Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Provinsi NTT Haji Jamaludin Ahmad sebagai Ketua Umum Panitia Pesparani Nasional dibantu oleh Ketua Panitia Sinun Petrus Manuk, Sekretaris Jacobus Kleden serta jajaran Panitia yang melibatkan unsur pemerintah, tokoh agama, umat lintas agama, tokoh politik dan masyarakat luas termasuk pers untuk mempersiapak penyelenggaran kegiatan dimaksud.
Adapun beberapa langkah persiapan yang telah dilakukan Tim LP3KD Propinsi NTT dengan Panitia Propinsi NTT yakni beraudiensi dengan Gubernur NTT, Uskup Agung Kupang, Kapolda dan Danrem, bertemu Komisi VIII DPR RI, Menteri Agama dan Wakil Preisden K.H. Ma’aruf Amin pada awal Februari 2020.
Selaku tuan rumah, Gubernur NTT juga sudah menyurati Presiden Joko Widodo untuk membuka Pesparani Tingkat Nasional di Kupang pada tanggal 28 Oktober 2020 dan Wakil Presiden K.H.Ma’aruf Amin untuk menutup Pesparani Nasional pada tanggal 1 Nopember 2020.
Saat ini kata Frans, Panitia juga telah meluncurkan Sayemabra Logo dan Mars Pesparani Nasional 2020, mempersiapkan Stadion Oepoi dan GOR Oepoi untuk pembukaan dan penutupan pesparani, persiapan Venue Lomba di Gereja GMIT Paulus Kupang, Gereja katolik St.Maria Asumpta, Aula El Tari, dan taman doa Oebelo untuk persiapan Temu Orang Muda Katolik (OMK) Nusantara.
Panitia juga telah berkordinasi dengan Pemerintah Kota Kupang untuk penataan kota dan pembenahan destinasi wisata, persiapan hotel dan komodasi lainnya untuk menyambut tamu yang diperkirakan mencapai 12.000 orang.
Lebih lanjut kata dia, untuk meramaikan ajang 3 tahunan itu panitia telah merancang berbaga kegiatan penunjang antara lain Parade Kebhinekaan dari Gedung Sasando Kantor Gubernur menuju ke Stadion Oepoi, ada Festival Sarung Nusantara melibatkan 30.000 orang peserta dan Menyanyikan Lagu Haleluya Hendel secara masal 20.000 orang untuk memecahkan Rekor MURI, menggelar Malam Milenial OMK di Oebelo sebagai ajang pertemuan orang muda se Indonesia, Pameran Ekspo Nusantara, Panggung hiburan/ kesenian mural.
Terhadap semua rencana kegaitan ini.
Panitia membutuhkan dana sekitar kurang lebih 70 Miliar untuk membiayai fasilitas Akomodasi, Konsumsi dan Trasportasi Lokal 12.000 peserta dan tamu undangan, penataan venue Lomba dan juga beberapa fasilitas lain untuk menyukseskan event akbar itu. (Hiro Tuames/Fidelis Nogor)