Mendikdasmen dan Penjabat Gubernur Andriko Bahas Tantangan Pendidikan di NTT

oleh -87 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr. Andriko Noto Susanto, mendampingi Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti dalam kegiatan bertajuk Mendikdasmen Mendengar Cerita Pendidikan di NTT yang digelar oleh BPMP Provinsi NTT pada Kamis (5/12/2024) di Hotel Aston Kupang.

Dalam sambutannya, Menteri Abdul Mu’ti menegaskan komitmen pemerintah untuk memastikan seluruh anak Indonesia, termasuk di NTT, mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas.

“Visi besar kami adalah pendidikan berkualitas untuk semua. Kami berupaya memenuhi hak sipil setiap warga negara sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945,” ujar Abdul Mu’ti.

Ia menjelaskan, untuk mencapai visi tersebut, Kemendikdasmen fokus pada standar pendidikan nasional, mencakup infrastruktur, kualitas pendidik, dan kompetensi lulusan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja.

Tantangan Pendidikan di NTT

Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Andriko mengungkapkan bahwa tantangan di sektor pendidikan NTT masih signifikan.

“Dengan lebih dari 1 juta peserta didik di 14.000 satuan pendidikan di seluruh NTT, angka Anak Tidak Sekolah (ATS) masih sangat tinggi, mencapai lebih dari 130 ribu anak,” ungkap Andriko.

Hasil Asesmen Nasional menunjukkan hanya 22 persen satuan pendidikan di NTT yang mencapai kompetensi minimal literasi, sementara kompetensi numerasi berada pada tingkat serupa. Selain itu, kondisi geografis NTT yang terdiri dari lebih dari 500 pulau menjadi hambatan dalam akses pendidikan.

“Ada siswa yang harus menaiki mobil bak terbuka atau mencari sinyal di tempat tinggi untuk mengikuti pembelajaran daring. Ini menunjukkan perlunya kebijakan yang lebih inklusif dan sesuai dengan kondisi lokal,” tambahnya.

Gerakan Literasi dan Kolaborasi

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi NTT telah meluncurkan Gerakan NTT Membaca, NTT Menulis (GENTA BELIS) pada November 2024. Gerakan ini bertujuan meningkatkan budaya literasi di kalangan siswa SD hingga SMA.

Selain itu, Pemprov NTT juga mengembangkan kurikulum lokal, seperti Kurikulum Muatan Lokal Pangan Lokal di Kabupaten TTS, yang berfokus pada ketahanan pangan dan gizi generasi muda.

“Kami percaya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan mitra pembangunan adalah kunci sukses dalam meningkatkan kualitas pendidikan,” jelas Andriko.

Peningkatan Kompetensi Guru

Penjabat Gubernur juga menyoroti pentingnya peningkatan kompetensi guru. Dari 122 ribu guru di NTT, sekitar 18 ribu di antaranya belum memenuhi standar pendidikan formal.

“Pemerintah Provinsi bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk meningkatkan pelatihan guru, sehingga mereka mampu mendorong siswa berpikir kritis dan kreatif,” tuturnya.

Harapan untuk Masa Depan Pendidikan NTT

Menteri Abdul Mu’ti menambahkan, kolaborasi lintas sektor dapat mengubah tantangan menjadi peluang.

“Di balik tantangan, selalu ada potensi besar yang bisa dikembangkan. Dengan semangat gotong royong, pendidikan di NTT akan lebih maju, dan anak-anak di sini memiliki peluang yang sama untuk sukses,” ujarnya.

Acara ini diakhiri dengan sesi diskusi yang melibatkan pemimpin daerah, kepala dinas pendidikan, dan pemangku kepentingan lainnya. Mereka berbagi ide dan praktik terbaik untuk mengatasi tantangan pendidikan di NTT.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, Menteri Abdul Mu’ti dan Wamendikdasmen Fajar Riza Ul Haq sebelumnya mengunjungi tiga sekolah di Kota Kupang, yaitu Yayasan Harapan Bangsa, SDN Bertingkat Naikoten, dan SDN Naikoten 1. Dalam kunjungan ini, mereka meninjau pembelajaran serta mensosialisasikan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat kepada siswa.

Dengan berbagai upaya ini, pemerintah optimistis pendidikan di NTT akan semakin inklusif, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan zaman. ***