Literasi Finansial di NTT dalam Spirit HUT ke-60 Bank NTT

oleh -224 Dilihat

Literasi Finansial di NTT dalam Spirit HUT ke 60 Bank NTT

Oleh : Verry Guru (Mahasiswa Pascasarjana IAKN Kupang)

17 Juli 2022, PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) atau yang lazim dikenal publik Bank NTT merayakan dan memestakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke 60. Di usianya yang ke 60 tahun, ada begitu banyak prestasi yang ditorehkan bank; yang mayoritas sahamnya dimiliki Pemerintah Provinsi NTT. Karena itu, harus diakui bahwa di bawah kepemimpinan Direktur Utama, Bapak Harry Alexander Riwu Kaho, SH, MM dan seluruh jajaran direksi; Bank NTT berhasil menyabet sejumlah penghargaan.

Tercatat ada sejumlah penghargaan yang diraih Bank NTT antara lain : pada 25 Februari 2022 Gold Award-Excellent; score 86.00; The Best it for Bank Company, Category Regional Development Bank. Pada 30 Maret 2022 menyabet dua penghargaan yakni : Top CSR Award 2022 Bintang 4 dan Harry Alexander Riwu Kaho sebagai Top Leader on CSR Commitment 2022. 20 April 2022 menyabet Top BUMD Awards 2022 Bintang 4; Harry Alexander Riwu Kaho sebagai Top CEO BUMD 2022 dan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat sebagai Top Pembina BUMD terbaik 2022. Pada 28 Juni 2022 Bank NTT menyabet Best Digital Banking; Kategori BPD dengan Dimensi Kolaborasi.

Menariknya di tengah aneka penghargaan yang disabet Bank NTT, manajemen Bank NTT pun menerapkan standar atau sistem untuk memberi penghargaan/reward dan sanksi/hukuman atau punishment kepada personil yang berkinerja baik dan buruk termasuk para pimpinan cabang.

“Saya tidak ingat rinciannya. Skorsing atau suspensi ini merupakan hukuman pemberhentian sementara dari kinerja yang dinilai. Kita memberi sanksi skorsing kepada tujuh pemimpin cabang untuk merefleksikan diri,” tegas Direktur Utama, Harry Alexander Riwu Kaho sebagaimana dilansir harian Victory News, Rabu (18/05/2022).

Menurut Harry Alexander Riwu Kaho, sistem evaluasi seperti ini dimaksudkan tidak saja untuk memperbaiki kinerja Bank NTT agar lebih baik tetapi (juga) supaya ada inovasi dan menjaga semangat pelayanan jasa perbankan.
Pendapat senada diungkapkan, Direktur Teknologi, Informasi dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu. “Ada target-target yang perlu dicapai oleh pemimpin cabang, wakil pemimpin cabang hingga personil pada unit-unit kerja layanan Bank NTT. Kalau tidak capai target maka siap lepas jabatan,” kata Hilarius Minggu, (Ibid, harian Victory News).

Terlepas dari aneka penghargaan yang disabet Bank NTT dan penerapan sistem reward dan punisment yang diterapkan manajemen Bank NTT; harus diakui ada optimisme dalam memandang dan meyakini bahwa Bank NTT ke depan akan lebih baik dan bersaing dengan institusi finansial lainnya yang ada di Indonesia. Serentak dengan itu, publik pun berharap agar Bank NTT membuka ruang akses yang lebih luas kepada seluruh lapisan masyarakat untuk memanfaatkan Bank NTT guna perbaikan tingkat kesejahteraan dengan memberikan layanan yang excellent serta aneka produk yang inovatif.
Harapan inilah yang seringkali didengungkan oleh Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL). Bahkan Gubernur VBL “menantang” manajemen Bank NTT untuk menjadi Bank Devisa.
Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan kegiatan jual-beli secara keseluruhan dengan menggunakan mata uang asing hingga ke luar negeri. Pelayanan bank devisa melingkupi pembayaran ke luar negeri dan jual-beli valuta asing. Bank devisa juga dapat mengeluarkan surat kredit, cek perjalanan, inkaso dan tabungan dalam pasar valuta asing. Kinerja bank devisa dinilai berdasarkan hasil analisa rasio laporan keuangan yang meliputi permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas dan kepatuhan.
Pada penerapannya, bank devisa dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk valuta asing. Namun, ada banyak sumber dana lain yang bisa menjadi pemasukan devisa. Sumber dana bank devisa meliputi: transaksi ekspor yakni ekspor barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta dengan menggunakan jasa bank devisa.

Selain itu, penanaman modal luar negeri; pendapatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI); pinjaman luar negeri; pariwisata dan pembukaan rekening valas. Artinya, dana yang dihimpun dari nasabah perorangan juga dapat menambah dana bank devisa. Bank bisa memberikan bunga rekening valas yang kompetitif supaya orang tertarik untuk membuka rekening valas.

Di titik ini usaha dan kerja keras untuk menjadikan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai salah satu provinsi literasi di Indonesia harus menjadi perhatian sekaligus gerakan bersama seluruh elemen yakni: pemerintah, swasta dan masyarakat. Karena literasi bukan sekadar wacana atau ide besar semata, melainkan harus disertai aksi nyata yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak.

Keseriusan Pemerintah Provinsi NTT di bawah kepemimpinan Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Wakil Gubernur, Josef Adreanus Nae Soi yang telah menerbitkan Perda Provinsi NTT Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pengembangan Budaya Literasi; harus diapresiasi. Kehadiran dan keberadaan Perda ini sesungguhnya memberikan pedoman dan kepastian hukum dalam pengembangan budaya literasi guna meningkatkan literasi dasar yang meliputi: literasi baca, tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan.

Karena itu, gerakan literasi harus dipandang sangat mendesak/urgen untuk meningkatkan kecakapan dan keterampilan masyarakat di abad 21 ini, agar siap menghadapi era emas Nusa Tenggara Timur 2045 yang akan datang. Sehingga gerakan-gerakan literasi yang telah berjalan di masyarakat, mustinya mendapat dukungan penuh dari seluruh stackeholders yang ada di daerah ini.
Salah satu gerakan literasi yang perlu terus didorong adalah literasi finansial atau keuangan. Karena literasi keuangan merupakan salah satu indikator kemajuan sebuah negara. Bank Indonesia sebagai bank central dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) senantiasa menggaungkan betapa pentingnya literasi keuangan untuk diketahui oleh masyarakat. Karena literasi keuangan merupakan pengetahuan dan keterampilan masyarakat terkait finansial agar mampu mengelola dan memanfaatkan keuangan secara maksimal.

Dengan adanya literasi keuangan, masyarakat diharapkan memiliki bekal edukasi yang mumpuni terkait finansial sehingga mampu mengambil sikap dan memilih keputusan keuangan secara baik dan bijak. Teringat pesan “keramat” Warrent Buffet, seorang investor dunia, “kalau kita tidak menemukan cara untuk menghasilkan uang ketika sedang tidur maka kita harus siap untuk bekerja seumur hidup.”

Nah, beragam inovasi yang telah, sedang dan akan dilaksanakan manajemen Bank NTT senantiasa menginspirasi publik di daerah ini untuk menabung dan berinvestasi di Bank NTT. Karena tatkala kita menabung dan berinvestasi di Bank NTT, sesungguhnya kita sedang membangun NTT dalam spirit NTT Bangkit NTT Sejahtera.
Selamat merayakan HUT ke 60 Bank NTT. Melayani Lebih Sungguh…!