Menteri Kesehatan Launching Implementasi Teknologi Wolbachia di Kota Kupang

oleh -236 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin didampingi Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake melaunching Implementasi Teknologi Wolbachia di halaman depan Kantor Camat Oebobo Kota Kuoang pada Selasa, 24 Oktober 2023.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan dalam mencegah dan mengurangi penyakit Demam Berdarah (DBD) alangkah indahnya di mulai dari tingkat Posyandu dan Puskesmas.

“Demam berdarah adalah virus yang dibawa oleh nyamuk, dan teknologi Wolbachia ini telah diteliti di Universitas Gajah Mada Yogyakarta oleh peneliti Indonesia. Data Demam Berdarah di Yogyakarta dengan adanya teknologi Wolbachia ini kita lihat menurun drastis. Teknologi Wolbachia ini bagus, maka kemudian kami pilot projectkan di lima kota dan Kota Kupang salah satunya,” ujar Menteri Kesehatan.

Menteri Kesehatan meminta agar Dinas Kesehatan Kota Kupang aktif memberikan edukasi kepada masyarakat terkait teknologi Wolbachia ini, selain itu dirinya juga mengharapkan jajaran Dinas Kesehatan dan Kepala Puskesmas dapat menjalin koordinasi dengan pihak akademisi untuk mengadakan riset guna mengetahui data dampak sesudah dan sebelum diimplementasikannya teknologi Wolbachia ini, sehingga kebijakan kita dapat jauh lebih baik lagi kedepannya.

“Mudah-mudahan masyarakat menjadi lebih sehat dan terkait pilot project implementasi Wolbachia, diharapkan virus Demam berdarah dapat menurun,”ungkapnya.

Sementara Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake dalam kesempatan itu menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan karena telah memilih Kota Kupang sebagai salah satu dari 5 (lima) kota Pilot Project Implementasi Wolbachia dan berharap NTT mendapat tempat istimewa di hati Bapak Menteri Kesehatan RI.

“Pemerintah dan Masyarakat Nusa Tenggara Timur mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan khususnya kepada Bapak Menteri, karena telah memilih Kota Kupang sebagai salah satu dari 5 (lima) kota Pilot Project Implementasi Wolbachia dan semoga NTT memiliki tempat teristimewa di hati bapak Menteri,”ucap Kalake.

Dijelaskan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan masalah kesehatan yang serius di NTT. Semua Kabupaten/Kota di NTT masuk kategori endemik penyakit Dengue dengan hampir setiap tahun terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) serta peningkatan kasus dan kematian di beberapa daerah.

Dikatakan, pada tahun 2022, ada kasus 3.376 kasus dengan 29 kasus kematian. Beberapa Kabupaten/Kota dengan kasus tertinggi yaitu Kabupaten Manggarai Barat, Sikka, Sumba Barat Daya, Kota Kupang dan Sumba Barat, sedangkan kasus kematian tersebar di 13 Kabupaten/Kota termasuk di Kota Kupang dengan 1 kasus kematian.

“Pemerintah Provinsi NTT berharap dengan terpilihnya Kota Kupang dalam Implementasi Teknologi Wolbachia dapat meningkatkan pemahaman masyarakat NTT tentang teknologi ini. Selain itu, kami juga berharap agar nantinya implementasi teknologi Wolbachia ini dapat diperluas ke 21 Kabupaten lainnya di NTT sehingga dapat mengurangi kasus DBD di NTT secara signifikan,”ucapnya.

“Sebentar lagi, kita akan memasuki musim penghujan yang cenderung meningkatkan jumlah kasus DBD. Untuk itu saya menghimbau seluruh masyarakat NTT untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan langkah 4M (Menguras, Menutup, Mengubur dan Memantau) Plus gunakan obat nyamuk, kelambu dan tanam tanaman pengusir nyamuk serta segera ke fasilitas kesehatan jika ada gejala-gejala DBD,”imbaunya.

Lebih lanjut dia menekankan implementasi teknologi ini dapat berhasil mengurangi jumlah kasus DBD jika ada kerja kolaborasi dari pemangku kepentingan dan partisipasi aktif dari masyarakat demi mewujudkan NTT Maju dan Sejahtera melalui upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Pada kesempatan yang sama Penjabat Wali Kota Kupang, Faren Funay mengatakan Pemerintah Kota Kupang menyambut baik Implementasi Inovasi Wolbachia dalam mengatasi wabah DBD yang masih menjadi masalah kesehatan serius masyarakat Kota Kupang.

“Jumlah kasus DBD di Kota Kupang telah menurun, jumlah khasus DBD di Kota Kupang berada diangka 187 kasus, jauh dari jumlah khasus di Tahun 2022 yang berada di angka 455 kasus,”jelasnya.

“Kota Kupang telah menerapkan cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk dengan langkah 4M (Menguras, Menutup, Mengubur dan Memantau) serta menurunkan petugas lapangan untuk mensosialisasikan pencegahan dan mengurangi kasus DBD,” tambah Penjabat Wali Kota Kupang.

Dalam Laporan yang disampaikan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu Kota Kupang merupakan kota ke-4 (empat) yang melauncing Implementasi Wolbachia setelah kota Semarang, Kota Bontang dan Kota Denpasar.

Dasar pelaksanaan implementasi ini ialah Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/1341/2022 tentang Penyelenggaraan _Pilot Project_ Penanggulangan Dengue dengan Metode Wolbachia.

“Untuk Kita ketahui bersama bahwa Wolbachia sendiri adalah bakteri alami yang umum ditemukan di hewan arthropoda atau serangga, dan mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Penelitian Universitas Gajah Mada Yogyakarta membuktikan bahwa teknologi ini mampu menurunkan 77 persen angka kejadian kasus Dengue dan mengurangi masuk RS sebesar 86 persen,”jelas dr. Maxi Rein Rondonuwu.

“Bakteri Wolbachia ini dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes Aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Jika Aedes Aegypti jantan berwolbachia kawin dengan Aedes Aegypti betina maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblok. Selain itu, jika yang berwolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak berwolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung wolbachia,”tambahnya.

Adapun kegiatan launching ini diakhiri dengan Penandatanganan Kerja sama antara Kemenkes RI dan Pemerintah Kota Kupang, sekaligus penyerahan paket ember Wolbachia dari Menteri Kesehatan kepada kader dan masyarakat di Kecamatan Oebobo sebagai tanda dimulainya implementasi Wolbachia di Kota Kupang. Kemudian dilanjutkan dengan peletakan ember Wolbachia di rumah masyarakat di wilayah Kecamatan Oebobo. (HT)