Site icon Suara NTT

Mengenal Lebih Dekat Pendataan Long Form SP2020 di NTT

Petugas BPS Sementara Mendata Rumah Tangga Sasaran SP2020 Lanjutan atau Long Form. (Foto Istimewa)

Suara-ntt.com, Kupang-Sensus Penduduk 2020 (SP2020) merupakan upaya Indonesia untuk menuju satu data kependudukan. Pelaksanaan SP2020 beralih menggunakan metode kombinasi melalui pemanfaatan data administrasi kependudukan dari Kementerian Dalam Negeri sebagai data dasar dalam pelaksanaan SP2020.

Rangkaian kegiatan SP2020 dilaksanakan ke dalam dua tahapan yaitu pendataan penduduk dengan menggunakan short form dan instrumen lainnya yang telah dilaksanakan pada tahun 2020, kemudian akan dilanjutkan dengan dengan menggunakan long form pada tahun 2022 ini.

Pendataan SP2020 Long Form (Lanjutan) dilakukan untuk mendapatkan parameter demografi yang akurat dimana pendataannya dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data yang lebih lengkap tidak hanya terkait parameter demografi, tetapi juga terkait pendidikan, disabilitas, ketenagakerjaan maupun perumahan. Oleh karenanya, dirancang adanya sensus sampel sebagai sensus penduduk lanjutan di tahun 2022 menggunakan kuesioner yang memuat pertanyaan yang lebih banyak dan lebih kompleks atau disebut sebagai Pendataan Long Form SP2020.

Pendataan Long Form SP2020 ini dilaksanakan di seluruh wilayah di Indonesia dengan jumlah sampel sebanyak 3.043.600 rumah tangga dalam 190.225 blok sensus (BS). Sementara di Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri ada 112.976 rumah tangga dalam 7.061 blok sensus (BS).

Untuk menyukseskan kegiatan SP2020 Long Form (Lanjutan), Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur (NTT) menerjunkan 2.065 petugas yang mencakup Koordinator Kecamatan/Koseka, Koordinator Tim/Kortim, dan Petugas Pendataan Lapangan/PPL) dalam mendata rumah tangga yang menjadi sasaran.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Matamira B. Kale mengatakan, kegiatan pendataan SP2022 Lanjutan sudah dilaksanakan dari tanggal 1 hingga 30 Juni 2022 mendatang. Sedangkan pemutakhiran data telah dilakukan pada Mei 2022.

Dikatakan, petugas yang melakukan pendataan semuanya berasal dari BPS Kabupaten/Kota yang terdiri atas organik BPS dan mitra yang telah dilatih.

Dijelaskan, pendataan dari BPS tahun 2020 terhenti karena adanya pandemi COVID-19 dan refocusing anggaran. Kemudian baru dilanjutkan di tahun 2022.

“Jadi kegiatan ini merupakan rangkaian atau lanjutan Sensus Penduduk yang dilakukan pada tahun 2020 lalu. Yang kita data tahun 2022 ini tidak seluruh penduduk. Kita hanya data sebagian rumah tangga sesuai dengan sampel yang sudah ditentukan dari metodologi yang sudah rancangkan oleh BPS,”kata Mira pada kegiatan Sosialisasi SP2020 Lanjutan di Aula Kantor BPS Provinsi NTT pada Selasa, 7 Juni 2022.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Matamira B. Kale Pose Bersama Awak Media.

“Jadi hasil SP2020 Lanjutan ini akan digunakan sebagai tolak ukur indikator form kependudukan. Jadi penduduk itu merupakan subjek dan objek pembangunan tentu karakteristiknya. Dan, juga merupakan bahan untuk evaluasi kebijakan dan capaian-capaian pembangunan. Jadi data penduduk itu sangat strategis”,tambahnya.

Ia berharap, bagi masyarakat atau rumah tangga yang terpilih menjadi sampel dalam kegiatan Sensus Penduduk 2020 Lanjutan di tahun 2022 diminta untuk memberikan data secara jujur dan benar kepada petugas sensus.

“Bagi rumah tangga yang terpilih menjadi sampel diminta untuk terima kedatangan petugas sensus dan berikan jawaban atas pertanyaan dengan benar dan jujur”, ujarnya.

Dia menguraikan, ada dua tahapan dalam rangkaian kegiatan sensus penduduk 2020 (SP2020) Lanjutan yakni; tahapan pertama, penduduk Indonesia dicatat dengan menggunakan kuesioner sederhana (short form) pada tahun 2020. Kemudian tahapan kedua, BPS melakukan pendataan secara lebih rinci kepada rumah tangga yang menjadi sampel pada tahun 2022. Dan kegiatan ini disebut SP2022 Lanjutan.

Dikatakan, tujuan dari kegiatan itu adalah menyediakan parameter demografi serta karakteristik penduduk lainnya untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan.

Sejauh ini sebanyak 4,3 juta rumah tangga Indonesia yang terpilih menjadi sampel dan tersebar di seluruh Indonesia termasuk Provinsi NTT.

Data yang dikumpulkan sebut Mira antara lain; karakteristik penduduk, perpindahan penduduk, pendidikan dan komunikasi, disabilitas, ketenagakerjaan, kelahiran, kematian serta perumahan.

Lebih lanjut kata dia, sebelum melakukan pendataan ke rumah tangga terpilih, Petugas sensus akan berkoordinasi dengan aparat lingkungan setempat baik itu Ketua RT maupun RW. Dan dalam menjalankan pendataan di lapangan, petugas sensus akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD).

