Suara-ntt.com, Kupang-Penjabat Wali Kota Kupang, Fahrensy Priestley Funay membuka sidang Majelis Klasis Kota Kupang XV Tahun 2024. Pembukaan sidang berlangsung di Gedung Kebaktian Jemaat Koinonia Kupang pada Rabu (13/03/24).
Acara diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Sekretaris Sinode GMIT, Pendeta Lay Abdi Karya Wenyi. Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Majelis Kota Kupang, Pendeta Delviana Poyck-Snae, Kapolres Kupang Kota, Kombespol Aldinan R. J. H Manurung yang mewakili Dandim 1604 Kupang dan Kepala Kejaksaan Negeri Kota Kupang, Ketua Majelis Jemaat dan Pendeta se Klasis Kota Kupang, para presbiter dan segenap Jemaat Koinonia Kupang.
Dalam sambutannya Penjabat Wali Kota Kupang menyampaikan bahwa momentum persidangan hendaknya dimaknai sebagai bentuk deklarasi tekad dan komitmen seluruh pelayan majelis jemaat se-Klasis Kota Kupang untuk melakukan evaluasi dan pembenahan terhadap berbagai program pelayanan yang telah dilaksanakan, sekaligus perumusan langkah-langkah strategis yang akan menjadi arah pelayanan di lingkup Klasis Kota Kupang ke depan, khususnya dalam menjawab tuntutan dinamika pelayanan gerejawi semakin kompleks.
Penjabat Wali Kota Kupang berharap agar persidangan kali ini dapat dilaksanakan dalam terang kasih Kristus, berpegang teguh pada Alkitab di mana gereja mampu menampilkan perannya sebagai wadah penyebarluasan informasi dan kegiatan pembangunan sebagai aktualisasi dari peningkatan jalinan kemitraan antara pemerintah dan gereja.
“Mudah-mudahan persidangan ini dapat merumuskan kebijakan pelayanan dan langkah-langkah strategis ke depan yang mampu dilaksanakan semua komponen gereja se-Klasis Kota Kupang, melalui program-program pelayanan yang lebih efektif, baik untuk menjangkau jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan maupun pembinaan iman jemaat melalui program pelayanan yang kontekstual sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan jemaat masa kini” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Fahren menyampaikan terima kasih atas dukungan gereja yang diberikan selama ini bagi terlaksananya berbagai pembangunan yang dicanangkan pemerintah. “Kami juga mengapresiasi gereja yang selalu menjadi mitra strategis pemerintah khususnya dalam menjaga kerukunan serta toleransi hidup antar umat beragama di Kota Kupang,”ungkapnya.
Diungkapkannya, berkat peran berbagai elemen masyarakat termasuk gereja, Kota Kupang berhasil meraih kembali apresiasi indeks kota toleran di Indonesia. “Kota Kupang berada di urutan ke 9 dari 10 kota paling toleran. Semoga prestasi ini dapat terus kita pertahankan demi mewujudkan Kota Kupang yang aman, damai dan sejahtera melalui berbagai kerja kolaborasi dan kemitraan yang harmonis khususnya di antara gereja dan pemerintah”, tuturnya.
Dalam kesempatan itu Penjabat Wali Kota Kupang meminta semua komponen gereja untuk senantiasa mendoakan Kota Kupang sekaligus ikut berpartisipasi dalam berbagai program pembangunan yang dicanangkan pemerintah.
Sekretaris Sinode GMIT, Pendeta Lay Abdi Karya Wenyi dalam suara gembala menyampaikan gereja harus konsisten melakukan keadilan, membangun solidaritas dan persaudaraan serta mampu mengelola berbagai perbedaan dalam perjalanan pelayanan bersama dengan kerendahan hati, sebab gereja adalah komunitas yang eksemplaris menjadi contoh teladan dalam masyarakat. Dalam naskah eskiologi, ia katakan, persidangan gereja adalah wadah bersama untuk mencari dan menemukan kehendak Tuhan bagi gerejanya. “Karena itu tidak boleh ada pemaksaan kehendak sendiri, melainkan dengan rendah hati meletakan kehendak kita di bawah kehendak Tuhan”, ungkapnya.
Selanjutnya Sekretaris Sinode GMIT menjelaskan bahwa gereja mesti bersiaga dengan hal-hal yang bersifat tanggap darurat. “Kita perlu mengaktifkan alarm kewaspadaan pada setiap unit pelayanan yang bersinggungan dengan tanggap bencana termasuk alokasi yang cukup untuk membackup program tanggap bencana dan yang berkaitan dengan food security,” pungkasnya. (PKP_dev)