Masalah Kependudukan dan Keluarga Berencana di NTT Belum Tertangani dengan Baik

oleh -142 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Berbagai masalah terkait kependudukan dan keluarga berencana di NTT  tidak dapat tertangani dengan baik karena kelembagaannya berjalan sendiri-sendiri dan tidak bersatu padu.

Dengan demikian, Gubernur NTT,  Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) NTT untuk memperkuat kerja kolaboratif dengan berbagai pemangku kepentingan agar berbagai masalah berhubungan dengan kependudukan dan keluarga berencana dapat teratasi.

“Tidak bisa kerja sendiri. Berbagai masalah terkait kependudukan dan keluarga berencana tidak dapat tertangani dengan baik karena kelembagaannya tidak jalan. Konvergensi tidak berjalan. Kabupaten, BKKBN, gereja atau lembaga agama, pendidikan dan budaya jalan sendiri-sendiri. Harusnya semua bersatu padu, ” tegas Gubernur VBL saat menerima audiensi Kepala BKKBN bersama rombongan di Ruang Kerja Gubernur pada Rabu, 10 November 2021.

Menurut Gubernur VBL,  dalam semangat kolaborasi dan konvergensi,  harus jelas rumusan tugas dan tanggung jawab dari setiap pemangku kepentingan. Desain kerja harus terukur dan terarah.

“Misalnya konvergensi untuk penanganan stunting di desa,  semua pemangku kepentingan harus hadir. Dibuat semacam daftar hadir. Kalau salah satu komponen tidak hadir,  harus dicari. Supaya kerjanya bersama dan terarah serta mendapatkan hasil maksimal. Rumuskan gereja atau lembaga agama punya tanggung jawab apa. Semua guru dari tingkat SD sampai SMA/SMK dilibatkan dengan tupoksinya apa, begitu juga tokoh masyarakat dan tokoh adat, “jelas Gubernur Viktor.

Lebih lanjut,  Gubernur VBL menegaskan semuanya harus dilibatkan karena ini menyangkut persoalan kemanusiaan untuk menghasilkan generasi penerus yang berkualitas. Harus juga dirumuskan sanksi sosial bagi masyarakat yang membangkang.

“Saya suka dan beri apresiasi dengan cara Bapak Uskup Agung Kupang yang siapkan kursi khusus dalam gereja yakni yang berwarna merah untuk keluarga yang malas kasih timbang dan ukur berat badan anak di posyandu. Sementara yang rajin boleh duduk di kursi lainnya. Cara-cara seperti ini patut dicontohi untuk mempercepat penanganan stunting, ” tegasnya.

Mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu meminta BKKBN dan instansi teknis lainnya agar mendorong pendamping teknis di tingkat Desa/Kelurahan untuk memperkuat pengawasan kerja kolaboratif ini supaya kerjanya lebih terarah. Prestasi dan pengakuan harus ditunjukan di lapangan.

“Saya tidak tertarik dengan prestasi dan penghargaan yang diakui lewat secarik kertas. Penghargaan tertinggi untuk BKKBN adalah berapa keluarga prasejahtera yang diselamatkan dan berapa banyak remaja puteri yang jadi calon pembawa carrier yang baik bagi generasi berikutnya. Itu keberhasilan manusia. Ukurannya jelas kemanusiaan,  itu baru hebat, “jelas Gubernur VBL. (HT)