Suara-ntt.com, Kupang-Masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) diminta untuk memakai produk produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) lokal itu menjadi kebanggaan sendiri.
“Kita harus gunakan hasil UMKM kita, misalnya teh kelor, sabun kelor, kopi lokal, kerajinan tangan kita. Itu supaya pasar dengan produk-produk lokal dapat bertumbuh pesat. Ini juga instruksi Presiden untuk dapat memulihkan ekonomi dan menumbuhkan ekonomi kita,”kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) ketika melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Desa Kufeu Kecamatan Io Kufeu Kabupaten Malaka pada Minggu, 24 Januari 2022.
“Kita datang ke sini juga untuk melihat langsung pengembangan kelor sebagai komoditi unggulan. Ini juga upaya kita untuk mendorong kelor untuk jadi produk unggulan dan ciri khas Provinsi NTT untuk dikenal dengan kelor,”ungkapnya di Rumah Produksi Marungga Organik Bumdes Kufeu.
Gubernur mengatakan, masyarakat harus menjadi pasar bagi produk-produk UMKM. Masyarakat dan juga setiap perangkat daerah harus beli, dan pakai produk lokal karena itu adalah kebanggaan, kehormatan dan martabat kita yang memiliki segudang kekayaan di Provinsi NTT,”ujarnya.
“Malaka ini daerah yang punya potensi melimpah. Namun harus dikelola dengan baik dan benar. Kita ingin agar Malaka ini nantinya menjadi lumbung garam dan turut menyumbang bagi kebutuhan garam nasional. Itu akan sangat membanggakan bagi masyarakat dan bagi kita semua,”tambahnya.
Direktur Unit Budidaya Kelor Bumdes Kufeu, Nina Purwiyantini
menjelaskan, kini kapasitas produksi 901 kilogram setiap panenan.
“Kini terdapat tujuh desa penyangga produksi serta penyerapan tenaga kerja kini mencapai 450 orang. Area pemasaran kita kini sudah pasarkan di TTU, Malaka, Kabupaten Kupang, Pekan Baru, Semarang, Jogjakarta. Juga ada permintaan untuk kita kirimkan ke wilayah jangkauan Kanada, Argentina, Brazil dan Australia. Omset saat ini mencapai 58 juta,” jelasnya.
Sementara itu, salah seorang Petani Kelor yang bernama Hilarius Bria yang juga menuturkan, dengan adanya Bumdes Kufeu pengelolaan kelor ini maka akan sangat membantu mereka untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga.
“Kami sangat bersyukur karena dengan menjadi petani kelor ini. penghasilan kami setiap kali panen itu kami serahkan pada bumdes berkisar 40 kg sampai 50 kg dan satu Kg dihargai Rp 5.000. Kami tentunya bangga karena kita kerja dengan hasil alam yang kita punya dan kerjakan sendiri serta punya manfaat bagi ekonomi keluarga,”bebernya.
Untuk diketahui, Gubernur NTT juga ikut memantau vaksinasi pelajar Siswa SDK Nela Atambua, Meninjau Balai Latihan Kerja Komunitas Yayasan Emaus Seminari Lalian, Melaksanakan Penanaman Perdana TJPS di Desa Rinbesihat, serta meninjau Pabrik Porang di Kabupaten TTU. (HT)