Ia menambahkan, Sensus Penduduk 2020 Lanjutan merupakan potret demografi di Indonesia termasuk di NTT. Dari hasil evaluasi SP2020 Lanjutan sebagai indikator Millenium Development Goals (MDGs)  dan rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) untuk mengukur sejauh mana data kependudukan dan pembangunan.

Dia juga mengatakan, dalam kegiatan Sensus Penduduk 2020 Lanjutan dilakukan melalui beberapa metode. Dan diharapkan kegiatan itu berjalan dengan baik. Kegiatan SP2022 dapat dilakukan melalui pemutakhiran data di masing-masing area yang disebut dengan blok sensus.

“Satu blok kita diambil data melalui kuesioner long form atau C2,”bebernya.

Dia menambahkan bahwa usaha yang dilakukan oleh BPS akan sia-sia jika tidak ada informasi yang akurat dari masyarakat. Dengan demikian peran masyarakat sangat penting dalam pendataan.

Sementara itu Koordinator Reformasi Birokrasi dan Satu Data dan Statistisi Madya BPS Provinsi NTT, Indra Achmad S. Souri dalam paparan materinya mengatakan, hampir semua kabupaten di NTT menggunakan metode PAPI (paper berbasis kuesioner kertas) dalam kegiatan pendataan Sensus Penduduk 2020 (SP2020) Lanjutan di tahun 2022.

“Dan saat ini ada lima kabupaten yang menggunakan metode PAPI dalam pendataan SP2020 Lanjutan antara lain Kabupaten Manggarai, Ngada, Lembata, Kota Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS. Sementara kabupaten lainnya menggunakan metode aplikasi gadget,”ungkapnya.

Dikatakan, kedua metode itu digunakan untuk memperoleh data menghitung parameter demografi baik itu kematian, kelahiran dan lain sebagainya.

“Kami BPS selalu independen dalam menyajikan data yang diperoleh dari masyarakat dengan metodologi yang benar dan obyektif,”katanya.

Dijelaskan, kegiatan sensus penduduk 2020(SP2020) soft copy sudah dilakukan pada tanggal 15 Pebruari sampai bulan Maret 2020 kemudian diperpanjang hingga bulan Mei 2020.

Koordinator Reformasi Birokrasi dan Satu Data dan Statistisi Madya BPS Provinsi NTT, Indra Achmad S. Souri Memaparkan Materi SP2020 Lanjutan.

Selain itu ada lagi namanya sensus penduduk September 2020 itu berupa aplikasi online. Karena adanya pandemi COVID-19 dan refocussing anggaran maka SP2020 Lanjutan (Long Form) baru dilaksanakan di tahun 2022. Dimana dasarnya adalah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik. Dan itu merupakan dasar pelaksanaan sensus penduduk 2020.

Untuk diketahui bahwa sensus penduduk pertama kali diselenggarakan pada tahun 1961 dan setiap tahun yang berakhiran nol akan dilakukan sensus penduduk. Dan tahun 2020 adalah sensus penduduk ke-7.

Selain sensus penduduk kata dia ada sensus pertanian dan ekonomi. Dan visi besar dari sensus penduduk 2020 adalah bagian indikator untuk mendapatkan data kependudukan.

Di sensus penduduk short form masih mencakup statistik dasar kependudukan yang nota bene belum mencakup rencana pembangunan MDGs atau RPJMN. Itu masih membicarakan komposisi, distribusi dan soft copy. Untuk aspek-aspek yang mengarah kepada stabilitas, perumahan, imigrasi, kelahiran, kematian baru ada dalam SP2020 Lanjutan dalam pertanyaan yang lebih panjang sebanyak 25 halaman dan memiliki kuesioner dengan menggunakan aplikasi gadget dan PAPI (paper berbasis kuesioner kertas).

Saat ini kata dia sedang dilakukan proses pencacahan atau pendataan mulai dari 1 sampai 30 Juni 2022.

“Evaluasi pencapaian pembangunan ini akan kita dapatkan setelah proses ini berlanjut bahwa ada aspek kependudukan yang menjadi bagian dari MDGs dan RPJMN,”ujarnya.

Lebih lanjut kata dia, dasar kebijakan pembangunan di Indonesia menuju Indonesia Emas tahun 2045. Ini merupakan misinya Presiden Joko Widodo. Dimana Indonesia di tahun 2045 adalah masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

“Ini kita sudah melewati bonus demografi. Penduduk kita pada saat Indonesia Emas itu mencapai empat tujuan karena penguasaan teknologi informasi hampir seluruh masyarakat mengetahui dan menguasainya,”ucapnya.

“Tahun 2021 kita rencana untuk melanjutkan sensus penduduk long form ini namun ditunda karena refocussing anggaran sehingga pada tahun 2022 baru dilaksanakan sensus penduduk 2020 lanjutan,”tambahnya.

Dalam paparan itu Indra Achmad juga mengatakan, SP2020 sifatnya hanya populasi 5 persen dari jumlah penduduk di masing-masing wilayah yang ambil secara sampel. Karena dalam melakukan sensus penduduk itu membutuhkan biaya yang besar, waktu yang cukup lama, tenaga yang banyak dan ketelitian yang luar biasa dengan aspek-aspek yang dirancang untuk mendapatakan jumlah komposisi dan distribusi penduduk melalui pendekatan sampel survey.

Selain itu BPS juga melakukan survey dampak kopi terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Dan media adalah bagian keluarga dari BPS dalam menyuarakan kepentingan aspek-aspek yang menyentuh kependudukan, sosial, ekonomi termasuk berita soal BPS itu sendiri. (Hironimus Meta Tuames)

Exit mobile version