Site icon Suara NTT

NTT Masuk 10 Besar Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Suara-ntt.com, Mbay-Mencermati data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, NTT termasuk 10 Provinsi (Provinsi Riau, Riau, Bangka Belitung tumbuh 0,97 persen, Yogyakarta 6,14 persen, Nusa Tenggara Timur (NTT) 0,12 persen, Sulawesi Utara 1,87 persen, Sulawesi Tengah 6,26 persen, Sulawesi Tenggara 0,06 persen, Maluku Utara 13,45 persen, Papua Barat 1,47 persen, termasuk Papua 14,28 persen) yang pertumbuhan ekonominya positif, tentunya berkontribusi juga terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal I Januari-Maret 2021 sebesar tujuh persen.

Hal itu diungkapkan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat memberikan sambutan pada acara kunjungan kerja (Kunker) di Kabupaten Nagekeo pada Senin, 24 Mei 2021.

“Untuk memastikan kondisi pertumbuhan ekonomi NTT tetap positif, maka pemimpinnya harus berada di lapangan guna berkolaborasi dalam melaksanakan pembangunan dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dengan pendekatan kerja cerdas, cepat dan tepat,” katanya.

Gubernur Viktor mengungkapkan dalam situasi sulit ini pihaknya tetap konsisten dalam penganggaran yang diarahkan untuk penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi daerah.

“Perintah Bapak Presiden kepada para Gubernur agar menginjak gas dan rem artinya secara terkontrol antara penanganan pandemi COVID-19 dan memastikan aktivitas ekonomi kita tetap positif dan lebih meningkat lagi”.

“Banyak pihak yang protes terkait kebijakan pariwisata sebagai lokomotif pembangunan di NTT karena ketika pandemi, pariwisata menjadi sektor yang paling terdampak. Namun kita dapat buktikan pertumbuhan ekonomi kita tidak terpuruk selama pandemi. Kenapa? Karena rantai nilai dipasok dari dalam NTT. Pengalaman mengatasi COVID- 19 menjadi pelajaran bagi kita dalam membangun pariwisata harus juga mendesain rantai nilainya sehingga situasi sulit apapun daerah ini tetap berkontribusi positif bagi Pertumbuhan Ekonomi Nasional,” ujar Gubernur Viktor

Dia juga menegaskan terkait desain kelembagaan di tingkat Desa yaitu kolaborasi antar Bumdes dan Koperasi.

“Terkait Bumdes, kita harus mampu memilah program dengan pemahaman karakteristik masyarakat kita yang belum memiliki pengetahuan bisnis yang mumpuni sehingga Bumdes tidak bisa maksimal dalam mengolah potensi ekonomi di desa. Padahal kita ini Provinsi dengan koperasi-koperasi besar di dalamnya. Konsepnya masyarakat sudah paham karena sebagian besar dari kita adalah anggota koperasi. Tinggal pembekalan ekonomis, perencanaan bisnis, perencanaan keuangan, dan dikolaborasikan dengan Bumdes. Saya ingin di NTT, Koperasi dan Bumdes di kolaborasikan karena Bumdes tergantung pada kepala desa yang paham tentang kewirausahaan dan visioner, kalau tidak paham maka kegagalan yang terjadi, kalau koperasi, pemilik saham adalah anggotanya, satu org satu suara sehingga kalau terjadi perubahan pada kepemimpinan didesa dan gesekan antara pengurus dengan kepala desa, lembaga koperasi ini tetap hidup,”ungkapnya

“Untuk itu, Kadis PMD segera bawa konsep ini Kementrian Desa dan PDT, desain penggabungan Bumdes dan  Koperasi, pelajari dan kolaborasikan Dinas Koperasi TKT,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Nagekeo, Yohanes Don Bosko dalam Sambutanya, menggambarkan dukungan dan sinergitas dalam pembangunan Pariwisata di Kabupaten Nagekeo.

“Kunjungan kerja kali ini rasa tamasya tapi tetap fokus pada pembangunan NTT. Desain Pariwisata di Nagekeo dapat dijabarkan dalam beberapa Ring yakni di desa solo tempat kita mlaksanakan kegiatan termasuk ring ebulobo dengan atraksi wisatanya tinju tradisional yang dilaksanakan setiap bulanya, ring amagelu dengan atraksi wisatatinju tradisional, ring Lena dengan atraksi wisata rohani, ring inde dengan atraksi wisata alam dan budaya, dan ring Mbay dengan atraksi ritual adat dan tenun ikat,” ungka Bupati Don Bosko

“Daerah kita sangat memungkinkan untuk kita kaya raya, asalkan kita tidak malas dan bekerja cerdas, cepat dan tepat, prinsipnya pelaksanaan pembangunan di wilayah Kabupaten Nagekeo kita berkolaborasi secara bersama-sama untuk kesejahteraan masyarakat,” ungkap Bupati Yohanes. (HT)

Exit mobile version