Suara-ntt.com, Kupang-Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi, membuka kegiatan Aksi 5 dan Aksi 6 untuk percepatan penurunan stunting dan sinergitas pelaksanaan Kampung Keluarga Berkualitas di Hotel Aston Kupang pada Kamis (24/10/2024). Acara ini dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Kupang Richard Elvis Odja, jajaran Staf Ahli Wali Kota, Asisten Sekda, Kepala Perangkat Daerah, Direktur Perusahaan Daerah, Camat, Lurah, serta narasumber dari BKKBN Provinsi NTT, dan kader-kader pelaksana program.
Dalam sambutannya, Linus Lusi menyatakan bahwa kegiatan ini adalah langkah sinergis untuk masa depan generasi sehat dan cerdas. “Stunting adalah masalah serius dan menjadi prioritas nasional. Pemerintah pusat menargetkan penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Di tingkat kota, kami berkomitmen melalui berbagai intervensi spesifik dan sensitif, dengan target menurunkan angka stunting dari 6.000-an menjadi 2.000-an dalam 6 bulan ke depan,” ujarnya.
Aksi 5 bertujuan untuk membina dan meningkatkan kapasitas kader sebagai pelaksana intervensi gizi di desa dan kelurahan, sementara Aksi 6 fokus pada penguatan manajemen data stunting untuk mendukung kebijakan berbasis data yang akurat.
Dalam kesempatan itu, Penjabat Wali Kota juga meluncurkan program inovasi ‘Sepe Punggawa’ diprakarsai oleh Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang, drg. Francisca Johana Ikasasi. Program ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga di tingkat kelurahan melalui pendekatan multidimensi, meliputi pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pelestarian lingkungan. “Program ini bertujuan memberdayakan masyarakat lokal dengan berfokus pada kesehatan, pendidikan, dan ketahanan ekonomi keluarga,” jelas drg. Francisca.
Program ini diharapkan menciptakan lingkungan kondusif untuk pertumbuhan keluarga sehat dan sejahtera, yang mampu berkontribusi positif bagi masyarakat.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kupang dalam laporan panitia menambahkan bahwa Kampung Keluarga Berkualitas mencakup penanganan stunting dengan melibatkan berbagai sektor, serta upaya peningkatan pendidikan, ekonomi, dan kesejahteraan sosial masyarakat.
Pertemuan ini bertujuan memastikan keberadaan kader yang mampu mendukung kelurahan dalam melaksanakan intervensi gizi terintegrasi. Di samping itu, kader-kader ini juga berperan dalam pengumpulan data untuk program penurunan stunting, serta mendukung pelaksanaan Kampung Keluarga Berkualitas. ***