Nilai Tukar Petani NTT Turun 0,01 Persen

oleh -193 Dilihat

Suara-ntt.com, Kupang-Berdasarkan data yang dirilis dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan hasil pemantauan harga-harga pedesaan pada Agustus 2021, dimana nilai tukar petani (NTP) di NTT turun menjadi 0,01persen dibandingkan bulan Juli 2021.

Kepala BPS Provinsi NTT, Darwis Sitorus mengatakan, penurunan ini disebabkan oleh menurunnya indeks harga terima dan indeks bayar petani. Indeks NTP ini masih berada di bawah 100 yang berarti bahwa daya beli masyarakat masih rendah yang belum dapat memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan barang modal.

“Bila ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Agustus dengan NTP Juli maka subsektor yang mengalami penurunan adalah hortikultura dan perikanan,” kata Darwis Sitorus secara _live streaming_ melalui channel youtube Humas BPS NTT dan Facebook BPS Provinsi NTT pada Rabu, 1 September 2021.

Sitorus mengatakan, Nilai Tukar Petani bulan Agustus 2021 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2018 (2018=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

Dikatakan, pada bulan Agustus 2021, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 95,05 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 93,97 untuk subsektor tanaman padi-palawija (NTP-P); 104,00 untuk sub sektor hortikultura (NTP-H); 91,80 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 104,07 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 92,26 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).

“Terjadi penurunan 0,01 persen pada NTP Agustus jika dibandingkan dengan NTP Juli. Penurunan indeks harga ini disebabkan oleh penurunan harga terima dan bayar pada bulan Agustus jika dibandingkan dengan harga bulan sebelumnya. Penurunan ini juga terjadi khususnya pada subsektor tanaman hortikultura,”ungkap Sitorus.

Dijelaskan, pada daerah pedesaan terjadi deflasi khususnya pada komoditas konsumsi rumah tangga subkategori makanan, minuman dan tembakau.

Untuk diketahui bahwa nilai tukar petani yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan.

NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan perubahan harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Agustus, indeks harga yang diterima petani menurun 0,09 persen dibandingkan Juli yaitu dari 100,53 menjadi 101,45. Penurunan It pada Agustus disebabkan oleh menurunnya indeks terima hampir seluruh subsektor kecuali perkebunan rakyat.

Lebih lanjut kata dia, melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada Agustus indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami penurunan dibanding dengan bulan Juli yaitu dari 106,81 menjadi 106,73 atau turun 0,08 persen.

“Dan seluruh subsektor mengalami penurunan indeks bayar petani,”pungkasnya. (HT/Humas BPS NTT)