Suara-ntt.com, Kupang-Ada terobosan dan inovasi baru dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa dari Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dimana mereka ‘sulap’ atau merekayasa dan memodifikasi mobil bekas menjadi kendaraan operasional pengambilan swab.
Kendaraan itu direkayasa untuk mendukung Laboratorium Biomolekuler Kesehatan Masyarakat yang diresmikan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto beberapa waktu lalu melalui aplikasi zoom.
“Ide ini berawal dari bagaimana kita melakukan tes swab massal tetapi tidak mengumpulkan orang,” kata Kepala Laboraterium Teknik Mesin Undana Kupang, Ben Vasco Tarigan, ST, MM kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Selain itu, jika dilakukan tes swab massal di laboratorium di rumah sakit, akan terjadi kerumuman orang. Di sisi lain, tidak semua orang akan menjalani swab test di rumah sakit karena tidak memiliki modal transportasi.
“Karena itu, kami berpikir bagaimana mobil yang datang ke sana sehingga memangkas biaya dan juga orang rela mau diswab,” ujarnya.
Dalam mobil yang dimodifikasi tersebut terdapat bilik pengambilan swab yang juga merupakan hasil karya dosen dan mahasiswa. Ada pula lemari pendingin untuk menyimpan sampel swab, AC, generator, tempat penyimpanan bahan bakar cadangan, tempat sampah, dan lubang ventilasi.
Menurut Tarigan, mobil swab beroperasi di berbagai tempat, seperti permukiman penduduk, pelabuhan, maupun bandara.
“Bisa membawa sekaligus sampel swab penumpang dari empat pesawat,” ujarnya.
Sementara itu Moderator Forum Academia NTT, Dr. Dominggus Elcid Li mengatakan, mobil tersebut membawa sampel swab yang kemudian dibawa ke Laboratorium Biologi Molekuler Kesehatan Masyarakat di Klinik Pratama Fakultas Kedokteran Undana Kupang.
Dikatakan, ada beberapa pemikiran agar mobil ini bisa menjangkau dan memberikan pelayanan swab di rumah masyarakat. Dengan demikian, bisa memangkas beberapa hal dan masyarakat mau diswab karena tidak mengeluarkan uang untuk biaya transportasi dan lain sebagainya.
“Kalau swab di rumah sakit banyak hal yang diperhitungkan mulai dari uang transportasi, biaya makan minum dan lain sebagainya.
Kemudian pelayanan swab di pelabuhan dan bandara (airpot) bagaimana kita memback up dengan membuat pool test di air pot atau pelabuhan maka mau tidak mau harus ada mobil PCR. Namun saat ini kita belum ada mobil itu sehingga kita akan menggunakan sebuah mobil yang didesain semacam bilik,”katanya.
Dijelaskan, didalam mobil itu sudah dilengkapi lemari pendingin untuk menyimpan hasil swab, ada gancet untuk support arus listrik dan intinya mobil ini stand by untuk sekian jam.
“Contoh kita kemarin ke bandara kalau dari jam 12 sampai jam 12:30 WITA ada empat maskapai maka masih bertahan untuk habis semua swab,”ungkapnya.
Kemudian kata dia, kondisi Provinsi NTT (Kota Kupang) juga tidak seperti daerah-daerah lain karena bisa diakses. Dan mobil seperti ini bisa terobos sampai ke dalam.
“Pemikiran kami ada bagaimana mendekatkan pelayanan pool test ini langsung kepada masyarakat atau sasarannya tanpa meminta untuk memobilisasi massa datang
Untuk sampel di bandara saat ini pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Provinsi NTT, maskapai penerbangan Garuda dan Angkasa Pura.
Lebih lanjut kata dia, kontak tracing akan jadi prioritas ketika akan masuk ke bandara dan pelabuhan. Apalagi mendapat dukungan dari Gubernur NTT soal swab gratis dan ada dukungan dari Menteri Kesehatan.
Dia juga mengatakan, ada mobil yang direkayasa dari teman-teman teknik mesin Undana Kupang. Mobil hasil dari rekayasa itu sudah dilengkapi dengan sarana prasarana dan akan turun ke lokasi yang dibutuhkan. Didalam mobil itu sudah dilengkapi mesin ganset, AC dan lain sebagainya.
Mobil tersebut dirancang khusus dimana sampel yang diswab akan tersimpan didalam dan dibawa ke Klinik Pratama Undana Kupang. Sebelum mobil masuk ke tempat ini akan disemprot terlebih dahulu dengan disinfektan.
Karena ini merupakan mobile swab dan tidak ada antrian karena sistemnya menjemput di bandara dan pelabuhan karena dilengkapi dengan bilik-bilik swab merupakan hasil kreasi dari anak-anak mahasiswa muda. Mobil ini yang akan membawa swab untuk diperiksa.
Untuk diketahui bahwa pengambilan sampel swab untuk 100 orang penumpang bisa dilakukan 30 menit.
“Dan itu kita pastikan tidak ada antrian dan kita bekerjasama dengan maskapai sehingga kartu yang diberikan oleh KKP sudah bisa diisi duluan sebelum mereka mendarat. Bukan mengisi pada saat mengantri itu akan memperlambat. Kita sudah berkoodinasi dengan angkasa pura,”pungkasnya.
Forum Academia NTT juga merupakan kumpulan akademisi dari berbagai disiplin ilmu yang melontarkan ide pembangunan laboratorium untuk tes swab massal yang kemudian bekerja sama Pemprov NTT dan Universitas Undana. (Hiro Tuames)