Kredit Konsumtif jadi Primadona di Bank NTT

oleh -334 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Berdasarkan data yang dipaparkan manajeman Bank NTT, kredit konsumtif menjadi primadona (dominan) ketimbang kredit produktif.

“Kredit konsumtif kita masih mendominasi diangka 72 persen. Sedangkan 28 persen itu untuk kredit-kredit produk kita,”kata Direktur Kredit Bank NTT Paulus Stefen Messakh pada acara media gathering Bank NTT press conference akhir tahun 2022 di Subasuka Kupang pada Kamis, 29 Desember 2022.

Messakh mengatakan, pertumbuhan kredit di Bank NTT sebesar 5,17 persen. Data hingga saat ini sudah mencapai angka 5,05 persen dari target 7,5 persen.

“Dan kita targetkan diakhir tahun ini bisa mencapai angka 6,5 persen,”ungkapnya.

Dikatakan, dari angka pertumbuhan tersebut agak lambat dari target. Ini menjadi perhatian dari pengurus bahwa Bank NTT bertumbuh dengan kualitas kredit yang lebih baik.

“Selama ini kita bertumbuh tapi tidak bisa mengendalikan kualitas kredit yang lebih baik. Sesuai dengan keputusan pengurus kita tetap menjaga pertumbuhan dan tetap menjaga kualitas kredit yang kita berikan,”ucapnya.

“Saya kira pertumbuhan kita masih diatas rata-rata dari pertumbuhan kredit yang ada,”tambahnya.

Dijelaskan, sesuai dengan target anggaran untuk kredit modal usaha telah mencapai angka 97 persen dari target anggaran di tahun 2022. Sedangkan kredit investasi sudah mencapai angka 77 persen. Sementara kredit konsumsi telah mencapai angka 99,45 persen.

Untuk kredit UMKM kata dia, sementara ditindaklanjuti di seluruh kantor cabang.
Dari kondisi tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia untuk tahun 2024, rasio pembiayaan inklusi makro prudential maka seluruh bank harus mencapai angka 30 persen.

“Bank NTT per bulan November 2022 kita sudah sampaikan laporan ke Bank Indonesia bahwa telah mencapai angka 24,03 persen. Rasio pembiayaan inklusi makro prudential adalah pembiayaan untuk APBN inklusi. Untuk kredit-kredit UMKM dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),”jelasnya.

Dia menambahkan, dari angka 24 persen itu capaian sudah 20 persen sehingga mendapat insentif. Dimana pihaknya sangat optimis mencapai 30 persen sesuai arahan dari BI dari target di tahun 2024 mendatang.

Lebih lanjut kata dia, untuk pengendalian Non Performing Loan (NPL) menjadi komitmen pengurus di Bank NTT.

“Saya selaku eksekutor untuk melakukan langkah-langkah strategis sesuai dengan pola kerja kita. Untuk penanganan NPL kita masih kendalikan dengan baik sehingga berdasarkan hasil proyeksi di akhir tahun berada diangka 2,8 persen. Memang kalau dibandingkan dengan tahun lalu kita agak sedikit peningkatan,”paparnya.

Dia menyampaikan untuk langkah-langkah bagaimana mengendalikan NPL ini tetap ditindak lanjuti dengan lebih baik lagi.

Untuk pertumbuhan kredit dari tahun 2021 hingga saat ini Non Performing Loan terjaga dengan baik dan tidak ada kredit bermasalah.

“Kita tetap mengejar pertumbuhan namun pertumbuhan yang berkualitas. Untuk kredit yang bermasalah kita efektifkan kantor-kantor cabang sehingga dapat meningkatkan pendapatan kita dari kredit-kredit yang bermasalah itu,”pungkasnya. (Hiro Tuames)