Site icon Suara NTT

NTT jadi Tuan Rumah Penyelenggara Rakornas Pencegahan dan Persiapan Pengawasan Kampanye Pemilu 2024

Suara-ntt.com, Kupang-Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Provinsi NTT menjadi tuan rumah penyelenggara rapat koordinasi nasional (Rakornas) Pencegahan dan Persiapan Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum Tahun 2024.

“Saya, atas nama Pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas dipilihnya Nusa Tenggara Timur sebagai tempat pelaksanaan Rakornas ini. Selamat datang di Bumi Nusa Tenggara Timur kepada Bapak/Ibu Pimpinan Kementerian/Lembaga, Narasumber, dan peserta yang telah menghadiri kegiatan ini,”kata Penjabat Gubernur NTT saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Pencegahan dan Persiapan Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum Tahun 2024 di Hotel Harper pada Sabtu (14/10/2023) malam.

Dijelaskan saat inj akan segera memasuki tahapan-tahapan penting menuju Pemilihan Umum 2024, yakni tenggat waktu Pendaftaran Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden, batas waktu Penetapan Daftar Calon Tetap Anggota Legislatif. Kemudian diikuti dengan masa kampanye selama 75 hari sejak 28 November 2023 sampai dengan 10 Februari 2024. Sesuai amanat UU Nomor 7 Tahun 2023 tentang “Penetapan Perppu 1/2022 tentang Perubahan UU 7/2017 tentang Pemilihan Umum menjadi Undang-Undang,”ungkap Ayodhia.

Dia mengharapkan Bawaslu selaku Lembaga Penyelenggara Pemilu dapat selalu konsisten berperan penting dalam mencegah pelanggaran dan sengketa proses pemilu, dan dapat bekerja dengan sangat optimal untuk meminimalisasi potensi pelanggaran, khususnya dalam masa kampanye.

“Melalui Rakornas Pencegahan dan Persiapan Pengawasan Kampanye Pemilihan Umum Tahun 2024 yang diikuti oleh seluruh jajaran Bawaslu dari pusat sampai daerah merupakan forum strategis untuk menyatukan pemahaman dan persepsi terhadap regulasi yang sudah ada maupun ketentuan teknis Peraturan Bawaslu,”jelasnya.

“Semoga materi-materi yang disampaikan oleh para Narasumber dapat meningkatkan pengetahuan bersama sekaligus mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan dan pengawasan kampanye sesuai dengan tingkat kewenangan masing-masing,” lanjutnya.

Ia menekankan bahwa berbagai upaya-upaya mitigasi terhadap potensi kerawanan dan pelanggaran perlu diidentifikasi sejak dini agar dapat segera dipersiapkan langkah-langkah pencegahannya. Sosisialisasi juga perlu terus ditingkatkan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan terkait, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam mencegah pelanggaran dan mengawasi pelaksanaan tahapan kampanye.

“Pada kesempatan ini, saya mengajak kepada seluruh masyarakat NTT untuk tetap menjaga situasi kondusif dan kedamaian selama tahapan-tahapan menuju tanggal 14 Februari 2024. Saya juga menghimbau kepada seluruh ASN di Provinsi NTT untuk tetap menjaga netralitas,”ajaknya.

Anggota Badan Pengawas Pemilihan umum, koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu RI, Lolly Suhenty dalam sambutanya menyampaikan beberapa isu – isu strategis kerawanan yang perlu diidentifikasi sejak dini.

“Bukan tanpa alasan NTT dijadikan tuan rumah kali ini selain karna kita masih mengingat dengan baik sebagai Nusa Terindah Toleransi, Provinsi NTT ini juga mengajarkan kita cara melihat tahapan – tahapan krusial dalam pemilu melalui indeks kerawanan pemilu (IKP), dimana kalau melihat data Provinsi NTT secara keseluruhan IKP posisi Provinsi NTT pada Rawan Sedang tetapi begitu kita lihat lagi dengan baik maka rawan tinggi pada dimensi kontestasi,” jelas Lolly.

Ia menjelaskan dimensi kontestasi NTT Rawan Tinggi walaupun secara akumulasi 4 dimensi besar Rawan Sedang scorenya 56,75 karna apa? Salah satunya karena maraknya kampanye diluar jadwal. Kalau kita lihat peristiwa pilkada maupun pemilu sebelumnya, maka ini menjadi hal yang harus kita pikirkan dengan baik bagaimana caranya kerawanan tinggi itu tidak terjadi lagi,” tambahnya.

Sebagai pengawas Pemilu perlu memitigasi resiko dan memastikan identifikasi kerawanan dilakukan secara _update_ berkelanjutan menjadi penting dilakukan.

Dia berharap sebagai pengawas pemilu, pihaknya wajib punya keberanian menjalankan kerja profesional, sehingga forum diskusi yang akan kita laksanakan ini akan menambah energi positif untuk keberanian-keberanian itu, mengidentifikasi isu-isu kerawanan sejak dini seperti isu Netralitas ASN, Politik Uang, isu SARA dan isu-isu lainnya agar dapat diatasi dan tidak terjadi lagi sehingga kita harus memiliki keberanian, dimana keberanian tanpa pengetahuan disebut nekat, sedangkan keberanian berdasarkan pemahaman regulasi itu yang disebut hebat.

“Selamat berdiskusi, selamat memberikan hasil terbaik untuk strategi pencegahan kualitas pengawasan tahapan kampanye kita.” harap beliau.

Kegiatanpun dibuka secara resmi ditandai dengan menyentuh layer LED oleh Anggota Badan Pengawas Pemilihan umum, koordinator Divisi pencegahan, partisipasi Masyarakat dan hubungan Masyarakat Bawaslu RI, Lolly Suhenty, Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake, Deputi Bidang Dukungan Teknis Bawaslu RI, Dr. La Bayoni, Ketua Bawaslu Provinsi NTT, Nonato Da Purificacao Sarmento dan unsur Forkopimda Provinsi NTT.

Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 hari dan diikuti oleh perwakilan anggota Bawaslu Provinsi dan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.

Untuk diketahui kegiatan ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan, di antaranya menginventarisir masalah dan kerawanan tahapan kampanye berdasarkan pengalaman pemilu 2019 dan berdasarkan analisis terhadap isu kampanye pemilu saat ini, penyamaan tafsir, persepsi, dan pemahaman antara stakeholder dan pengawas pemilu di seluruh tingkatan mengenai pencegahan pelanggaran dan pengawasan tahapan kampanye.

Selain itu untuk memperoleh masukan dari instansi/lembaga akademisi, masyarakat sipil yang berkaitan dalam pencegahan dan pengawasan tahapan kampanye, menentukan peta jalan strategi pencegahan dan pengawasan tahapan kampanye pemilu. (HT)

 

 

Exit mobile version