Site icon Suara NTT

KSP Kopdit Swasti Sari Siap Terima Tantangan untuk Produksi Garam Yodium

Suara-ntt.com, Kupang-Manager dan Pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Koperasi Kredit (Kopdit) Swasti Sari siap menerima tantangan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat untuk bergerak di sektor riil terutama dalam hal produksi garam beryodium untuk dikonsumsi.

“Kita ambil bahan bakunya dari Teluk Kupang Kabupaten Kupang yang miliki kandungan NaCl tinggi. Jangan mindsetnya untuk simpan pinjam terus. Harus berani beralih ke sektor riil. Kita punya kebutuhan garam yodium untuk makan di NTT sangat tinggi. Coba pergi ke pasar-pasar di seluruh NTT, hampir semua garam yodium yang beredar itu berasal dari luar NTT, padahal kita punya garam dengan kualitas NaCl terbaik di Teluk Kupang yang bisa kita produksi jadi garam yodium,” kata Gubernur VBL saat menerima Manajer dan Pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Koperasi Kredit (Kopdit) Swasti Sari di ruang kerjanya pada Jumat, 13 Januari 2023.

Menurutnya, Swasti Sari dapat mengambil dan mengisi pasar garam makan itu. Tinggal Swasti Sari mendatangkan mesin produksi yang harganya tidak terlalu mahal sekitar Rp 100 juta.

“Kita mulai dengan lima mesin saja dulu untuk produksi garam yodium misalnya merek Swasti Sari. Kerja sama dan bina para anggota UMKM. Kita bisa minta pengusaha di Teluk Kupang agar garamnya tidak perlu dibawa ke luar lagi, tapi diambil oleh Swasti Sari untuk diproduksi jadi garam yodium makan,”ungkapnya.

Ditegaskan, jika sudah mempunyai garam yodium diproduksi UMKM, pemerintah siap memproteksi serta membatasi distribusi garam-garam produksi luar.

“Pemerintah daerah siap mendukung dengan regulasi agar produksi garam yodium asal NTT ini dapat berkembang. Kalau produksi kita mencukupi kita wajibkan semua hotel dan restoran yang ada di seluruh NTT untuk gunakan garam yodium kita ini karena kualitasnya kita jamin. Tidak kalah bahkan lebih baik dari garam-garam yodium dari luar. Sekarang saya minta Swasti Sari datangkan mesin dulu untuk produksi garam yodium ini,”jelasnya.

Gubernur Laiskodat mengungkapkan, usaha produksi garam yodium tidak banyak mengandung resiko. Kalaupun ada, resikonya sangat kecil.

“Swastisari cukup fokus pada produksi garam yodium dan tidak perlu merambah ke usaha tambak garam karena ini resikonya besar. Pasar garam yodium ini sudah jelas. Semua orang pasti butuh garam untuk makan. Sebenarnya masih banyak sektor riil yang bisa digarap oleh koperasi, tapi saya minta satu ini dulu kita usaha. Kalau bisa bangun juga kerjasama dengan kopdit lainnya karena kebutuhan garam yodium di NTT sangat tinggi,”bebernya.

Tujuan kedatangan Pengurus KSP Kopdit Swasti Sari adalah meminta kesediaan Gubernur untuk menjadi Narasumber pada seminar Nasional tentang Koperasi Kredit dalam rangka HUT ke-35 Kopdit Swasti Sari pada 1 Februari 2022.

Jajaran Pengurus Kopdit Swasti Sari menanggapi dengan antusias tawaran gubernur tersebut. Mereka siap mendatangkan mesin produksi garam yodium dan siap membangun kerjasama dengan perguruan tinggi untuk produksi garam tersebut.

“Kopdit Swastisari sudah mulai bergerak dalam sektor riil dengan memberikan bantuan modal dengan bunga sangat rendah kepada para petani untuk produksi jagung dan hasil-hasil pertanian lainnya di Kabupaten Sumba Barat Daya. Tentu produksi garam yodium ini juga menjadi peluang bagi Kopdit Swasti Sari dalam sektor riil yang akan segera kami tindaklanjuti dan membangun kerjasama dengan dunia perguruan tinggi melalui program Kolaborasi Sosial Membangun Bangsa (Kosabangsa) ,” ujar General Manager Swastisari, Yohanes Saon Helan.

Untuk diketahui, KSP Kopdit Swasti Sari telah berstatus Koperasi Primer Nasional yang memiliki 30 cabang di 6 Provinsi. Dengan nilai aset sudah mencapai Rp 1,57 triliun. Jumlah anggota telah mencapai 165.132 orang dan memperkerjakan 469 orang karyawan. Pada tanggal 1 Februari 2023, Kopdit Swastisari akan berusia 35 tahun. (HT)

Exit mobile version