Masih 32 Desa/Kelurahan di Alor Belum Nikmati Aliran Listrik

oleh -145 Dilihat

Suara-ntt.com, Kalabahi-Hingga saat ini masih ada 32 dari 175 Desa/Kelurahan atau sekitar 17 persen di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) belum menikmati aliran listrik dan diharapkan pada tahun 2023 mendatang semuanya sudah selesai.

“Alor sampai saat ini pada taraf 83 persen masih 17 persen yakni 32 desa dari 175 desa kelurahan yang masih belum mendapat aliran listrik. Dan kita harapkan tahun 2023 mendatang semuanya sudah selesai,”kata Bupati Alor, Amon Djobo ketika mendampingi Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan kunjungan kerja di Kantor Camat Alor Barat Daya pada Jumat, 10 Juni 2022.

Pada kesempatan ini Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) melakukan rapat kerja bersama seluruh aparat daerah setempat guna membahas hal-hal yang masih menjadi polemik dalam kehidupan sehari-hari. Dan beliau mengajak agar masyarakat mau bekeja keras dan merubah mindsetnya dalam rapat yang dihadiri para kepala desa, camat dan warga masyarakat setempat.

“Tanpa merubah pola pikir kita tidak akan berkembang. Milikilah pola pikir yang maju, yang memikirkan gagasan-gagasan yang maju. Kita tidak bisa menanti dalam diam saja melainkan mencoba sesuatu yang lain yang membawa kemajuan bagi daerahnya,”ungkapnya.

Di akhir rapat masyarakat di beri kesempatan untuk bicara apa saja yang menjadi kegundahan hati mereka. Salah satunya adalah masalah jalan yang masih banyak belum di perbaiki dan penerangan. Kiranya tahun depan sudah bisa selesai dilaksanakan dan penerangan.

“Ibarat pepatah, terang di pagi hari gelap dari siang sampai malam, dikarenakan kami begitu sangat mendambakan listrik untuk lampu jalan,” demikian ungkapan hati Dominggus Apha salah satu warga setempat.

Gubernur saat itu mengatakan, saat ini pemerintah Nusa Tenggara Timur sedang mengupayakan bukan hanya listrik saja tetapi juga infrastruktur-infrastruktur lainnya yang juga penting, sebagai upaya pemerintah daerah untuk kesejahteraan masyarakat ke depannya. Dan kedepan sekitar 5 tahun lagi diharapkan semua sudah terpenuhi.

Kemudian seorang warga bernama Usu meminta bantuan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dari perhatian pemerintah provinsi. Dan Bupati Alor, Amon Djobo mengatakan, program TJPS ini adalah sebuah program yang baru saja dilaksanakan petani Alor. Meskipun program baru memulai, dengan hasil yang masih relatif kecil tetapi Alor sudah melaksanakannya.

Peninjauan Industri Minyak Kayu Putih

Selanjutnya, Gubernur NTT bersama rombongan melanjutkan perjalanan menuju Hutan Nostalgia, dengan tujuan melakukan peninjauan Industri Minyak Kayu Putih yang telah di bangun dari November 2018, oleh kelompok tani di atas tanah sebesar 200 hektar dari luas seluruhnya 600 hektar ditanam pohon kayu putih ini.

“Selama kurang lebih empat bulan sekali daun siap di panen untuk di proses menjadi minyak. Pasaran yang sudah ada di kota Surabaya sebesar 60 bahkan 80 liter dalam bentuk sudah menjadi minyak kayu putih setelah itu perusahaan disana yang akan melanjutkan penjualan dengan label mereka yang baru akan halnya disini sudah punya label sendiri.” demikian penjelasan singkat dari bapak Arli Marthen Keti dari UPTD KPH Provinsi NTT.

Ditempat yang sama, juga memproduksi beberapa macam hasil kerja rakyat berupa madu hutan. Madu yang di kembangbiakan di lahan yang sama dengan proses pengambilannya tidak diperas tapi di aliri tanpa perasaan sehingga mengurangi zat gas yang ada. Juga kopi, asam, dan masih banyak lagi jenis macam produksi hal ini mendapat tanggapan positif Gubernur VBL.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT, Ondy Siagian yang mewakili Gubernur dalam sambutannya mengatakan, minyak kayu putih sebagai salah satu produk unggulan Kabupaten Alor sehingga harapannya kelompok masyarakat produksi minyak kayu putih dapat ditularkan kepada masyarakat lain agar produksi minyak kayu putih ini dapat lebih ditingkatkan. ( HT)